Ratusan Nelayan Terjerat Hutang, 'Ikan Sudah Sulit Ditangkap, Harganya Murah Lagi'

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ngutang. Hanya itu yang bisa dilakukan Sukur untuk bertahan hidup. Nelayan dari Desa Motabang, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolmong ini, berutang
hampir tiap pekan.

"Kalau dulu tiap bulan, kini saya berutang tiap pekan," kata dia kepada Tribun Manado di rumahnya di Pesisir Pantai Motabang, Kamis (27/8/2020) malam.

Sebut dia, harga ikan di masa Covid-19 turun jauh dikarenakan pembeli kurang.

Dari Rp 100 ribu, turun jadi Rp 20 ribu per loyang.

"Pembeli di pasar sangat kurang, mungkin pengaruh Covid-19," kata dia.

Dengan harga serendah itu, ia mengaku tak bisa untung.

• BREAKING NEWS: PDIP Rekomendasi Usung Suhendro Boroma-Rusdi Gumalangit di Pilkada Boltim

• Cegah Penyebaran Covid-19, Kemenag Boltim Lakukan Tes Swab

• Ini Daftar Lengkap 4 Cagub-Cawagub dan 58 Cakada Tingkat II PDIP Gelombang IV, Manado Belum

Kerap kali ia nombok. "Biaya bensin untuk melaut tinggi," ujarnya.

Mina, istri Sukur membeber, sepekan ia bisa dua kali berutang di rentenir. Bunga tinggi
tapi ia tak punya pilihan lain.

"Saya pinjam 100 ribu, gantinya 120 ribu. Bunganya tinggi. Tapi saya tak punya pilihan lain,
jika tak ngutang tak makan," katanya.

Mina mengaku terjerat hutang menumpuk.

• Rocky Gerung Tertawa Dilabrak Guru Besar Universitas Airlangga, Balas Menyindir dengan Otak Besar

• 9 Pegawai KPK Positif Covid-19, Termasuk Penyidik Senior Novel Baswedan

Ia bingung bagaimana membayar semuanya. "Perahu ini saja masih ngutang," kata dia.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bolmong Iskandar menyebut, ada ratusan nelayan terjerat hutang dari rentenir.

"Sudah ikan sulit ditangkap, harganya murah lagi," katanya. (art)

• Selamat! Istri Rezky Adhitya Citra Kirana Lahirkan Anak Laki-laki, Lihat Wajah Lucu si Bayi!

• Ibu Rumah Tangga Ditangkap Lantaran Diduga Curi Dompet di ATM

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO: