Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

RI Siap-siap Resesi, Utang untuk Biayai APBN Meroket

Perekonomian Indonesia akan segera memasuki masa resesi. Diprediksi pada kuartal III perekonomian RI

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie Tombeg
Tribunnews.com
Menteri Keuangan Sri Mulyani 

Pendapatan Kontraksi

Realisasi pendapatan negara dan hibah sampai akhir bulan Agustus 2020 tercatat telah mencapai Rp 1.034,14 triliun atau 60,83 persen dari target.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar negatif 13,11 persen dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

Mantan Gubernur Riau Hirup Udara Bebas

"Secara detil, realisasi pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan mencapai Rp 798,1 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp 232,07 triliun. Sementara, realisasi hibah mencapai Rp 3,97 triliun," ujarnya.

Adapun pertumbuhan pendapatan negara yang bersumber dari penerimaan perpajakan dan PNBP juga mengalami kontraksi berturut-turut sebesar negatif 13,39 persen dan negatif 13,48 persen yoy. 

Komponen pendapatan negara dari perpajakan dan PNBP masing-masing capaian realisasinya terhadap APBN Perpres Nomot 72 Tahun 2020 tercatat mencapai 56,82 persen dan 78,90 persen. Secara lebih detil, realisasi penerimaan perpajakan yang berasal dari penerimaan pajak telah mencapai 56,47 persen terhadap target.

"Hampir seluruh jenis pajak utama mengalami kontraksi pada Januari hingga Agustus 2020. Disebabkan oleh perlambatan kegiatan ekonomi akibat Covid-19 dan pemanfaatan insentif fiskal dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, kecuali PPh OP yang masih tumbuh tipis sebesar 2,46 persen yoy," kata Sri Mulyani.

Sementara itu, realisasi penerimaan perpajakan dari kepabeanan dan cukai telah mencapai 58,91 persen terhadap target atau tumbuh melambat sebesar 1,83 persen yoy.

"Penerimaan cukai didorong HT yang tumbuh 4,93 persen yoy akibat limpahan penerimaan tahun sebelumnya (efek PMK-57). Sementara, penerimaan bea masuk (BM) dan bea keluar (BK) tertekan masing-masing minus 9,55 persen dan minus 6,94 persen yoy, terdampak pelemahan perdagangan internasional maupun aktivitas ekonomi nasional," kata Sri Mulyani.

Terakhir, dia menambahkan, realisasi PNBP sampai dengan akhir Agustus 2020 mencapai Rp 232,07 triliun atau 78,9 persen terhadap target atau lebih rendah 13,5 persen yoy.

"Namun realisasi PNBP dari  pendapatan BLU sampai dengan akhir Agustus 2020 masih mencatat pertumbuhan positif sebesar 36,5 persen yoy, terutama berasal dari pendapatan dana perkebunan kelapa sawit dan peningkatan pendapatan pengelolaan dana pengembangan pendidikan nasional," pungkasnya.

Bank Indonesia (BI) menyatakan, perekonomian global dan domestik secara bertahap mulai membaik dengan stabilitas makroekonomi Indonesia tetap terjaga.

Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, perekonomian global secara bertahap mulai membaik, terutama didorong oleh perbaikan pertumbuhan ekonomi di China dan Amerika Serikat (AS). "Sementara, kinerja perekonomian Eropa, Jepang, dan India belum kuat," ujarnya.

Kemudian, Onny menjelaskan, sejumlah indikator dini pada Agustus 2020 sebelumnya mengindikasikan prospek positif pemulihan ekonomi global.

Di antaranya meningkatnya mobilitas, berlanjutnya ekspansi PMI manufaktur dan jasa di AS dan Tiongkok, serta naiknya beberapa indikator konsumsi.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved