Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Israel

Israel Bangun Perdamaian, Kini Sudan Target Selanjutnya, Netanyahu: Selesaikan Kesepakatan

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Sudan mengumumkan menunggu penyelesaian perjanjian damai dengan Israel.

Editor: Rhendi Umar
JOHN THYS / AFP
Benjamin Netanyahu 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah Sudan, Selasa (18/8/2020) mengatakan hampir mencapai kesepakatan damai, bahkan menyiapkan panggung untuk terobosan diplomatik dengan negara Zionis.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Sudan mengumumkan menunggu penyelesaian perjanjian damai dengan Israel.

Tetapi, telah menarik janji dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan semua yang diperlukan dalam menyelesaikan kesepakatan.

Pengumuman itu datang beberapa hari setelah Israel dan Uni Emirat Arab mengumumkan kesepakatan untuk menjalin hubungan diplomatik secara formal.

Meskipun Sudan tidak memiliki sumber daya dan pengaruh seperti UEA, Sudan memiliki sejarah yang jauh lebih bermusuhan dengan Israel.

Sudan menjadi tuan rumah konferensi Arab yang penting setelah perang Timur Tengah 1967.

Sebanyak delapan negara Arab menyetujui "tiga tidak": tidak ada perdamaian dengan Israel, tidak ada pengakuan atas Israel dan tidak ada negosiasi.

Pada tahun 1993, AS menunjuk Sudan sebagai negara sponsor terorisme atas dukungannya terhadap sejumlah kelompok militan anti-Israel, termasuk Hamas dan Hizbullah.

Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini, permusuhan itu telah melunak, dan kedua negara telah menyatakan kesiapan untuk menormalkan hubungan.

Sky News Arabia mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Sudan yang mengatakan pemerintahnya menantikan kesepakatan perdamaian berdasarkan kesetaraan dan kepentingan Sudan.

"Tidak ada alasan untuk melanjutkan permusuhan antara Sudan dan Israel," kata jurubicara Haidar Badawi.

"Kami tidak menyangkal ada komunikasi dengan Israel," katanya.

Dia menambahkan kedua negara akan memperoleh banyak keuntungan dari kesepakatan.

Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengatakan Israel, Sudan dan seluruh wilayah akan mendapat manfaat.

“Kami akan melakukan semua yang diperlukan untuk mewujudkan visi ini menjadi kenyataan,” katanya.

Setelah pengumuman dengan UEA, Netanyahu memperkirakan negara-negara Arab lainnya akan segera mengikuti.

Pada Februari 2020, Netanyahu bertemu dengan Jenderal Abdel-Fattah Burhan, kepala pemerintahan transisi Sudan, selama perjalanan ke Uganda.

Mereka berjanji untuk melakukan normalisasi dan pertemuan dilakukan secara diam-diam dan baru diumumkan setelah ada fakta.

Kesepakatan Israel dengan Sudan akan menandai kemunduran baru bagi Palestina.

Palestina telah lama mengandalkan dunia Arab untuk menekan Israel agar membuat konsesi kepada mereka sebagai syarat normalisasi.

Mereka mengutuk keputusan Emirat sebagai pengkhianatan, seperti dilansir AP, Selasa (18/8/2020).

Tetapi dengan upaya perdamaian Timur Tengah yang dibekukan selama lebih dari satu dekade dan dengan dorongan dari pemerintahan Trump, negara-negara Arab semakin mengutamakan kepentingan mereka sendiri.

Sudan sangat ingin mencabut sanksi yang terkait dengan pencatatannya oleh AS sebagai negara sponsor teror.

Sebuah langkah kunci untuk mengakhiri isolasi dan membangun kembali ekonominya setelah pemberontakan populer menggulingkan diktator Omar al-Bashir tahun lalu.

Seorang pejabat Sudan telah mengakui pada Februari 2020, bahwa pertemuan dengan Netanyahu diatur oleh Uni Emirat Arab.

Hal itu bertujuan membantu menghapus daftar teror, yang dimulai pada tahun 1990-an, ketika Sudan secara singkat menjamu Osama bin Laden dan militan yang dicari AS.

Di bawah al-Bashir, Sudan juga diyakini telah berfungsi sebagai saluran pipa bagi Iran untuk memasok senjata kepada pejuang Palestina di Jalur Gaza.

Israel diyakini berada di balik serangan udara di Sudan yang menghancurkan konvoi pada 2009 dan pabrik senjata pada 2012.

Pengumuman minggu lalu menjadikan UEA negara Arab ketiga yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel.

Mesir adalah yang pertama, pada 1979, diikuti oleh Jordania pada 1994.

Hubungan tidak resmi dengan negara-negara Teluk Arab juga tumbuh dalam beberapa tahun terakhir inidipicu oleh permusuhan bersama terhadap Iran.

Kesepakatan dengan Sudan juga bisa memberi Netanyahu dorongan di dalam negeri.

Netanyahu telah melihat popularitas pribadinya turun karena krisis virus Corona dan telah merusak ekonomi Israel.

Dia juga menghadapi kritikan luas saat diadili atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Israel telah lama mencari dukungan Afrika.

Sebagai imbalan atas keahliannya dalam keamanan dan bidang lainnya.

Israel ingin negara-negara Afrika memihaknya di Sidang Umum PBB dan badan internasional lainnya yang telah lama berpihak pada Palestina.

Israel memperbarui hubungan diplomatik dengan Guinea pada 2016.

Setelah Netanyahu mengunjungi Chad untuk pembaruan hubungan pada 2019, dilaporkan Israel sedang bekerja untuk meresmikan hubungan dengan Sudan.(*)

BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:

Kim Jong Un Minta Anjing Peliharaan Diserahkan ke Restoran, Rakyatnya Mulai Kelaparan

Jokowi Diminta Cepat Dipanggil Maha Kuasa, Pemilik Akun Ditangkap dan Terancam 4 Tahun Penjara

Selamatkan Ekonomi, Duterte Kembali Cabut Lockdown di Ibu Kota Manila: Kita Tetap Menjamin

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:

Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Israel Mulai Bergerilya, Sudan Jadi Target Berikutnya, Buka Hubungan dengan Zionis

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved