News
Pejabat Korsel Dibunuh, Tentara Korut Berusaha Selamatkan, Kim Jong Un Tembak Mati Pejabatnya
Polemik Korsel dan Korut soal pejabat Korsel yang mati ditembak. Tentara Korut dikabarkan sempat ingin menyelamatkan pejabat itu.
Insiden itu menjadi pembunuhan pertama Korut terhadap warga Korsel dan 10 tahun terakhir, dan membuat Kim melontarkan permintaan maaf.
Melansir Indian Express, kepada Korsel, Kim menyatakan bahwa insiden itu "seharusnya tidak terjadi" dan bahwa dia "menyesal karena telah mengecewakan".
Kim Jong Un meminta maaf atas penembakan fatal seorang warga Korsel oleh personel militer Korut di utara perbatasan, sebuah isyarat yang dapat membantu meredakan sumber ketegangan baru antara kedua negara itu.
Korut mengirim surat pada Jumat (25/9/2020) pagi meminta maaf atas pembunuhan seorang pria berusia 47 tahun yang bekerja di kementerian perikanan, ungkap Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan Suh Hoon.
Korut Beri Peringatan
Berdasarkan kantor berita setempat, Pyongyang menyatakan bakal memulai sendiri pencarian mereka dan memperingatkan operasi Selatan akan menaikkan ketegangan.
Pejabat departemen perikanan Korea Selatan itu ditembak mati oleh tentara Korea Utara pada Selasa (22/9/2020), di mana diduga si pejabat hendak membelot.
Insiden itu menjadi pembunuhan pertama Korut terhadap warga Korsel dan 10 tahun terakhir, dan membuat Kim Jong Un melontarkan permintaan maaf.
Seoul menuding prajurit Korut menyiramkan bensin, dengan jenazah pejabat mereka dibakar setelah dibunuh, dilansir AFP Minggu (27/9/2020).
Kantor berita KCNA mengutip pejabat Korea Utara menyatakan insiden yang terjadi di perairan "begitu mengerikan sehingga seharusnya tak terjadi".
Pyongyang kemudian menegaskan, mereka akan segera membentuk tim pencari sendiri untuk membantu Korsel dalam menemukan mayat itu.
Pejabat anonim itu menerangkan, jika jasad itu sudah ditemukan, mereka akan segera mengurus prosedur pengembalian ke Korea Selatan.
Karena itu, si pejabat kemudian menekankan agar "Negeri Ginseng" tidak coba-coba melintasi teriroi mereka dalam menemukan mayat itu.
"Kami tidak pernah ingin wilayah kami dimasuki, dan kami sangat serius memperingatkan ini. Jika dilanggar, maka bisa berdampak ke insiden serius lainnya," ancam pejabat itu.