Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jakob Oetama

Jakob Oetama Tutup Usia, Berikut Testimoni dari Sejumlah Tokoh Tanah Air

Pernyataan duka juga disampaikan Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC dan para tokoh nasional.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Petugas membawa peti jenazah almarhum Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama untuk disemayamkan di Kantor Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (9/9/2020) malam. Jakob Oetama meninggal dunia di usia 88 tahun setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara akibat gangguan multiorgan, dan rencananya akan dimakamkan di TMP Kalibata pada Kamis (10/9). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Dunia pers di Tanah Air kehilangan sosok jurnalis andal.

Jakob Oetama meninggal dunia pada Rabu (9/9/2020) sekira pukul 13.05 WIB atau 14.05 Wita.

Kabar dukacita ini menggema di seluruh penjuru negeri termasuk di Bumi Nyiur Melambai.

Ucapan turut berdukacita, simpati dan empati mendalam atas peristiwa misteri Allah ini berdatangan dari banyak kalangan.

Mulai Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Steven Kandouw, pejabat instansi struktural hingga kalangan pengusaha menyampaikan rasa duka dalam bentuk karangan bunga yang dikirim ke Kantor Tribun Manado, Kompas Gramedia Grup di Jalan AA Maramis, Kairagi II Manado.

Pernyataan duka juga disampaikan Uskup Manado Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC dan para tokoh nasional.

Berikut pernyataan para tokoh:

Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah

"Saya sempat beberapa kali berjumpa dan berdiskusi dengan Pak Jakob, komitmen dan pemikirannya tentang keniscayaan kemajuan berpikir bangsa Indonesia sangatlah kuat dalam dirinya. Bangsa Indonesia sungguh kehilangan tokoh pers dan pemikir kebudayaan Indonesia yang berwawasan luas. Selamat jalan Pak Jakob Oetama."

Mgr Benedictus Estephanus Rolly Untu MSC, Uskup Manado

"Jakob Oetama adalah tokoh pers nasional. Kami ikut merasa kehilangan."

Romo Benny Susetyo, Rohaniwan

"Jakob Oetama adalah tokoh humanisme yang percaya, dialog dan titik temu adalah jalan bersama menemukan kebersamaan. Dalam merajut kebersamaan dan persaudaraan, beliau menekankan pentingnya dialog antar-agama dalam memajukan peradaban. Misi medianya membawa visi perdamaian."

Muhajir Effendi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

"Tokoh Muhammadiyah, Abdul Malik Fadjar, meninggal dunia pada Senin (7/9/2020). Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama (88) tutup usia pada Rabu (9/9/2020). Kebetulan almarhum berdua bersahabat karib. Kebetulan juga saya sangat dekat dengan Pak Malik dan menjadi agak dekat dengan Pak Jakob karena Pak Malik. Bukti kedekatan beliau berdua, Pak Malik menyediakan ruang khusus di gedung perpustakaan UMM diberi nama “Jakob Oetama Corner” yang berisikan buku-buku koleksi Pak Jakob yang disumbangkan ke UMM. Secara periodik Pak Jakob mengirim buku-buku beliau termasuk yang diterbitkan oleh Kompas Gramedia."

Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf TNI Angkatan Laut

“Kami atas nama seluruh prajurit TNI Angkatan Laut mengucapkan duka cita yang mendalam serta merasa kehilangan atas meninggalnya tokoh pers, pendiri Kompas Gramedia Bapak Jakob Oetama. Semoga amal ibadah beliau diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.”

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

"Satu hal yang ditanamkan almarhum adalah bagaimana pers adalah alat untuk memperjuangkan manusia dan kemanusiaan. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Selamat jalan Bapak Jakob Oetama."

Saleh Husin, Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia

"Jakob Oetama merupakan salah satu tokoh media nasional yang mempunyai integritas dan jati diri yang kuat. Termasuk menerbitkan berbagai macam buku yang sangat bermanfaat buat orang banyak. Selamat jalan Pak Jakob Oetama, pendekar media Tanah Air yang sangat rendah hati dan peduli."

Gatot S Dewabroto, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga

“Kami selaku pribadi maupun sebagai Sesmenpora menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Bapak Jakob Oetama, pendiri Surat Kabar Kompas. Almarhum pernah menjabat sebagai Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia, Pembina Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia, dan Penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN.”

Putra Nababan, Politikus

"Beliau adalah satu-satunya jurnalis Indonesia yang berhasil mengombinasikan antara jurnalisme yang bagus, jurnalisme yang berdampak ke masyarakat dan pemerintahan, tapi bisa mengelola bisnis. Jadi tidak hanya memikirkan konten, berita dan sebagainya, tapi juga bisa memikirkan bisnis dari media itu sendiri. Dan Pak Jakob sudah membuktikan, pers yang baik itu juga bisa menyejahterakan karyawannya."

Asrul Sani, Wakil Ketua MPR

"Saya pernah mendapat petuah dari beliau ketika masih menjadi asisten pembela umum di LBH Jakata pada pertengahan tahun1980-an. Nasihatnya kepada kami yang muda-muda agar gigih dalam memperjuangkan kepentingan orang banyak, mempertahankan idealisme, namun tetap dengan menggunakan cara-cara yang benar dan terpuji."

Sidarto Danusubroto, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden

"Dia orang yang pandangannya luas dan juga punya integritas. Orangnya humble, smart, pandangannya jauh ke depan, strategis untuk bangsa ini. Kita kehilangan tokoh media yang ikut mengawal republik ini."

Hinca Panjaitan, Anggota DPR RI

"Saya kehilangan. Kita kehilangan. Dunia media kehilangan. Indonesia kehilangan. Kehilangan fisiknya, karena sudah waktunya menghadap Sang Pencipta, Tapi semangat Jakob Oetama tak pernah hilang. Pun karya besarnya tak pernah pudar. Baktinya pada negeri tak pernah berakhir. Ia adalah kompas bagi demokrasi Indonesia!" (tim/tribunnetwork/cep)

Kenang Jakob Oetama, Anies: Saya Kenal Pak Jakob Pertama Kali saat Kuliah di UGM

Jakob Oetama Menurut Herman Darmo (1) - Sederhana, Jujur dan Pembela Orang Kecil

Tokoh Pers Jakob Oetama Tutup Usia, Olly, CEP, VAP Turut Berduka

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved