Kasus Penganiayaan
Perlakuan Sadis Orangtua ke Anak, Hanya karena Susah Diajari Belajar Gadis Kecil Dihajar Sampai Mati
Bocah SD jadi korban penganiayaan orangtua sendiri. Terkait hal tersebut diketahui karena sulit diajari belajar online hingga dipukuli.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bocah SD jadi korban penganiayaan orangtua sendiri.
Terkait hal tersebut diketahui karena sulit diajari belajar online hingga dipukuli.
Karena dipukul berkali-kali bocah yang baru kelas 1 SD tersebut tewas ditangan orangtuanya sendiri.
• Terpilih Secara Aklamasi, Tony Sumaiku Nahkodai Pemuda Katolik Boltim
• DAFTAR Harga Handphone Samsung September 2020, Mulai Rp 1 Jutaan
• Kabar Duka, Artis Cantik Ini Meninggal Dunia, Ditemukan Kritis di Rumahnya, Sempat Menyapa Penggemar
Seorang anak menjadi korban penganiayaan orangtua kandungnya sendiri. Bocah kelas 1 SD itu tewas setelah dipukul dengan sapu berkali-kali oleh orangtuanya.
Penganiyayaan anak itu terjadi hanya karena masalah sepele, yakni karena sang anak kesulitan mengikuti belajar online.
Ibu korban, LH tidak sabar mengajari korban yang berusia 8 tahun atau duduk di bangku kelas 1 SD.
LH kemudian melakukan kekerasan fisik pada anak perempuan itu, mulai dari tangan kosong sampai menggunakan sapu.
Mirisnya, sang anak meninggal dunia.
Panik, orangtua menguburkan bocah tersebut masih dengan pakaian lengkap.
Peristiwa terjadi pada 26 Agustus 2020 lalu di rumah kontrakan mereka, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.
LH mengaku saat itu ia sedang mengajarkan anaknya belajar.
Namun, sang anak membuatnya kesal karena susah diajari saat belajar online.
"Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri dia merasa kesal, merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu, sehingga kesal dan gelap mata," kata David kepada Kompas.com di Polres Lebak, Rangkasbitung, Senin (14/9/2020).
Menurut David, LH melakukan serangkaian tindak kekerasan, seperti mencubit, memukul tangan kosong hingga menggunakan sapu.
Ketika korban sudah tersungkur lemas, LH tidak berhenti melakukan kekerasan, bahkan memukul kepala bagian belakang tiga kali.