Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Hujan Lebat Hampir 2 Jam, Data Sementara Ada 200 Lebih Rumah Rusak Akibat Banjir Bandang

Sebelum terjadi banjir bandang, sempat diguyur hujan selama hampir dua jam.

Editor: Alexander Pattyranie
twitter
Hujan Lebat Hampir 2 Jam Sebabkan Banjir Bandang di Sukabumi, Jawa Barat, Senin (21/09/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID, SUKABUMI - Banjir bandang kembali menerjang di sejumlah

wilayah Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Senin (21/09/2020) kemarin.

Sebelum terjadi banjir bandang, sempat diguyur hujan selama hampir dua jam.

Akibatnya, 12 desa di tiga Kecamatan Kabupaten Sukabumi terdampak banjir bandang luapan Sungai Citarik-Cipeuncit.

BERITA PILIHAN EDITOR :

 Pelakor Cantik Dipergoki Berduaan dengan Suami Orang di Mobil, Istri Sah Ngamuk tapi Kena Tonjok

 5 Artis Indonesia yang Paling Kaya, Posisi 1 Kalahkan Harta Sultan Andara Raffi Ahmad

 Kecelakaan Maut Hari Ini Pkl 04.45 WIB, Pengendara Motor Kamiri Tewas Tertabrak Bus Dua Kali di TKP

TONTON JUGA :

Akibat kejadian itu, ratusan rumah mengalami kerusakan ringan, sedang, hingga berat.

Ratusan orang mengalami luka dan tiga orang dikabarkan terbawa hanyut.

Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab)

Sukabumi, di Kecamatan Cicurug ada enam desa yang terdampak.

Berikut rincian dampak banjir cdi tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi :

Kecamatan Cicurug :

• Desa Cisaat

- Kampung Cipari :
± 40 Unit rumah terendam
40 KK / 120 Jiwa terdampak
Kendaraan roda 2 maupun 4 terbawa hanyut

• Desa Pasawahan

- Kampung Cibuntu:
± 200 Unit rumah terendam
210 KK terdampak
2 Orang terbawa hanyut, a/n Bapak Ajo (25th) dan Bapa Juned (60th) belum ditemukan
20 Orang Luka-Luka
± 210 mengungsi

• Desa Cicurug

- Kampung Aspol :
± 4 Unit rumah terbawa hanyut
4 KK / 16 Jiwa terdampak
1 Orang terbawa hanyut, a/n Bapak Kasim (60th) belum ditemukan

• Desa Mekarsari
- Kampung Nyangkowek :
± 10 Unit rumah terendam
10 KK / 40 Jiwa terdampak
- Kampung Lio :
± 30 Unit rumah terendam
30 KK / 90 Jiwa terdampak

• Desa Bangbayang
- Perum Setia Budi :
± 5 Unit rumah terendam
5 KK / 15 Jiwa terdampak

Kecamatan Parungkuda :

• Desa Langensari
- Kampung Bojong Astana :

  • 4 Unit rumah terendam
  • 1 Unit musala terendam
  • Jembatan penghubung lingkungan terputus

• Desa Kompa

- Kampung Bantar :

  • 2 Unit rumah terendam
  • 1 Unit musala terendam
  • Jembatan penghubung lingkungan terputus antara 3 kecamatan, Parungkuda, Bojonggenteng, dan Cidahu.

Kecamatan Cidahu :

• Desa Babakanpari
- Kampung Bojong Astana :
4 Unit rumah terendam

• Desa Podokkaso Tengah
- Kampung Bantar :

  • 9 Unit rumah terendam
  • 3 Buah jembatan penghubung desa rusak berat (RB)

• Desa Podokkaso Tonggoh
1 Buah jembatan penghubung desa rusak berat (RB)

• Desa Jayabakti
- Kampung Cibojong :

  • 1 Unit rumah rusak berat (RB)
  • 1 Unit rumah rusak sedang (RS)
  • 1 jembatan penghubung desa terputus

• Desa Cidahu

  • 1 Unit rumah rusak sedang (RS)
  • TPT Jebol
  • 1 jembatan penghubung desa rusak berat (RB)

Hingga saat ini petugas gabungan, yang terdiri dari BPBD, SAR, PMI,

dan TNI/Polri dan beberapa relawan masih melakukan penanganan

atas terjadinya banjir bandang di Kecamatan Cicurug dan sekitarnya.

Penjelasan BMKG penyebab banjir bandang

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geosfisika (BMKG) Bandung

Toni Agus Wijaya menjelaskan, berdasarkan hasil analisis BMKG,

curah hujan di beberapa tempat di wilayah Bogor dan Sukabumi

mengalami hujan sedang hingga hujan sangat lebat.

Intensitas curah hujan mencapai 24.6 milimeter - 110 milimeter.

tribunnews
Banjir Bandang Terjang Cicurug Sukabumi, Mobil Terseret Arus, Sejumlah Warga Hanyut (Istimewa/ Tribunjabar)

Dalam citra satelit Himawari pada 21 September 2020, pukul 06.00 WIB, terpantau sel awan konvektif (awan penghasil hujan) yang tumbuh di wilayah Sukabumi.

Kemudian, pada pukul 14.30 WIB, awan mulai bergerak dan tumbuh di seluruh wilayah Bogor dan Sukabumi.

"Awan konvektif signifikan terus bergerak meluas memasuki wilayah Bogor dan Sukabumi hingga menyeluruh pada malam hari pukul 21.00 WIB," kata Toni kepada wartawan, Selasa (22/9/2020).

Hasil citra radar, tampak bahwa pada pukul 14.00 WIB terdapat pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Barat, Khususnya di Bogor dan Sukabumi.

tribunnews
Ilustrasi (wikipedia.org)

"Awan konvektif berupa CB terbentuk sangat cepat dan intensif, terlihat dari nilai reflektifitas yang cukup tinggi dan maksimum di wilayah tersebut dengan nilai sebesar 50 dBZ pada pukul 15.32 WIB," ucap Toni.

Dengan begitu, BMKG menyimpulkan berdasarkan pola sebaran angin 3000 ft pada 21 September 2020, pukul 19.00 WIB, pada umumnya angin yang melewati wilayah Jawa Barat dari arah timur laut hingga tenggara.

Terdapat TC Dolphin (996 hpa) dan tekanan rendah di sekitar perairan Filipina membentuk pola sirkulasi siklonik, daerah pertemuan angin (konvergensi) serta belokan angin yang cukup signifikan di sepanjang Selat Karimata hingga Jawa Barat.

Menurut Toni, kondisi ini mendukung suplai awan-awan hujan, di antaranya di wilayah Jawa Barat.

"Serta didukung oleh faktor lokal, yaitu kelembaban udara yang basah, menyebabkan peningkatan aktivitas pertumbuhan awan hujan konvektif dengan jenis Cumulus padat dan Cumulonimbus yang menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai kilat atau petir serta angin kencang," kata Toni.

Berdasarkan kondisi musim, September ini memasuki masa transisi.

Potensi hujan yang terjadi karena faktor pemanasan pada pagi hingga siang hari, sehingga masih menyebabkan terbentuknya awan konvektif dengan jenis Cumulonimbus yang berpotensi terhadap cuaca ekstrem.

Cuaca ini membentuk angin kencang pada siang atau sore hingga menjelang malam hari.

Berdasarkan data curah hujan di sekitar Sukabumi dan Bogor, telah terjadi hujan yang cukup merata dengan intensitas yang bervariasi ringan hingga sangat lebat pada sore hingga malam hari.

"Akumulasi curah hujan yang cukup tinggi dari hulu dengan durasi yang cukup lama berpotensi menyebabkan naiknya luapan air sungai. Pada daerah dengan dataran yang cukup rendah, hal ini berpotensi memicu terjadinya banjir bandang," kata Toni.

(Wartakotalive/Dian Anditya Mutiara)

BERITA TERPOPULER :

 Sandra Dewi dan Suami Kini Sering Bertengkar, Suasana Berubah Sejak Harvey Moeis Tak Keluar Rumah

 Selesai Mutilasi Manajer HRD, Tersangka Sempat Bermain Game Online 2 Hari Bersama Potongan Tubuh

 20 Koruptor yang Hukumannya Dipangkas Mahkamah Agung, Bahkan Sampai 4 Tahun, Ada Sri Wahyumi Manalip

TONTON JUGA :

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Update Banjir Bandang Cicurug Sukabumi, Sementara Ada 12 Desa Terdampak 200 Lebih Rumah Rusak

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved