Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Peristiwa G30S PKI

Kisah AIP Karel Satsuit Tubun, Tetangga Jenderal AH Nasution yang Tewas dalam Peristiwa G30S/PKI

Peristiwa Gerakan 30 September atau G30S/PKI diperingati pada hari ini, Rabu (30/09/2020).

Editor: Alexander Pattyranie
Grafis tribunmanado.co.id
AIP KS Tubun - Pahlawan Revolusi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa Gerakan 30 September atau G30S/PKI diperingati pada hari ini, Rabu (30/09/2020).

Banyak pahlawan yang gugur dalam peristiwa kelam ini.

Satu di antaranya yakni Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuit Tubun (KS Tubun).

BACA JUGA :

 Debat Capres AS Panas, Joe Biden Sebut Donald Trump Badut dan Anak Anjing Vladirmir Putin

 Cerita Burhan Kapak Bantai Anggota PKI dengan Sadis Usai G30S: Lebih Baik Membunuh Daripada Dibunuh

 Kisah Jenderal Ahmad Yani Marah PKI yang Bunuh TNI Sebelum G30S 1965: Gawat, Asah Pisau Komandomu

TONTON JUGA :

KS Tubun lahir di Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928.

Ia adalah satu-satunya perwira selain anggota TNI yang menjadi korban pembantaian pasukan pembelot.

Saat peristiwa berlangsung, beliau merupakan ajudan dari Johanes Leimena yang saat itu merupakan menteri di kabinet Soekarno.

Pak Leimena ternyata adalah tetangga dari Jenderal A.H. Nasution yang merupakan target pasukan pembelot.

KS Tubun yang mendengar keributan pada saat pasukan pembelot mengepung rumah A.H. Nasution lalu melepas tembakannya.

Namun sayang, jumlah anggota pasukan pembelot yang terlalu banyak membuat KS Tubun pun gugur seketika setelah peluru menembus tubuhnya.

Selain KS Tubun, ada juga yang dibantai secara kejam dan dibuang di sebuah tempat yang kini dikenal dengan nama Monumen Lubang Buaya.

Gugurnya para perwira TNI tersebut merupakan wujud perlawanan bangsa pada kekejaman pasukan pembelot.

Lalu para perwira TNI ini mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Revolusi atau Pahlawan Nasional.

Sebagai generasi penerus tentunya wajib menghargai dan mengenang jasa para Pahlawan Revolusi tersebut.

Salah satu caranya dengan mempelajari dan mengetahui siapa nama-nama para pahlawan Revolosi Indonesia.

Berikut 10 nama Pahlawan Revolusi atau Pahlawan Nasional, yang dilansir Tribunnews dari berbagai sumber.

1. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani

tribunnews

Beliau merupakan komandan TNI AD yang lahir pada tahun 19 Juni 1922 di Purworejo.

Pembantaian terhadapnya disebabkan beliau sangat menentang keberadaan faham komunis di tanah air.

Kemudian beliau diculik dari tempat tinggalnya lalu dibantai di Lubang Buaya.

2. Letnan Jenderal Anumerta Suprapto

tribunnews

Letnan Jenderal Anumerta Suprapto adalah salah satu pahlawan nasional yang lahir di Purwokerto, 20 Juni 1920.

Belia juga diculik dari rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya.

Sebelum akhirnya tewas di tangan pasukan pembelot, beliau pernah meredam beberapa pemberontakan pasukan pembelot di berbagai wilayah seperti Semarang dan Medan.

3. Letnan Jenderal Haryono

Jenderal Haryono
Jenderal Haryono (Istimewa.)

Letnan Jenderal TNI Anumerta atau Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono) lahir di Surabaya, 20 Januari 1924.

Letjend yang mengerti 3 bahasa asing ini juga diculik pada saat hari kejadian.

Kemudian dibantai di Lubang Buaya.

4. Letnan Jenderal Siswondo Parman

Pahlawan Revolusi Letna Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman
Pahlawan Revolusi Letna Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman (Kolase Tribunnewswiki.com, foto dari pahlawancenter.com)

Siswondo Parman atau lebih dikenal dengan nama S. Parman adalah salah satu pahlawan revolusi Indonesia dan tokoh militer Indonesia.

Lahir di Wonosobo, 4 Agustus 1918.

Beliau merupakan perwira intelijen yang dekat dengan pasukan pembelot serta mengetahui kegiatan rahasia mereka.

Namun saat ditawari bergabung dengan faham komunis, S Parman menolak.

Karena itulah beliau meninggal dibunuh pada persitiwa Gerakan 30 September dan mendapatkan gelar Letnan Jenderal Anumerta.

Otak pembantaiannya yakni kakaknya sendiri Ir. Sakirman yang merupakan petinggi pasukan pembelot saat itu.

5. Mayor Jenderal Pandjaitan

Mayor Jenderal Pandjaitan
Mayor Jenderal Pandjaitan (Istimewa.)

Brigadir Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan lahir di Sumatera Utara, 19 Juni 1925.

Beliau dan bersama para pemuda anak bangsa lain yang dulunya merintis pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang merupakan cikal bakal TNI saat ini.

Saat itu beliau menggunakan seragam militer lengkap ketika tahu bahwa sekelompok anggota OKI datang ke rumahnya dan telah membunuh pelayan serta ajudannya.

Segera setelah beliau menantang para pemberontak itu, peluru langsung menghujam tubuhnya dan mayatnya dibawa ke Lubang Buaya.

6. Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo

Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
Sutoyo Siswomiharjo (Istimewa.)

Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen, 23 Agustus 1922.

Beliaujuga diculik di rumahnya dan dibantai di Lubang Buaya.

Para penculik mengatakan Mayjen Sutoyo dipanggil oleh Presiden Republik Indonesia pertama Ir. Soekarno, tapi ternyata itu bohong.

7. Kapten Pierre Tendean

Pierre Tendean
Pierre Tendean (Istimewa.)

Kapten CZI Anumerta Pierre Andreas Tendean lahir 21 Februari 1939.

Meninggalnya masih sangat terlalu muda, yakni umur 26 tahun.

Beliau merupakan pahlawan revolusi satu-satunya yang tak berpangkat jenderal namun memiliki keberanian yang membara.

Berkat keberaniannya, atasan beliau dapat lolos dengan mengakui diri sebagai A.H. Nasution.

Kapten Pierre Tendean dibunuh lalu dibantai di Lubang Buaya.

8. AIP Karel Satsuit Tubun

tribunnews

Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuit Tubun (KS Tubun) lahir di Maluku Tenggara, 14 Oktober 1928.

Beliau adalah satu-satunya perwira selain anggota TNI yang menjadi korban pembantaian pasukan pembelot.

Saat peristiwa berlangsung, beliau merupakan ajudan dari Johanes Leimena yang saat itu merupakan menteri di kabinet Soekarno.

Pak Leimena ternyata adalah tetangga dari Jenderal A.H. Nasution yang merupakan target pasukan pembelot.

KS Tubun yang mendengar keributan pada saat pasukan pembelot mengepung rumah A.H. Nasution lalu melepas tembakannya.

Namun sayang, jumlah anggota pasukan pembelot yang terlalu banyak membuat KS Tubun pun gugur seketika setelah peluru menembuh tubuhnya.

9. Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo

tribunnews

Brigjen Anumerta Katamso Darmokusumo lahir di Sragen, 5 Februari 1923.

Tak seperti pahlawan revolusi sebelumnya, Brigjen Katamso pada hari terjadi pemberontakan sedang bertugas di Yogyakarta.

Beliau kemudian diculik, dipukuli tubuhnya dengan mortar motor.

Kemudian dimasukkan ke lubang yang sudah disiapkan anggota pasukan pembelot. 
Peristiwa ini terjadi di wilayah Kentungan.

10. Kolonel Sugiono

Kolonel Sugiono
Kolonel Sugiono (Istimewa.)

Kolonel Anumerta R. Sugiyono Mangunwiyoto, lahir di Gunung Kidul, 12 Agustus 1926.

Beliau bersama Brigjend Katamso merupakan korban penculikan pasukan pembelot di daerah Yogyakarta.

Keduanya dikuburkan pada lubang yang sama dan mayatnya diketemukan setelah 20 hari berlalu.

Itulah 10 Pahlawan Revolusi yang menjadi korban keganasan pasukan pembelot dalam peristiwa G30S.

Semoga nyawa mereka untuk menjaga keutuhan Negara Republik Insonesia tidak sia-sia.

Dan semoga amal ibadah beliau diterima disisi-Nya.

(tribunjabar.id/Hilda Rubiah)

BERITA PILIHAN EDITOR :

 Kecelakaan Maut, Dua Pelajar Tewas Mengenaskan, Bawa Motor dengan Cepat hingga Menabrak Truk Tangki

 Kisah Anggota PKI Tak Mempan Peluru ABRI, Tewas Setelah Jawaban Satu Kata, Diduga Kebal Terbuka

 Ramalan Soeharto Nasib Indonesia Tahun 2020 Tidak Meleset, Pak Harto: Orang Tidak Bisa Bekerja

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Mengulas Sejarah Korban Kebiadaban G30S/PKI, Inilah Sosok 10 Pahlawan Revolusi

Editor: Hilda Rubiah

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Mengulas Sejarah Korban Kebiadaban G30S/pasukan pembelot, Inilah Sosok 10 Pahlawan Revolusi

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved