Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Perang Dingin Masih Berlanjut, Amerika Serikat Tutup Semua Pusat Budaya China

Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China terus memburuk. China dituding sebagai biang keladi meluasnya virus corona di dunia.

Editor: Ventrico Nonutu
Istimewa
Ilustrasi ketegangan AS dan China. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan China terus memburuk.

China dituding sebagai biang keladi meluasnya virus corona di dunia.

Sementara AS juga dituding memicu ketegangan di Laut China Selatan.

Desa Miliarder di Indonesia, Punya 5 Kendaraan Harga Ratusan Juta & 1 Ambulans Standar Covid 19

Sosok Tentara Bercelana Pendek yang Perlihatkan Pistol ke Petugas Covid-19 Ditahan Polisi Militer

Kondisi ini terus diperparah dengan sanksi AS terhadap perusahaan teknologi asal China, Huawei.

Selain itu AS juga beberapa waktu lalu menutup konsulat jenderal (konjen) China di salah satu negara bagian yang ikut dibalas China melakukan hal serupa.

China sejak 2019 secara global tampak "unjuk gigi" di berbagai hal.

Dominasi AS yang selama ini terasa di dunia seakan merasa tersaingi dengan kehadiran China.

Berbagai tuduhan pun dialamatkan Negeri Paman Sam kepada Beijing.

Yang terbaru adalah AS berencana menutup semua pusat budaya Institut Konfusius China di semua universitas AS pada akhir tahun ini.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada Selasa (2/9/2020) kepada Lou Dobbs di acara Fox Business Network, menurut laporan dari Reuters pada hari yang sama.

"Saya pikir semua orang datang akan mendapati risiko yang dikaitkan dengan mereka (institut konfisius China)," kata Pompeo.

Politisi Partai Republik ini menuduh lembaga yang didanai pemerintah China, seperti Institut Konfusius China, bekerja untuk merekrut mata-mata dan kolaborator di perguruan tinggi AS.

"Saya pikir lembaga-lembaga ini dapat melihat itu (potensi perekrutan), dan saya berharap kita akan menutup semuanya sebelum akhir tahun ini," ucapnya.

Bulan lalu, Pompeo melabeli lembaga pusat yang mengelola Institut Konfusius di AS sebagai "entitas yang meningkatkan propaganda global dan pengaruh jahat Beijing", serta mengharuskannya mendaftar sebagai misi asing.

David Stilwell, diplomat AS terkemuka untuk Asia Timur, mengatakan pada saat itu bahwa puluhan Institut Konfusius di kampus-kampus AS tidak dikeluarkan, tetapi universitas AS harus "mencermati" apa yang mereka lakukan di kampus.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved