Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Traveling

Pengobat Rindu di Balik Kelezatan BPK Saroha Manado, Menu Khas Orang Batak

Memang, makanan salah satu obat mujarab mengatasi rindu dengan bernostalgia masa lalu.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/FERNANDO LUMOWA
BPK Cafe Saroha memiliki rasa otentik karena diolah dari daging terbaik, bumbu rahasia dan cara bakar yang tepat. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Dalam sepiring santapan ada segenggam rindu.

Memang, makanan salah satu obat mujarab mengatasi rindu.

Rindu itu bisa beragam.

BERITA PILIHAN EDITOR :

 Dikenal Kejam di Desa, Pria Ini Tewas Dikeroyok Tetangga, Warga Tolak Dikubur: Anggap yang Mati Sapi

 Kecelakaan Tadi Dini Hari Jumat 25 September Mobil Pajero Sport Terguling, Lokasi Berceceran Darah

 Sosok Letjen Purn Muhammad Yunus Yosfiah, Orang Pertama yang Melarang Pemutaran Film G30S/PKI

TONTON JUGA :

Rindu pada orang yang dikasihi, rindu pada kampung halaman,

masa kecil atau bahkan rindu akan kenangan masa-masa membahagiakan.

Kira-kira rindu itu pula yang membuat Cafe Saroha,

spesialis BPK (Babi Panggang Karo) selalu ramai.

BPK menu khas ala orang Batak.

BPK Cafe Saroha memiliki rasa otentik karena diolah dari daging terbaik, bumbu rahasia dan cara bakar yang tepat.
BPK Cafe Saroha memiliki rasa otentik karena diolah dari daging terbaik, bumbu rahasia dan cara bakar yang tepat. (TRIBUN MANADO/FERNANDO LUMOWA)

Menikmati BPK bukan sekadar makan.

Ada rasa puas, mengobati rindu sekaligus mungkin bernostalgia.

Cafe milik Benjamin Tarigan di Jalan Mogandi, Malalayang itu ramai saban hari.

Dari buka 10 tujuh pagi hingga tutup jam tujuh malam, Cafe Saroha selalu ramai.

Mereka datang menikmati BPK. Ada pula Lomok-lomok (Saksang babi)

dan beberapa menu khas Batak lainnya. Namun, BPK tetaplah favorit.

Dari masyarakat biasa, mahasiswa para dokter, pimpinan TNI di Sulut,

pejabat lembaga vertikal, pimpinan Kepolisian, bankir,

pejabat daerah jadi langganan.

Para dokter, residen dan spesialis di RSUP Kandou jadi

pelanggan tetap cafe ini.

"Saya selaku ke sini. Makan BPK di sini karena hanya di sini yang rasanya

pas seperti di Medan," kata Theovani Ginting, pelanggan tetap Saroha.

BPK Cafe Saroha memiliki rasa otentik karena diolah dari daging terbaik, bumbu rahasia dan cara bakar yang tepat.
BPK Cafe Saroha memiliki rasa otentik karena diolah dari daging terbaik, bumbu rahasia dan cara bakar yang tepat. (TRIBUN MANADO/FERNANDO LUMOWA)

BPK Saroha memang khas. Tekstur daging babi bakarnya empuk.

Agak berminyak tapi tidak membuat eneg.

Benny, sapaan Benjamin, bilang, ia memasak BPK rata-rata 6-7 kg setiap hari.

"Tiap hari daging baru. Daging BPK tidak boleh masuk es," katanya membuka rahasia.

Daging babi lapis atau daging haa dalam dibersihkan lalu diiris tipis-tipis

lalu direndam dengan bumbu khusus.

"Daging juga harus pas, ada lapisan daging dan lemaknya," katanya.

Benny baru membakar daging ketika ada tamu datang biar disajikan panas-panas.

"Cara bakarnya pun harus teratur, minyaknya keluar, daging tidak kering," katanya.

Sepiring kecil BPK disajikan dengan sayur daun singkong cincang,

sambal gota (darah) dan sop babi.

Tentu saja dengan nasi putih.

Tribun beruntung bisa merasakan kelezatan BPK Cafe Saroha.

Benar saja. Sekali gigit, langsung ketagihan. Kelezatannya jangan ditanya.

Benny bilang, makan BPK bikin ketagihan karena sambal darahnya pakai Andaliman.

Ya, andaliman memang kuncinya.

Bumbu khas orang Batak berjuluk 'lada Medan' itu membuat nafsu makan bertambah.

Andaliman membuat orang ingin tambah dan tambah lagi.

"Andaliman saya datangkan dari Medan," ujar pria yang sudah tinggal di Manado sejak 1997 ini.

Benny Tarigan, pemilik Cafe Saroha Manado, spesialis BPK.
Benny Tarigan, pemilik Cafe Saroha Manado, spesialis BPK. (TRIBUN MANADO/FERNANDO LUMOWA)

Tanpa terasa seporsi BPK dan nasi, sayur dan sop tandas.

Benar-benar nikmat.

Benny menjual sepaket BPK mulai Rp 30 ribuan.

Ada juga paket Rp 50 ribu dan Rp 75 ribu.

Lalu, apa arti nama Saroha? Ternyata maknanya sehati.

Benar saja, seperti namanya, cafe itu memang jadi tempat pertemuan.

Bukan saja orang Batak. Minahasa, Bali, Tionghoa dan lain-lain.

Ada hal istimewa lagi di Cafe Saroha.

Di cafe yang tampilannya sederhana, tak ubahnya 'lapo',

warung makan sederhana itu tamu bisa nyanyi-nyayi.

Benny menyediakan live music. Ia sendiri fasih memainkan keyboard.

Sejumlah alat perkusi juga tersedia.

"Banyak pejabat, orang Batak, makan di sini setelah itu mereka

nyanyi-nyanyi, santai-lah kita di sini," katanya.

Oh ia, Cafe Saroha juga melayani order pembuatan menu khusus khas Batak selain BPK.

Anda bisa memesan Ikan Mas Arsik, Saksang, ayam kampung dan lainnya.

Menu-menu khusus itu tersedia jika ada pesanan.

"Kalau ada yang pesan baru kita bikin atau akan permintaan mau makan di rumah,

kita masak dan antar," kata suami dari Melda Sambul ini.

Cafe Saroha buka setiap hari kecuali hari Minggu.

Lokasinya tak jauh dari kantor Camat Malalayang. Hanya sekitar 500 meter.

(Tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa)

BERITA TERPOPULER :

 Sosok Anna Maria, Ibu Gading Marten yang Cantik Sejak Muda, Jarang Terekspos Profesinya Jadi Sorotan

 Fakta Pembunuhan Ibu dan Anak Gadisnya: Ayah Baru Menghilang hingga Kesaksian Tetangga Dekat Korban

 Muhammad Yahya Ditemukan Tinggal Tulang Belulang, Identitas Dikenali Lewat Benda di Kerangkanya

TONTON JUGA :

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved