Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Menhan Prabowo Kunjungi Pejabat Pentagon AS, Terungkap Keterlibatan Indonesia di Laut China Selatan

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kunjungi pejabat di Pentagon AS. Bahas konflik laut China selatan.

Editor: Frandi Piring
(Dok : Humas Kemenhan
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kunjungi pejabat di Pentagon AS. 

Dan, minggu ini China melayangkan protes keras atas kehadiran pesawat mata-mata AS yang mengamati latihan tembakan langsung PLA.

Sementara rudal darat-ke-udara Taiwan telah melacak pesawat tempur China yang mendekati wilayah mereka,

perincian yang biasanya tidak mereka berikan, ketika Menteri Kesehatan AS Alex Azar mengunjungi pulau itu bulan ini.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada Selasa (25/8), semakin dekat jet China ke wilayahnya, Taipei "lebih aktif" merespons, meskipun itu tidak akan "meningkatkan konflik" atau "memicu insiden".

Sedang Kementerian Luar Negeri China mengatakan dalam pernyataan yang dikirim ke Reuters:

"Kami memiliki tekad dan kemampuan untuk menghentikan aktivitas apa pun yang bertujuan untuk memisahkan Taiwan dari China".

Seorang pejabat senior AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, menyatakan, China menjadi lebih tegas dan lebih agresif di kawasan itu.

Sehingga, ada kekhawatiran militer Tiongkok bisa salah perhitungan, yang menyebabkan konsekuensi yang tidak terduga.

"Ini adalah masalah yang lebih luas dari Taiwan dan lebih luas dari sekadar Amerika Serikat," kata pejabat itu ke Reuters.

"Saya berpendapat, ada banyak negara yang berpikiran sama di kawasan ini, yang melihat dengan cemas dan semakin khawatir tentang garis tren yang muncul dari Beijing," ujar pejabat AS tersebut.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan, risiko konflik yang tidak disengaja meningkat karena ketegangan di Laut China Selatan dan sekitar Taiwan.

Karena itu, komunikasi harus dijaga untuk mengurangi risiko salah perhitungan.

"Risiko konflik membutuhkan pengelolaan yang cermat oleh semua pihak terkait.

Kami berharap dan berharap, Beijing akan terus menahan diri sesuai dengan kewajiban mereka sebagai kekuatan regional utama," kata Tsai, Kamis (27/8), seperti dikutip Reuters.

"Oleh karena itu, kami percaya akan penting bagi semua pihak untuk menjaga jalur terbuka dan komunikasi untuk mencegah salah tafsir atau kesalahan perhitungan," imbuh dia.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved