HUT RI
Sosok Tim Sabang, Pengibar Bendera Merah Putih 17 Agustus 2020
Mereka mengibarkan Sang Merah Putih di halaman Istana Merdeka pada Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut anggota tim Sabang, yang mengibarkan Bendera Merah Putih pada Senin 17 Agustus 2020
Mereka mengibarkan Sang Merah Putih di halaman Istana Merdeka pada Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
Indrian Puspita Rahmadhani dari Provinsi Aceh bertindak sebagai pembawa bendera.
• Ramalan Zodiak Besok Selasa 18 Agustus 2020: Gemini Lamar Kekasih, Malam Cancer Bakal Romantis
• 30 Ucapan HUT ke-75 RI dan Gambar GIF, Senin 17 Agustus 2020, Cocok Jadi Status Medsos
Indrian lahir di Bireuen, 10 November 2003 dan saat ini tengah menempuh pendidikan di SMAN 1 Bireuen.
Selain itu dari tim tersebut yang akan mengibarkan bendera merah putih ialah Muhammad Adzan dari Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Adzan juga akan bertugas sebagai komandan kelompok sekaligus pembentang bendera.
Sedangkan I Gusti Agung Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata dari Provinsi Bali akan bertugas sebagai pengerek bendera.
Pada upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia kali ini memang dilakukan terbatas untuk mengurangi risiko penularan virus corona (Covid-19).
Kolonel Inf. Muhammad Imam Gogor, A.A. didapuk menjadi Komandan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pria kelahiran Kediri, 16 Februari 1977, ini merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1998.
Saat ini ia menjabat sebagai Asops Paspampres.
Adapun bertindak sebagai Perwira Upacara ialah Brigadir Jenderal TNI Syafruddin, S.E., M.M., M.Tr (Han).
Lahir di Wajo, 3 Agustus 1964, saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Garnisun Tetap I Jakarta. Beliau merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1989.
Paskibraka 2020 yang bertugas hari ini telah dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis, 13 Agustus 2020, di Istana Negara.
Mereka telah mengucapkan Ikrar Putra Indonesia dan siap untuk menjalankan tugasnya pagi ini.
Berbeda dengan tahun sebelumnya yang mencapai 68 orang, tahun ini anggota Paskibraka yang bertugas di istana hanya delapan orang.
Jumlah anggota paskibraka yang betugas dipangkas karena pandemi Covid-19.
Delapan orang tersebut diambil dari anggota Paskibraka yang menjadi cadangan pada tahun 2019.
Tiga anggota akan betugas untuk upacara kenaikan bendera, dan tiga anggota untuk upacara penurunan.
Sisanya, dua anggota cadangan.
• Kisah Veteran RI Mirip Film Behind Enemy Lines, Menyusup Ke Garis Belakang Pasukan Belanda di Papua
• BACAAN ALKITAB, Kemerdekaan Dalam Yesus Kristus, Jangan Mau Lagi jadi Hamba Dosa
Sejak Kapan Bendera Pusaka Merah Putih Tak Lagi Dikibarkan?
Bendera Merah Putih selalu berkibar di setiap perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta.
Namun, bendera tersebut bukanlah Bendera Pusaka yang pertama kali digunakan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 1945 silam, melainkan duplikatnya.
Dilansir Harian Kompas, 12 Agustus 1968, Bendera Pusaka Merah Putih tak lagi dikibarkan dan disimpan di museum sejak 1968.
Meski demikian, bendera bersejarah tersebut selalu diperlihatkan untuk umum saat upacara dan diserahkan oleh presiden kepada barisan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang juga menerima bendera baru.
Setelah bendera baru dikibarkan, Bendera Pusaka akan diserahkan kembali kepada presiden, selaku pemimpin upacara.
Wacana untuk 'memensiunkan' Bendera Pusaka sebenarnya sudah bergulir setahun sebelumnya, tahun 1967.
Kala itu, Menteri Luar Negeri Adam Malik menilai Bendera Pusaka tak perlu selalu dikibarkan di setiap peringatan Hari Kemerdekaan.
"Seakan-akan kalau Bendera Pusaka itu tidak dikibarkan, peringatan 17 Agustus itu tidak sah. Ini hanya menimbulkan mistik," kata Adam Malik dikutip dari Harian Kompas, 15 Agustus 1967.
Menurut dia, bendera itu sebaiknya disimpan di museum, sehingga nilai sejarahnya lebih terasa.
Sebab, langkah serupa juga telah lama dilakukan oleh negara lain, seperti Amerika Serikat dan Rusia.
Sama seperti Adam, Dirjen Olahraga Moetahar juga beranggapan Bendera Pusaka dimasukkan ke dalam museum dan diganti dengan duplikatnya.
"Diusahakan Bendera Merah Putih yang ukurannya sama dengan Bendera Pusaka," jelas dia.
Pembuatan Bendera Pusaka
Bendera Pusaka Merah Putih dijahit oleh istri Presiden Pertama RI Soekarno, Fatmawati.
Bendera tersebut dijahit saat Fatmawati berusia 21 tahun dan menjelang kelahiran putra sulungnya, Guntur Soekarnoputra.
Tak jarang, Fatmawati menitihkan air mata kala menjahit bendera tersebut.
"Berulangkali saya menumpahkan air mata di atas bendera yang sedang saya jahit itu," kata Fatmawati dalam buku "Berkibarlah Benderaku, Tradisi Pengibaran Bendera Pusaka" (2003) karya Bondan Winarno.
"Menjelang kelahiran Guntur, ketika usia kandungan telah mencukupi bulannya, saya paksakan diri menjahit bendera Merah Putih. Saya jahit berangsur-angsur dengan mesin jahit Singer yang dijalankan dengan tangan saja. Sebab dokter melarang saya menggunakan kaki untuk menggerakkan mesin jahit," sambungnya.
Ketika Belanda menduduki Yogyakarta pada 1948, Bendera Pusaka Merah Putih terpaksa dibelah menjadi dua oleh Mutahar yang ditugaskan Soekarno untuk menyelamatkannya.
Baru setelah keadaan aman, bendera itu dijahit kembali seperti semula, seperti dikutip dari Harian Kompas, 16 Agustus 1975.
SUMBER: https://nasional.kontan.co.id/news/tim-sabang-akan-kibarkan-bendera-merah-putih-di-istana-merdeka