Kabar Israel
Israel Bangun Perdamaian, Kini Sudan Target Selanjutnya, Netanyahu: Selesaikan Kesepakatan
Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Sudan mengumumkan menunggu penyelesaian perjanjian damai dengan Israel.
Setelah pengumuman dengan UEA, Netanyahu memperkirakan negara-negara Arab lainnya akan segera mengikuti.
Pada Februari 2020, Netanyahu bertemu dengan Jenderal Abdel-Fattah Burhan, kepala pemerintahan transisi Sudan, selama perjalanan ke Uganda.
Mereka berjanji untuk melakukan normalisasi dan pertemuan dilakukan secara diam-diam dan baru diumumkan setelah ada fakta.
Kesepakatan Israel dengan Sudan akan menandai kemunduran baru bagi Palestina.
Palestina telah lama mengandalkan dunia Arab untuk menekan Israel agar membuat konsesi kepada mereka sebagai syarat normalisasi.
Mereka mengutuk keputusan Emirat sebagai pengkhianatan, seperti dilansir AP, Selasa (18/8/2020).
Tetapi dengan upaya perdamaian Timur Tengah yang dibekukan selama lebih dari satu dekade dan dengan dorongan dari pemerintahan Trump, negara-negara Arab semakin mengutamakan kepentingan mereka sendiri.
Sudan sangat ingin mencabut sanksi yang terkait dengan pencatatannya oleh AS sebagai negara sponsor teror.
Sebuah langkah kunci untuk mengakhiri isolasi dan membangun kembali ekonominya setelah pemberontakan populer menggulingkan diktator Omar al-Bashir tahun lalu.
Seorang pejabat Sudan telah mengakui pada Februari 2020, bahwa pertemuan dengan Netanyahu diatur oleh Uni Emirat Arab.
Hal itu bertujuan membantu menghapus daftar teror, yang dimulai pada tahun 1990-an, ketika Sudan secara singkat menjamu Osama bin Laden dan militan yang dicari AS.
Di bawah al-Bashir, Sudan juga diyakini telah berfungsi sebagai saluran pipa bagi Iran untuk memasok senjata kepada pejuang Palestina di Jalur Gaza.
Israel diyakini berada di balik serangan udara di Sudan yang menghancurkan konvoi pada 2009 dan pabrik senjata pada 2012.
Pengumuman minggu lalu menjadikan UEA negara Arab ketiga yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel.
Mesir adalah yang pertama, pada 1979, diikuti oleh Jordania pada 1994.