Berita Viral
VIRAL Ngemis di Lampu Merah, Bocah Nekat Pukul Pemotor yang Tak Beri Uang, Korban Sampai Kesakitan
Dalam video yang beredar di media sosial itu terlihat, pemotor kesakitan karena beberapa kali mengusap bagian kaki yang dipukul oleh bocah tersebut.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Belum lama ini sebuah video yang menunjukan aksi seorang bocah saat mengemis di lampu merah mendadak viral di media sosial (medsos).
Dalam video tersebut, tampak seorang bocah laki-laki yang sedang mengemis di lampu merah.
Diketahui, video tersebut malah membuat para warganet merasa kasihan sekaligus merasa kesal.
Bagaimana tidak, sang bocah laki-laki itu tampak marah hingga memukul kaki pemotor menggunakan kemoceng lantaran tak diberi uang.
Pengunggah video itu mengatakan, saat itu dirinya baru saja pulang les dan tak sengaja melihat ada anak kecil mengemis di lampu merah.
Ia menjelaskan, anak itu kemudian marah hingga memukul kaki pemotor lebih dari satu kali karena tak diberi uang.
Dalam video yang beredar di media sosial itu terlihat, pemotor kesakitan karena beberapa kali mengusap bagian kaki yang dipukul oleh bocah tersebut.
Setelah itu, bocah tersebut lantas pergi meninggalkan pemotor yang dipukulnya.
• Ingat Prof Safwan Idris? Rektor IAIN Ar-Raniry Tewas Ditembak 20 Tahun Lalu, Pelaku Belum Terungkap
• VIDEO Jackie Chan Hampir Mati Tenggelam, Tabrak Batu di Laut saat Syuting, Sutradara Sampai Nangis
"Bukan sekali itu doang dia mukulin kakak itu tapi sebelum aku video udah mukul pakai kemoceng itu beberapa kali gitu."
"Sampai kakak itu kayak kesakitan gitu ngelus-ngelus kakinya. Sebenarnya kasihan lihat adik itu, pasti ada faktor lain yang mendorong dia jadi gitu," tulis pengunggah video tersebut.
Peristiwa tersebut kemudian mendapat respons beragam dari warganet.
Banyak dari warganet yang beranggapan, bahwa sebenarnya bocah itu disuruh oleh seseorang untuk mengemis.
"Pastinya itu dia karena disuruh, kalau nggak ngasih setoran mungkin dipukulin jadinya dia kayak gitu."
"Mungkin dia juga dipukulin di rumah."
"Kayaknya ada yang nyuruh."
"Secara psikologi anak tersebut sudah salah secara didikan sejak kecil dari orangtuanya yang sering main fisik terhadapnya, hingga kebawa oleh sifat," demikian komentar beberapa warganet.

Terkait dengan peristiwa itu, Psikolog sekaligus Kepala UPT Bimbingan dan Konseling Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Hudaniah memberikan tanggapannya.
Hudan mengatakan, dalam psikologi perilaku anak tersebut dikategorikan sebagai perilaku agresif.
Dalam psikologi, kata Hudan, perilaku agresif terdapat beberapa perspektif, satu di antaranya adalah insting, dalam hal ini adalah mempertahankan diri.
"Mungkin anak itu merasa terancam ketika dia tidak mendapatkan pemberian orang," kata Hudan saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (16/9/2020).
Bisa saja, lanjut dia, disekitar daerah tersebut ada orang dewasa yang mengawasi bocah tersebut.
Bisa juga bocah tersebut mendapat hukuman ketika dia tidak mendapatkan uang dari mengemis.
"Jadi ada bentuk-bentuk hukuman yang dia terima ketika mengemis tidak dapat (uang)."
"Kemudian secara insting dia mempertahankan dirinya dengan melakukan agresifitas," jelas Hudan.
Lebih lanjut Hudan menjelaskan, faktor yang bisa membuat anak tersebut berperilaku demikian karena modeling atau meniru.
"Modeling itu adalah produk dari perilaku melihat orang lain, jadi apakah tokoh atau model (social modeling atau social learning)."
"Dia melihat orang yang dipersepsi punya daya tarik, misalnya orangtua, teman atau orang dewasa yang ada di sekeliling dia," terangnya.
Menurutnya, selain pernah mendapat hukuman, ada kemungkinan bocah itu pernah melihat orang yang tidak mendapatkan sesuatu kemudian melakukan sesuatu seperti marah dan kemudian dari marahnya itu akhirnya mendapatkan sesuatu.
"Misalnya ada orang lain minta mainana kemudian nggak dapat dan ngambek, kemudian setelah ngambek dapat mainan. Kemudian dia akan ulang (tiru)," kata Hudan.
Menurut Hudan, bisa saja bocah itu melihat model langsung dari teman sebayanya yang menarik perhatiannya atau orang dewasa atau bisa juga dari sosial media.
"Apa yang dia lihat, dia rekam di dalam memorinya, suatu saat dia akan memanggil kembali informasi yang pernah dia rekam dari tokoh itu kemudian dia lakukan," jelasnya.
Ketika dia melakukan seperti memukul kemudian berhasil mendapatkan apa yang dia mau maka hal itu akan diulang.
Hudan mengatakan, anak-anak adalah figur yang bisa membuat orang lain merasa iba.
Namun, hal itu terkadang justru dimanfaatkan oleh orang dewasa yang tidak bertanggung jawab.
"Anak-anak ini figur yang membuat orang iba kadang dimanfaatkan oleh orang dewasa yang tidak bertanggung jawab. Ini sangat memprihatinkan," tandasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Bocah Ngemis di Lampu Merah, Tak Diberi Uang Lalu Pukul Kaki Pemotor, Psikolog Beri Tanggapan, https://www.tribunnews.com/regional/2020/09/16/viral-bocah-ngemis-di-lampu-merah-tak-diberi-uang-lalu-pukul-kaki-pemotor-psikolog-beri-tanggapan?