Liga Champions
Sang Mantan yang Bawa Bayern Muenchen Juara: Hati Saya Sakit Lihat PSG
Kingsley Coman, membuyarkan mimpi PSG setelah berhasil memasukkan gol satu-satunya Bayern Muenchen ke gawang mantan klubya tersebut.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sosok mantan pemain Paris Saint-Germain (PSG), Kingsley Coman, menjadi pahlawan di klubnya Bayern Muenchen, dalam laga final Liga Champions.
Kingsley Coman, membuyarkan mimpi PSG setelah berhasil memasukkan gol satu-satunya Bayern Muenchen ke gawang mantan klubya tersebut, pada Minggu (23/8/2020) waktu setempat atau Senin dini hari WIB.
Kingsley Coman berhasil menciptakan gol pada menit ke-59 lewat sundulan yang memanfaatkan umpan Joshua Kimmich.
Gol tunggal Coman membuat Les Parisiens gagal mengangkat trofi Si Kuping Besar untuk pertama kalinya.
Kegagalan PSG menjadi lebih menyakitkan lantaran pahlawan kemenangan Muenchen merupakan mantan pemain mereka.
Bagi Coman, PSG bukan sekadar mantan tim, tetapi juga klub masa kecil.
Pada usia delapan tahun, pemain sayap kelahiran Paris itu bergabung dengan akademi PSG dan menjelma pemain profesional di klub yang sama pada tahun 2013.

Bersama Les Parisiens, pemain berusia 24 tahun itu pernah mencicipi dua kali juara Liga Prancis, serta Piala Liga Prancis dan Piala Prancis masing-masing satu kali.
Coman hengkang dari PSG pada tahun 2014 untuk menuju Juventus sebelum akhirnya dibeli Muenchen tiga tahun kemudian.
Pemain sayap berpostur 174 cm itu telah memenangkan gelar liga di setiap musim yang dia mainkan di Prancis, Italia, dan Jerman.
Keberhasilan meraih gelar Liga Champions menjadi kali perdana bagi Coman.

Akan tetapi, Coman merasa kemenangan pertama tersebut membahagiakan sekaligus juga menyedihkan.
"Saya sangat, sangat bahagia, tentu saja. Saya benar-benar harus menekankan itu. Itu adalah malam yang luar biasa, tidak hanya untuk klub, tapi untuk semua fan," kata Coman, dikutip BolaSport.com dari laman resmi klub.
"Saya ingin bermain bagus. Tak masalah melawan PSG, saya hanya 100 persen bermain untuk Bayern Muenchen sekarang dan saya sangat ingin menang. "
"Saya harus menjadi profesional, saya tidak bisa memikirkannya selama pertandingan. Tentu saja saya menyayangkan kekalahan PSG dan saya merasakannya karena saya berasal dari kota itu."