Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

Anak Buah Idham Azis Terjerat Narkoba, Melawan dengan Badik Saat akan Ditangkap, Ini Kronologinya

Saat akan ditangkap, oknum polisi melawan dengan badik yang dibawanya, atas kesigapan petugas, AB dapat diamankan.

Editor: Rhendi Umar
Ilustrasi Polisi 

Namun dalam kejahatan- kejahatan itu Pablo Escobar berhasil lolos.

Alasannya sederhana: semua saksi meninggal.

Teknik membunuh saksi ini ternyata merupakan ciri khusus operasi perdagangan obat bius Kolumbia saat itu.

Secara sistematis para pengedar obat bius membunuh para jaksa yang terlalu lurus, para polisi yang terlalu getol menyidik, para saksi yang terlalu banyak tahu, serta para wartawan yang terlalu banyak bertanya.

Raja kokain

Dalam suasana macam itu, Pablo Escobar kemudian menjadi raja kokain terbesar di akhir dasawarsa 1970.

Ia memiliki "pasukan khusus" dan beberapa jalur istimewa penyaluran obat bius ke AS.

DEA menempatkannya sebagai burunan nomor satu.

Di dalam negeri Pablo Escobar sangat populer, khususnya di kalangan kelompok miskin Medellin.

Banyak keuntungan perdagangan obat biusnya disumbangkan untuk kelompok itu.

Pablo Escobar sendiri hidup sangat sederhana, dengan mobil Reanult tua, selalu memakai baju kaus dan sepatu tenis, tapi juga memiliki arloji Rolex bertaburan intan.

Sebuah LSM untuk orang miskin dan sebuah koran diterbitkannya di Medellin.

Anak-anak diberinya tempat bermain.

Dan stadion sepak bola diberi lampu penerangan.

Puncak kepopulerannya terjadi ketika ia membangun sebuah "kota" dengan 200 rumah bagi para gelandangan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved