Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kim Jong Un

Kim Jong Un Dirumorkan Koma, Ini Keanehan di Korut dalam Sebulan, Eks Pejabat Korsel Ungkap Berikut

Rumor baru datang dari Pemimpin Tertinggi Korea Utara. Kondisi kesehatan Kim Jong Un kembali menjadi spekulasi.

AFP/KCNA VIA KNS/STR
Kim Jong Un saat menghadiri rapat Komisi Militer Pusat Partai Buruh, mendiskusikan kebijakan baru meningkatkan pencegahan perang nuklir. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Rumor baru datang dari Pemimpin Tertinggi Korea Utara.

Kondisi kesehatan Kim Jong Un kembali menjadi spekulasi.

Ia kali ini dirumorkan sedang mengalami koma.

Klaim Kim Jong Un koma itu diucapkan oleh mantan pejabat Korea Selatan, Chang Song-min, yang merupakan eks ajudan mendiang Presiden Korsel Kim Dae-jung.

"Saya menilai dia sedang koma, tapi hidupnya belum berakhir," katanya kepada media Korsel, dikutip dari New York Post, Minggu (23/8/2020).

Ramalan Kesehatan Selasa 25 Agustus 2020: Aries Terpaku Hal Negatif, Taurus Perhatikan Tenggorokan

Mantan ajudan tersebut menambahkan, adik perempuan Kim Jong Un yakni Kim Yo Jong juga sudah siap membantu memimpin negara.

Kabar miring Kim Jong Un juga diikuti sederet hal-hal tak biasa dalam sebulan terakhir.

Sejak awal Agustus ada desas-desus Kim Jong Un sedang tak sehat, lalu tiba-tiba dia membagi sebagian kekuasaannya dengan sang adik, Kim Yo Jong.

Berikut adalah kilas balik 5 kejadian tak biasa di Korut sebulan terakhir.

FAKTA Kasus Pembunuhan Bos Ekspedisi, Siapkan Lima Rencana Pembunuhan Sebelum Tembak Korban

1. Foto Kim Jong Un terlihat tidak sehat

Joseph Siracusa, analis politik sekaligus profesor Jurusan Studi Global di Universitas RMIT, Australia, memberikan pandangannya soal foto Kim Jong Un saat memimpin pertemuan para pejabat Korea Utara.

Di rapat untuk membahas penanganan wabah Covid-19 tersebut, "Kim terlihat tidak sehat jika merujuk kepada foto yang kita lihat," ujar Siracusa dikutip dari Daily Express pada Sabtu (1/8/2020).

Dia menerangkan, melalui pertemuan itu Kim seolah menegaskan kepada dunia bahwa negara komunis itu sama sekali tidak mempunyai kasus domestik. 

"Mereka ingin menunjukkan tidak mempunyai penularan, dan kasus itu berasal dari Korea Selatan," papar Profesor Siracusa.

Sang pakar lalu mengatakan, dia menduga bahwa pertemuan itu sebenarnya merupakan tanda bahwa dia membutuhkan bantuan finansial dari Presiden AS, Donald Trump.

Motif Penembakan di Kelapa Gading: Ada Dua Hal Salah Satunya Pelaku Merasa Dilecehkan

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved