Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Internasional

India dan China Kans Saling Serang Rudal, Perselisihan Ladakh Sudah Dimulai

Situasi India dan China terus memanas setelah perselisihan Ladakh dimulai.

Editor: Rhendi Umar
IRANIAN ARMY via AP
Foto tertanggal 18 Juni 2020 yang diunggah militer Iran menunjukkan, sebuah rudal sedang diluncurkan dalam uji coba. Media pemerintah Iran IRNA melaporkan, uji coba dilakukan dalam latihan Angkatan Laut Iran di Teluk Oman dan utara Samudra Hindia. IRNA juga menyebut rudal ini dapat menempuh jarak 280 kilometer. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Situasi India dan China terus memanas.

Militer India telah mempersiapkan sejumlah rudal jarak jauh ke perbatasan Ladakh India.

Mulai dari rudal Brahma dengan jarak tembak 500 km sampai rudal jelajah Nirbhay dengan jarak tembak 800 km bersama dengan rudal permukaan-ke-udara (SAM) Akash.

Rudal itu untuk menargetkan mencegah serangan dari udara dengan jarak 40 km sebagai senjata utama pencegahan serangan rudal China.

Sebaliknya, militer China telah mengerahkan rudal jarak jauh di Provinsi Xinjing dan Tibet.

Komando Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok telah mengerahkan rudal hingga jarak tembak 2.000 km dan SAM di Tibet dan Xinjiang setelah perselisihan Ladakh dimulai.

Hal itu disampaikan oleh pejabat militer India kepada Hindustan Times, Senin (28/9/2020).

Dikatakan, rudal supersonik Brahmadan subsonik Nirbhay serta Akash telah dikerahkan untuk melawan China dalam skenario terburuk.

Pengerahan Tiongkok tidak terbatas pada Aksai Chin yang diduduki, terletak di posisi yang dalam dari Kashgar, Hotan, Lhasa dan Nyingchi sepanjang 3.488 km Line of Actual Control (LAC).

Pertahanan utama India adalah rudal jelajah udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan Brahma dengan hulu ledak 300 kilogram yang dapat menjangkau landasan udara di Tibet dan Xinjiang, atau kapal perang di Samudra Hindia.

Rudal Brahma telah dikerahkan dalam jumlah yang cukup di sektor Ladakh dengan opsi pesawat tempur Su-30 MKI .

Selain itu, Brahma dapat digunakan untuk membuat choke point di Samudera Hindia menggunakan pangkalan udara Car Nicobar di wilayah pulau India.

Pangkalan udara Car Nicobar IAF adalah tempat pendaratan lanjutan SU-30 MKI yang memiliki rudal dari udara-ke-udara untuk melindungi dari ancaman kapal perang PLA yang datang dari Selat Malaka ke Selat Sunda, Indonesia, kata seorang pejabat senior pemerintah.

Dikatakan, sejumlah rudal subsonik Nirbhay telah diproduksi dan dikerahkan, sistem senjata stand-off memiliki jangkauan yang dapat mencapai hingga 1.000 km, dan memiliki kemampuan skimming dan berkeliaran laut.

Artinya, rudal tersebut mampu terbang antara 100 meter hingga 4 km dari darat dan mengambil target sebelum menghantamnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved