Kebakaran Pelabuhan Beirut
Ingat Ledakan Beirut, Kini Tragedi Kembali Terjadi di Lokasi yang Sama Pelabuhan Terbakar, Ada apa?
Kini tragedi kembali terjadi setelah sebulan yang lalu terjadi ledakan dasyat di lokasi tersebut.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih ingat insiden ledakan di dekat pelabuhan Beirut Lebanon?
Kini tragedi kembali terjadi setelah sebulan yang lalu terjadi ledakan dasyat di lokasi tersebut.
Kabarnya pelabuhan di Ibu Kota Lebanon itu kembali terbakar.
• Pakaian Terlalu Terbuka Wanita Ini Dilarang Masuk Padahal Museum Itu Pamerkan Lukisan Tanpa Busana
• Terlilit Utang, Pinkan Mambo Blak-blakan Dulu Berantem Melulu dengan Suami: Pengin Bunuh Diri Aja
• Karena Senggol Seorang Wanita Sopir Angkot Kena Bacok di Bagian Kepala, Dua Kelompok Warga Bentrok
Tragedi kembali melanda di Pelabuhan Beirut, Ibu Kota Lebanon. Bulan lalu, dua ledakan besar memporak-porandakan pelabuhan dan menewaskan sekitar 200 orang. Kini muncul kebakaran besar.
Jurnalis AFP melaporkan, kepulan asap hitam pekat mengepul ke angkasa, dalam insiden yang terjadi di gudang penyimpanan oli dan ban.
Militer Lebanon menyatakan, operasi untuk memadamkan api dilakukan dengan helikopter dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah.
Dilansir pada Kamis (10/9/2020), belum diketahui apa yang menyebabkan gudang yang berada di pelabuhan Beirut itu terbakar.
Foto maupun video kebakaran itu menyebar di media sosial, dan membuka kembali luka pedih publik ibu kota Lebanon, sejak dua ledakan mengguncang pada 4 Agustus,
"Kebakaran yang gila terjadi di pelabuhan. Menyebabkan kepanikan di seluruh Beirut. Kami belum pulih padahal," keluh peneliti Human Rights Watch, Aya Majzoub.
Adapun dalam insiden yang terjadi pada 4 Agustus, ledakan diakibatkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang dismpan selama bertahun-tahun.
Ledakan tersebut menewaskan sekitar 200 orang, dengan ribuan lainnya terluka dan setidaknya 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Peristiwa itu kemudian menimbulkan gelombang protes dan kemarahan di seluruh Lebanon, karena pemerintah dinilai lalai dalam menjaga material kimia itu.
Peneliti HAM Omar Nashabe menyatakan di mana negara ketika insiden ini kembali terjadi.