News
Ingat Kasus Munir yang Diracuni di Pesawat? Kini Terulang, Aktivis AN Jadi Korban, Nasibnya Malang
Nasib pemimpin Oposisi Rusia, Alexei Navalny yang diduga diracuni di pesawat, mengingatkan kisah sosok Pejuang Munir Said Thalib. Diracuni di pesawat.
Selain itu Navalny dikenal anggota oposisi Rusia yang paling menonjol.
Navalny sempat berkampanye untuk menantang Putin dalam pemilihan presiden 2018, tetapi dilarang mencalonkan diri.
Vyacheslav Gimadi, pengacara yayasan Navalny, mengatakan tim tersebut meminta Komite Investigasi Rusia membuka penyelidikan kriminal.
"Tidak ada keraguan bahwa Navalny diracun karena sikap dan aktivitas politiknya," kata Gimadi dalam tweet pada Kamis. (Tribunnews.com)
Kisah Munir Diracuni dan Meninggal di Udara
Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Munir Said Thalib, nama ini tetap dikenal sebagai sosok pejuang, bahkan 14 tahun setelah menutup usia, pada 7 September 2004 silam.
Sebagai seorang aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir banyak menangani berbagai kasus, terutama kemanusiaan dan pelanggaran HAM.
Namun, kematian Munir masih menjadi sebuah misteri hingga sekarang.
Pendiri Imparsial dan aktivis Kontras itu tewas di pesawat terbang ketika bertolak ke Amsterdam, Belanda untuk melanjutkan studi.
Munir tewas dibunuh setelah hasil otopsi menyebutkan bahwa ada racun arsenik di dalam tubuhnya. Munir dibunuh di udara.

Mengenal Sosok Munir
Munir Said Thalib lahir di Malang, Jawa Timur pada 8 Desember 1965.
Dia berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (Unibraw) dan terkenal sebagai seorang aktivis kampus.
Berkat ketekunannya, Munir dipilih rekan-rekannya untuk menjadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Unibraw pada 1998, Koordinator wilayah IV Asosiasi Mahasiswa Hukum Indonesia.
Munir juga merupakan anggota Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir, Sekretaris Dewan Perwakilan Mahasiswa Hukum Unibraw, dan anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).