Berita Heboh
Mahasiswi 21 Tahun Ini Nekat Menentang Raja Thailand, Picu Demonstrasi Besar Libatkan Belasan Ribu
Padahal, mempertanyakan kekuasaan Raja Thailand selama ini adalah hal yang tabu.
"Bila kita ingin kehidupan lebih baik, harus ada sistem politik yang bagus. Jadi kita harus memperbaiki masalahnya," tambahnya.
Bulan Agustus 2020 lalu, sebuah kelompok mengadakan protes menggunakan tema 'Harry Potter' melawan "Seseorang yang tidak bisa disebut namanya", karena adanya larangan menyebut nama raja Thailand King Maha Vajiralongkorn.
Mengangkat tiga jari dari film 'The Hunger Games' juga dilakukan di unjuk rasa sebagai simbol demokrasi.

Di akhir Agustus 2020, para pengunjuk rasa mulai terang-terangan menyampaikan tuntutan mereka termasuk mengurangi kuasa Raja dalam soal konstitusi, polisi, angkatan bersenjata, dan dana publik dan penghapusan UU Lese Majeste.
Adalah Ruang yang naik ke panggung dalam salah satu unjuk rasa guna membacakan manifesto politik berisi 10 hal tuntutan untuk pertama kalinya.
"Masa dengan penuh semangat mendukung pernyataan itu," kata Panusaya.
"Sulit dipercaya bahwa masyarakat Thailand, yang sudah ditekan begitu lamanya, menjadi begitu berani. Saya juga terkejut dengan diri sendiri yang begitu berani untuk berbicara," ujarnya
Menurut Panusaya, dalam hitungan jam sesudah membacakan 10 tuntutan, dia kemudian diikuti oleh polisi berpakaian preman.
"Mereka memantau saya dari luar asrama, dan kadang mengikuti saya dengan mobil ketika saya keluar," katanya.
"Mereka menghilang sebentar, tetapi kembali lagi beberapa hari lalu," jelasnya
Mendengar hal itu, warga Thailand terkejut dengan tuntutan radikal para pengunjuk rasa
Wanita pemberani ini mengatakan bahwa, orang tuanya takut dan khawatir akan keselamatannya.
"Mereka (orangtua) mengatakan bahwa kalau gerakan ini menentang pemerintah boleh-boleh saja, tetapi meminta saya tidak berbicara menentang kerajaan," katanya.
"Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak bisa melakukan hal tersebut, karena itulah akar permasalahannya, dan kalau kita tidak menyelesaikan masalah monarki, tidak bisa menyelesaikan masalah lain. Saya harus menyebutnya," terangnya.
Beberapa orang yang lebih tua mendukung gerakan mahasiswa ini, kata Kanokrat Lertchoosakul dosen ilmu politik dari Chulalongkorn University di Bangkok.
Yang lain mengatakan 'terkejut" bahwa para mahasiswa berani meminta bahwa institusi yang sakral, tidak bisa disentuh dan penuh dicintai ini harus melakukan reformasi.
"Tuntutan ini merupakan tuntutan paling radikal dalam sejarah politik Thailand," kata Lertchoosakul.
"Generasi yang lebih tua tidak berani berbicara mengenai apa yang mereka pikirkan. Apakah kita suka atau benci mengenai sesuatu, kami hanya menyimpan di dalam hati. Inilah ajaran yang kami terima dari kecil," jelasnya.
Semua orang menunggu langkah Raja
Sementara para pengunjuk rasa yang bersiap-siap ditahan menurut hukum di negeri itu, PM Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan Raja tidak memerintahkan agar ada penahanan.
Polisi mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menindak para pemimpin demo yang berlangsung 19 September 2020.
Namun sampai sekarang belum melakukan dan tidak mengatakan pasal apa yang dilanggar.
PM Prayuth sudah memperingatkan bahwa Thailand akan 'terbakar api besar' bila perbedaan terus terjadi.

Namun sejauh ini masih mengijinkan unjuk rasa besar dilakukan dengan alasan kebebasan berpendapat.
Dia mengatakan bahwa, desakan bagi adanya reformasi monarki adalah hal yang tidak bisa diterima dan, sekarang bukan waktu yang tepat untuk mendiskusikan hal tersebut.
"Saya mendengar protes politik warga dan masalah berkenaan dengan konstitusi, saya menghormati pendapat mereka," kata PM Prayuth.
"Namun saat ini negara kita memiliki masalah mendesak yang harus ditangani yaitu kehancuran ekonomi karena Covid-19," pungkasnya.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
BERITA TERPOPULER :
• Sosok Anna Maria, Ibu Gading Marten yang Cantik Sejak Muda, Jarang Terekspos Profesinya Jadi Sorotan
• Fakta Pembunuhan Ibu dan Anak Gadisnya: Ayah Baru Menghilang hingga Kesaksian Tetangga Dekat Korban
• Muhammad Yahya Ditemukan Tinggal Tulang Belulang, Identitas Dikenali Lewat Benda di Kerangkanya
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Berani Melawan Tradisi, Mahasiswi Ini Kobarkan Demonstrasi Menentang Raja Thailand
Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Zaenal