Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Indonesia Terancam Masuk Jurang Resesi, Kuartal III 2020 Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi -1 Persen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus pada kuartal III tahun ini.

(TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto mengungkapkan alasan pemerintah memutuskan kembali menaikkan iuran BPJS Kesehatan untuk menjaga kelanjutan operasional. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Perekonomian Indonesia terancam bakal masuk ke dalam jurang resesi.

Virus Corona atau Covid-19 menggerus perekonomian tiap negara-negara di dunia.

Namun dampak Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara lain.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus pada kuartal III tahun ini.

Artinya, perekonomian Indonesia terancam bakal masuk ke dalam jurang resesi lantaran selama dua kuartal berturut-turut mengalami kontraksi.

Airlangga dalam paparannya di acara Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (Rakernas Apindo) memproyeksi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2020 akan -1 persen.

Sementara, realisasi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 lalu -5,32 persen.

"Jika melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dibandingkan negara lain kuartal I adalah satu dari sedikit yang masih positif bersama dengan Korea Selatan. Sementara kalau dilihat kuartal II, negara lain jatuh lebih dalam," jelas Airlangga dalam video conference, Rabu (12/8/2020).

Lebih lanjut Ketua Umum Golkar itu mengatakan tekanan yang cukup besar terjadi terutama pada negara-negara yang menerapkan kebijakan isolasi total atau lockdown.

Misalnya saja negara-negara kawasan Eropa atau Eurozone mengalami kontraksi -15 persen, Inggris yang beru saja mengeluarkan data pertumbuhan ekonomi -20 persen, Jerman -11 persen, serta Jepang -8 persen.

"Beberapa negara kalau melaksanakan lockdown relatif ekonominya terdampak lebih dalam," ujar dia.

Ke depan, untuk mendorong kinerja perekonomian pemerintah akan menggenjot belanja negara yang masih tersisa sekitar Rp 1.700 triliun pada kuartal III dan IV 2020.

Adapun di dalam paparannya dijelaskan, pada kuartal IV mendatang pertumbuhan ekonomi RI akan sebesar 1,38 persen.

Sehingga keseluruhan tahun, perekonomian minus 0,49 persen pada 2020.

"Sampai dengan Juni kemarin (belanja pemerintah) sudah dibelanjakan Rp 1.000 triliun, sehingga kuartal III dan kuartal IV diharapkan bisa belanjakan Rp 1.700 triliun, di mana Rp 700 triliun di kuartal III dan IV, ini akan dipacu, sehingga diharapkan kita bisa masuk zona positif," jelas dia.

Resesi Jadi Momok, Enam Negara Ini Sudah Masuk Jurang: Amerika Serikat, Korsel, hingga Singapura

Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 Minus 0,49 Persen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, memprediksi perekonomian Indonesia selama tahun 2020 tumbuh minus 0,49 persen sebagai dampak pandemi Covid-19.

“Diharapkan di kuartal ketiga bisa membaik dengan prediksi minus dua, minus satu atau bahkan kita berharap bisa masuk positif,” kata Airlangga dilansir dari Antara, Rabu (12/8/2020).

Dalam pemaparan terkait pertumbuhan ekonomi sejumlah negara termasuk Indonesia, Airlangga memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 mencapai minus 1 persen.

Kemudian, kuartal IV-2020 diperkirakan membaik menjadi positif 1,38 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi selama 2020 diperkirakan negatif 0,49 persen.

Airlangga menyebut dampak Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia relatif lebih baik dibandingkan negara lain.

Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua negatif 5,32 persen, merosot dibandingkan kuartal pertama mencapai 2,97 persen.

Meski begitu, lanjut dia, negara lain pada kuartal kedua tahun ini juga tumbuh negatif namun jauh lebih dalam dibandingkan Indonesia.

Ia mencontohkan Amerika Serikat pada kuartal kedua perekonomiannya tumbuh negatif 9,5 persen, kemudian Inggris dan Prancis negatif 19,9 persen dan 19 persen bahkan keduanya sudah mengalami resesi.

Sebagian besar negara di Eropa pertumbuhan ekonominya, lanjut dia, tumbuh negatif pada kuartal kedua begitu juga di Brazil, Argentina, dan India yang jatuh lebih dalam negatif 18,92 persen.

“Oleh karena itu kita harus dorong belanja pemerintah ataupun spending masyarakat diberi rasa nyaman dan aman itu yang paling penting agar spending itu bisa berjalan,” kata dia.

Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 695,2 triliun untuk biaya penanganan Covid-19 termasuk pemulihan ekonomi nasional.

Saat ini, BUMN Bio Farma sedang melakukan uji klinis kandidat vaksin Covid-19 bekerja sama dengan Sinovac dari China.

“Kita berharap ini berhasil maka kita sudah bisa akses vaksin dan ini akan diproduksi Bio Farma dan tiga-empat vaksin juga didorong dengan Kalbe dengan Korea dan juga salah satu melalui Melinda Gates Foundation atau CEPI yang akan akses di Oxford,” kata Airlangga.

Ia mengatakan, perbaikan indikator perekonomian meliputi peningkatan purchasing manager index (PMI) manufaktur yang telah mencapai level 46,9 serta Indeks Keyakinan Konsumsi (IKK) yang mengalami peningkatan dari 77 menjadi 83,8.

Jerinx SID Resmi Jadi Tersangka, Berikut Pasal-pasal yang Bakal Menjeratnya

"Kemudian beberapa sektor emiten membukukan positif, jadi ini dilihat bahwa terjadi bottom out ekonomi nasional. Demikian sektor kendaraan bermotor ada kenaikan dari -82 menjadi -64," ujar Airlangga.

Airlangga menuturkan, perbaikan bisa dicapai dengan memperkuat realisasi jaring pengaman sosial (social safety net) baik dalam bentuk barang melalui bantuan sosial (bansos) maupun uang tunai.

Begitu juga dengan dukungan yang dikucurkan untuk dunia usaha, seperti subsidi bunga untuk ultra mikro dan UMKM, pengelolaan persyaratan kredit UMKM, penempatan dana, penjaminan kredit modal kerja, dan insentif pajak.

"Tentu kita juga berharap ada efek perbaikan (dalam ekspor impor) melalui perekonomian global, baik China maupun negara lain yang recover terlebih dahulu," tutur Airlangga.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pertumbuhan Ekonomi Diprediksi -1 Persen di Kuartal III 2020, RI Terancam Resesi

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved