Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Xanana Gusmao Bongkar Kondisi Timor Leste, Rakyatnya Disebut Akan Mati 10 Tahun ke Depan, Ada Apa?

Ternyata ini alasan dari pernyataan Xanana Gusmao tentang nasib rakyat di negara bekas provinsi ke-27 NKRI itu.

Editor:
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Xanana Gusmao, Menteri Perencanaan dan Investasi Strategis Timor Leste, memberikan keterangan kepada wartawan seusai bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD di Kantor Kemenkopolhukam, Selasa (04/02/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Belum lama ini beredar kabar soal seluruh rakyta Timor Leste akan mati 10 tahun ke depan.

Diketahui, hal ini merupakan ungkapan dari Xanana Gusmao.

Xanana Gusmao mengatakan, meski dana abadi ratusan triliunan rupiah itu cair, 10 tahun ke depan seluruh rakyat Timor Leste akan mati.

Ternyata ini alasan dari pernyataan Xanana Gusmao tentang nasib rakyat di negara bekas provinsi ke-27 NKRI itu.

Dilansir dari The Oekui Post, Senin (14/9), baru-baru ini Banco Central Timor-Leste mengumumkan mengenai jumlah dana perminyakaan yang ditabung di bank New York sekarang mencapai US 18,4 miliar atau setara dengan kurang lebih Rp 272 triliun.

Sementara itu, keberlanjutan keuangan bagi pemerintah aktual mulai mengkhawatirkan.

Pada 4 Agustus 2020 kementerian keuangan sudah mengorganisir tentang anggaran negara.

Yakni dengan menggelar seminar yang juga menandai persiapan anggaran negara tahun 2021 di Auditorium Xanana Gusmao, Kementerian Keunangan Dili.

Pemerintah sudah merencanakan untuk menganggarkan dana senilai US 1,4 miliar untuk 2021 nantinya.

Seminar itu mendiskusikan segala prioritas nasional.

Termasuk mengenai dampak covid-19 dan rencana pemulihan ekonomi untuk bisa menentukan paket fiskal guna tahun 2021.

Perdana Menteri, Taur Matan Ruak dalam pembukaan semina mengatakan bahwa 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan.

Hal itu lantaran pertama, anggaran negara tidak lolos di Parlemen Nasional.

Akibatnya negara menggunakan dana duadecimal, dan setelah itu bencana alam menghantam pada 13 Maret dan 22 Mei.

Bencana alam itu sendiri mengakibatkan kerugian mencapai 50 juta dolar.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved