Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Vaksin Covid 19

Vaksin Covid-19 akan Disuntik Sebanyak 2 Kali, Erick Thohir: Rentan Waktu Dua Minggu

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengatakan, tiap satu orang perlu dilakukan dua kali vaksinisasi. Rentang waktunya, berkisar dua

Editor: Rhendi Umar
via https://pontas.id/
Erick Thohir Angkat Komisaris Utama BUMN Angkasa Pura II 

Hal itu dikarenakan, negara seperti Amerika Serikat memang telah memiliki teknologi yang cukup memadai untuk melakukan uji netralisasi plasma darah, sesuai dengan standar yang berlaku.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kanan) dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin berjalan keluar dari pintu belakang Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu (7/7/2020).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir (kanan) dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin berjalan keluar dari pintu belakang Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta, Rabu (7/7/2020). (Antara Foto/Adam Bariq)

Teknologi yang dipergunakan untuk menguji netralisasi plasma darah ini disebut dengan Plaque Reduction Neutralization Test (PRNT).

PRNT ini dipergunakan untuk memastikan secara akurat bahwa sampel plasma yang diambil dari donor mengandung antibodi spesifik dan titernya tidak rendah.

"Ini (PRNT) sedang dikembangkan di Lembaga Eijkman. Kita berharap dua bulan lagi (November) selesai," harapnya.

Adapun inti utama uji klinis plasma konvalesen yang dikembangkan saat ini adalah untuk memastikan dua hal berikut.

1. Mendapatkan cara terbaik pemberian plasma

Seperti disebutkan sebelumnya, jika sampel plasma darah sudah dipastikan melalui PRNT dan siap diberikan kepada pasien. Maka, risiko efek samping bisa diminimalisir.

Sehingga, fokus peneliti dan dokter beserta tenaga medis hanyalah memantau perkembangan reaksi pasien penerima donor plasma konvalesen itu selama maksimal dua kali uji coba dalam kurun waktu tiga hari.

"Itu biar kita tahu dosisnya bagaimana, berapa. Sama seperti kita minum obat, kan, ada dosisnya, kalau nggak diuji kita nggak tahu. Kalau kekurangan ya nggak efektif, kalau kelebihan ya bahaya, makanya perlu diuji dulu," jelas David.

2. Mempelajari semua pasien dan donor dengan PRNT

Tidak semua pasien yang terinfeksi virus corona dan penyintasnya memiliki gejala, keluhan ataupun faktor-faktor risiko penyakit penyerta yang sama.

Oleh sebab itu, uji klinis plasma konvalesen perlu dilakukan agar mengetahui dan mempelajari setiap kemungkinan yang berlaku pada setiap indikator yang berkaitan dengan plasma konvalesen dan penyembuhan infeksi penyakit akibat virus tersebut.

Akan tetapi, yang dapat dipastikan oleh David, pemilihan penyintas donor plasma darah untuk terapi pasien Covid-19 juga harus diperketat dengan mengutamakan penyintas tanpa penyakit penyerta, dan bukan wanita hamil.

BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:

Polwan Gadungan Peras Kekayaan Suami dan Keluarganya, Ditipu dengan Pangkat AKBP, Menikah Maret Lalu

Presiden Klub Barcelona Bartomeu Janji Pergi jika Lionel Messi Pilih Bertahan di Camp Nou

Partai Baru Besutan Amien Rais Direncanakan Deklarasi Desember Mendatang, Logonya Mirip Parpol Lawan

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

KLIK TAUTAN AWAL: https://nasional.kontan.co.id/news/menteri-erick-prediksi-harga-vaksin-covid-19-rp-440000-per-orang

Sumber: Kontan
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved