Berita Nasional
5 Poin Penting Pidato Jokowi di Sidang Umum PBB: Ajakan Bersatu Padu hingga PBB Harus Berbenah Diri
Sejak menjabat sebagai Presiden RI, ini merupakan kali pertama Jokowi menyampaikan pidato di hadapan majelis tersebut.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini lima poin penting dalam pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB.
Diketahui, sebelumnya Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pidato pada Sesi Debat Umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sidang tersebut digelar pada Selasa (22/9/2020) malam waktu New York atau, tepatnya pada Rabu (23/9/2020) pagi waktu Indonesia.
Sejak menjabat sebagai Presiden RI, ini merupakan kali pertama Jokowi menyampaikan pidato di hadapan majelis tersebut.
Sebelumnya, Jokowi selalu mendelegasikan tugas itu kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sidang Majelis Umum PBB sendiri digelar secara virtual dan Jokowi menyampaikan pidatonya melalui rekaman.
Ada sejumlah poin penting yang disampaikan oleh Presiden Jokowi, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Ajakan bersatu padu
Dalam pidatonya, Jokowi menyebutkan berbagai konflik dan masalah di dunia, termasuk kemiskinan, kelaparan, hingga hukum internasional yang tidak diindahkan.
"Kita semua prihatin melihat situasi ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19 ini," katanya.
Menurut Jokowi, kini masih ada rivalitas antarnegara dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Di saat seharusnya kita semua bersatu padu, bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya rivalitas yang semakin menajam," ungkapnya.
"Padahal, kita seharusnya bersatu padu selalu menggunakan pendekatan win-win pada hubungan antar-negara yang saling menguntungkan," lanjutnya.
Ia menambahkan, dampak dari pandemi Covid-19 sangat besar, baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi.
Selain itu, virus corona juga tidak mengenal batas negara sehingga tak ada yang aman mendahului yang lain.
Jokowi mengatakan, apabila perpecahan dan rivalitas terus terjadi, ia khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestrai akan goyah atau bahkan akan sirna.
