Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sosok

Mengenal Sosok Pablo Escobar, Sang Raja Narkoba yang Trending Twitter Karena Sayur Tahu

Mengutip Harian Kompas 4 Desember 1993, Pablo Escobar memiliki nama lengkap Pablo Emilio Pablo Escobar Gaviria.

Editor: Rizali Posumah
Pablo Escobar bersama keluarga 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kata "Pablo Escobar" menjadi trending di Twitter pada Senin (7/9/2020).

Ini berawal dari sebuah video penggeledahan penyelundupan pil koplo di Twitter viral.

Dalam video tersebut nampak upaya penyelundupan pil koplo yang dimasukkan dalam sayur tahu.

Petugas yang mencurigai langsung membongkar sayur tahu itu dan dugaannya benar.

Malah, setelah video itu viral, nama Pablo Escobar juga ikut trending di Twitter.

Nama ini setidaknya dicuitkan oleh pengguna Twitter lebih dari 5.100 kali.

Salah satu pemicunya adalah video upaya penyelundupan narkoba di Lapas Kelas IIB Mojokerto, Jawa Timur awal Januari 2020 lalu.

Dalam video yang diunggah akun @captmor tersebut terlihat puluhan narkoba berupa pil koplo diselundupkan melalui sayur lodeh.

Video itu tayang sebanyak 1,2 juta kali, diretweet 22.600 kali dan dibukai 51.000 kali.

Warganet menghubungkan upaya penyelundupan itu dengan gembong narkoba Pablo Escobar.

Siapa Pablo Escobar?

Mengutip Harian Kompas 4 Desember 1993, Pablo Escobar memiliki nama lengkap Pablo Emilio Pablo Escobar Gaviria.

Pria kelahiran Kolombia 1 Desember 1949 ini mula-mula adalah buruh tani.

Karier kejahatannya dimulai sebagai pencuri batu nisan dari kuburan.

Badannya yang pendek-gemuk-kekar nampaknya cocok untuk pekerjaan itu.

Namun baru tahun 1973 -di saat usia 24 tahun- namanya baru tercatat dalam daftar polisi: sebagai pencuri mobil.

Dua tahun kemudian Pablo Escobar mulai dikenal sebagai pembunuh bayaran dan ia ditangkap karena memiliki 39 kg kokain.

Namun dalam kejahatan- kejahatan itu Pablo Escobar berhasil lolos.

Alasannya sederhana: semua saksi meninggal.

Teknik membunuh saksi ini ternyata merupakan ciri khusus operasi perdagangan obat bius Kolumbia saat itu.

Secara sistematis para pengedar obat bius membunuh para jaksa yang terlalu lurus, para polisi yang terlalu getol menyidik, para saksi yang terlalu banyak tahu, serta para wartawan yang terlalu banyak bertanya.

Raja kokain

Dalam suasana macam itu, Pablo Escobar kemudian menjadi raja kokain terbesar di akhir dasawarsa 1970.

Ia memiliki "pasukan khusus" dan beberapa jalur istimewa penyaluran obat bius ke AS.

DEA menempatkannya sebagai burunan nomor satu.

Di dalam negeri Pablo Escobar sangat populer, khususnya di kalangan kelompok miskin Medellin.

Banyak keuntungan perdagangan obat biusnya disumbangkan untuk kelompok itu.

Pablo Escobar sendiri hidup sangat sederhana, dengan mobil Reanult tua, selalu memakai baju kaus dan sepatu tenis, tapi juga memiliki arloji Rolex bertaburan intan.

Sebuah LSM untuk orang miskin dan sebuah koran diterbitkannya di Medellin.

Anak-anak diberinya tempat bermain.

Dan stadion sepak bola diberi lampu penerangan.

Puncak kepopulerannya terjadi ketika ia membangun sebuah "kota" dengan 200 rumah bagi para gelandangan.

Mereka menyebut namanya dengan hormat: Don Pablo, dan koran lokal menyebutnya sebagai "Robin Hood," tokoh perampok dermawan.

Guna memberi kerangka kedermawanannya itu, Pablo Escobar memasuki kancah politik meniru raja kokain sebelumnyam, Carlos Lehder, yang membentuk parpol, Partido Latino Nacional yang beraliran fasisme.

Namun Don Pablo ini lebih pintar.

Ia bergabung dengan partai besar, Partido Liberal, dan pada tahun 1982 menjadi wakil pengganti wilayah Bogota.

Kedudukan sebagai anggota parlemen ini membuat Pablo Escobar mendapat kekebalan hukum.

Padahal di saat itu asetnya diperkirakan sudah bernilai dua miliar dollar AS.

Awal dasawarsa 1980 memang merupakan masa keemasan perdagangan obat bius Kolumbia dengan dua kartel yang tidak saling bersaing.

Pablo Escobar menguasai kartel Medellin yang memonopoli jalur perdagangan kokain di Florida.

Sedangkan yang lainnya berpusat di kota Cali di Tenggara, yang menguasai perdagangan di New York dan California.

Titik balik

Zaman keemasan kartel perdagangan obat bius Kolumbia kemudian berubah pada tahun 1983.

Tokohnya adalah Menteri Kehakiman Rodrigo Lara Bonilla, dan penerbit surat kabar berpengaruh dari Bogota El Espectador, Guillermo Cano.

Cano mengorek sejarah masa lalu Pablo Escobar.

Sedangkan Bonilla terus menerus menekan raja kokain itu secara hukum dan politik.

Partido Liberal dipaksa memecat Pablo Escobar.

Setelah kekebalan hukumnya sebagai anggota parlemen dicabut, Pablo Escobar dinyatakan sebagai pengedar obat bius terbesar Kolumbia.

Dengan ini maka ia bisa diekstradisi ke AS guna diadili.

AS memang menjadi momok bagi setiap pengedar obat bius.

Di negeri itu, mereka tidak akan bisa membunuh, mengancam dan menyuap hakim, polisi, saksi, dan para pegawai penjara.

Reaksi Pablo Escobar sangat khas.

Pembalasan kejam dan langsung.

Bulan April 1984, Bonilla dibunuh.

Tiga tahun kemudian, Desember 1987, Cano juga dihabisi.

Tidak merasa cukup, kartel Medellin itu kemudian membentuk sebuah kelompok pembunuh paramiliter, yang dilatih Israel dan tentara bayaran Inggris.

Sejak tahun 1984, pelbagai pembunuhan, peledakan mobil, serta pembantaian rakyat -semuanya dilakukan kelompok Medellin- menjadi peristiwa sehari-hari di Kolombia.

Namun teror dan kejahatan Pablo Escobar itu tidak bertahan lama.

Perang melawan obat bius

Ketika bulan Agustus 1989, di tengah sorotan TV senator Partido Liberal, Luis Carlos Galan, yang sedang melakukan kampanye kepresidenan, dibunuh kartel Medellin, maka segera saja Presiden Virgilio Barco menyatakan perang total melawan pengedar obat bius.

Pablo Escobar masih sempat melancarkan aksinya, yaitu peledakan pesawat Kolumbia bulan November 1989 yang menewaskan 107 penumpangnya.

Namun pemburuan pemerintah akhirnya membuat Pablo Escobar menyerah pada bulan Juni 1991, dengan tukaran ia tidak akan diekstradisi ke AS.

Don Pablo ini membuat berita lagi 13 bulan kemudian, ketika ia berhasil lolos ketika hendak dipindah ke penjara militer.

Namun pada 2 Desember 1993, kerajaan yang dia kendalikan dari Kolombia rontok setelah dia tewas tertembak.

Reaksi terbunuhnya Pablo Escobar cukup besar.

Kematian sang raja kokain itu merupakan pukulan mundur bagi perdagangan obat bius Kolumbia, kata Presiden Cesar Gaviria.

Presiden AS Bill Clinton sangat memuji usaha Bogota membawa Pablo Escobar pada hukum keadilan.

Untuk Pertama Kalinya, China Meluncurkan 2 Kapal Induk Dalam Latihan Simulasi, Sedang Unjuk Gigi?

7 Mahasiswa IAIN Manado Akan Melaksanakan PPKT Selama 2 Bulan di MIN 1 Boltim

7 Tips Mengakhiri Hubungan Tanpa Menyakitinya Terlalu Dalam

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trending di Twitter, Ini Kisah Hidup Gembong Narkoba Pablo Escobar".

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved