Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

DERETAN Pantangan yang Tidak Boleh Dilakukan di Bulan Suro, Jika Dilanggar akan Ada Nasib Buruk

Khususnya malam Satu Suro memang menjadi semacam kepercayaan mistis bagi masyarakat Jawa, sehingga ada beberapa ritual dan larangan yang harus dijalan

Editor: Indry Panigoro
TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI GHOZALI
Berebut air di kirab satu Suro. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Suro merupakan satu diantara bulan dalam penanggalan Jawa yang diciptakan oleh Sultan Agung, raja Mataram pada abad ke-16 M, berdasarkan kalender Hijriah.

1 Suro selalu bertepatan dengan 1 Muharam, menandai tahun baru hijriyah atau Hijriah

Ya bertepatan dengan malam Satu Suro dalam sebutan masyarkat Jawa atau dalam Kalender Jawa, sebenarnya bertepatan dengan 1 Muharram dalam hitungan tahun Islam, di mana bertepatan dengan 1 Muharram 1442 Hijriah atau jatuh pada Minggu (20/8/2020).

Khususnya malam Satu Suro memang menjadi semacam kepercayaan mistis bagi masyarakat Jawa, sehingga ada beberapa ritual dan larangan yang harus dijalani.

Sementara bagi umat Islam, malam satu suro yang bertepatan dengan 1 Muharram 1442 Hijriah itu, dianjurkan untuk memperbanyak ibadah karena merupakan tahun baru Islam, tahun yang penuh harapan dan untuk memulai hal-hal yang bermanfaat dan kebaikan.

Kembali kepada bahasan malam Satu Suro, beberapa larangan yang hingga kini dijalani masyarakat Jawa, sebab 1 Syuro dalam kalender Jawa ini, merupakan malam sakral.

Tahun Baru Islam 2020 Tinggal Hitungan Hari, Lakukan 3 Amalan ini dan Dapatkan Pahalanya

Makan itulah, malam Satu Suro dan 1 Muharram, terdapat korelasi karena merupakan bulan istimewa dalam 12 bulan, di sana ada semacam amalan, tradisi dan ibadah yang dijalani secara turun temurun dan menjadi tradisi yang sangat baik untuk diamalkan.

Lantas apa saja larangan yang harus ditaati pada malam Satu Suro? kemudian alam apa saja yang dilakukan?

Malam 1 Suro oleh masyarakat zaman dulu dianggap bernuansa mistis.

Konon para makhluk astral banyak berkeliaran pada malam 1 Suro.

Karena bernuansa keramat itulah banyak dilakukan ritual ketika malam 1 Suro, seperti jamasan pusaka atau membersihkan benda-benda pusaka, mandi kembang setaman, kungkum (berendam), tapa bisu ziarah, dan lainnya.

Selain melakukan ritual-ritual tersebut, Bulan Suro dipercayai orang Jawa tak diperbolehkan melakukan terkait dengan pesta atau perayaan karena diyakini membawa sial seperti dilansir dari tribunjambi:

Beberapa pantangan hajatan yang dilakukan di Bulan Suro yakni :

- Pesta pernikahan

- Pindah rumah

- Hajatan lain

- Bepergian jauh

Pernikahan misalnya beberapa masyarakat Jawa pantang untuk melakukannya.

Mereka menganggap jika hal ini dilanggar akan ada nasib buruk di waktu mendatang.

Lalu, bagaimana kepercayaan tentang pantangan menikah di bulan Suro ini bermula?

Soal pantangan menikah di bulan Suro, pengamat budaya Jawa, Han Gagas, memberi keterangannya sperti dikutip dari Intisari.

Melalui WhatsApp Han Gagas menjelaskan, menurut kepercayaan Hindu, dikisahkan Suro dikuasai Batara Kala.

Suro adalah penguasa waktu yang menjalankan hukum karma atau sebab akibat.

"Suro, dewanya Batara Kala, yang suka makan manusia, dalam arti nasibnya. Sehingga buruk nasibnya," kata Han Gagas.

"Untuk itu, hal tersebut harus dihindari agar auranya menjadi baik," tambahnya.

Dijelaskan bahwa Suro suka makan manusia (dalam arti nasib), sehingga dipercaya apabila menyelenggarakan hajatan di bulan Suro akan menghadapi nasib yang buruk.

Akan lebih baik jika hajatan di bulan Suro tersebut dihindari agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Han Gagas menambahkan bahwa pantangan itu bukan hanya pernikahan, tetapi juga hajatan lain termasuk pendirian rumah, sunatan, pindah rumah dan lainnya.

Menikah di bulan Suro memang sebuah pantangan untuk menghindari nasib buruk, namun bukan berarti menggelar resepsi pernikahan di bulan ini juga dilarang.

Han Gagas mengatakan, "Tetapi, kalau nikah ijab kobul sebelum Suro, lalu pesta resepsi syukuran bulan Suro bisa."

Tak melulu dikaitkan pada kepercayaan Hindu, namun ada maksud lain di balik pantangan menikah di bulan Suro.

Han Gagas berkata, "Budaya Suro bisa dianggap bulan spiritual sehingga waktunya untuk ibadah dan membersihkan dari sifat, sikap, watak nafsu angkara, aluamah, sufiyah, mutmainah, dan bisa dianggap sebagai bulan rehat dan refleksi renungan, bukan untuk membuat hajat yang berdampak pada pengeluaran keuangan terlalu banyak.

Hal ini tentu bermakna bahwa di bulan spiritual ini, alangkah lebih baik jika menggunakannya untuk beribadah, untuk merehatkan diri dari hingar-bingar dunia, bahkan untuk merenungkan kehidupan agar berjalan lebih baik.

Sedangkan, jika hajatan pernikahan atau hajatan lain digelar, masyarakat akan cenderung mengeluarkan biaya yang banyak untuk hajatan tersebut.

Hal ini tentu membuat bulan spiritual tidak dimanfaatkan dengan maksimal karena kesempatan untuk beribadah dan renungan berkurang atau malah hilang sama sekali berganti dengan pesta hajatan.

Selain dari segi spiritual, pantangan menikah di bulan Suro bisa pula dikaitkan dari segi sosial dan ekonomi.

Bukan Bulan Menakutkan

Menurut KH Bukhari Masruri Bulan Muharam atau bulan Suro dalam istilah Jawa bukanlah bulan yang menakutkan.

Ketua PWNU Jawa Tengah periode 1985-1995 itu mengatakan sebaliknya, bahwa bulan Muharam itu memiliki banyak keutamaan dan penuh dengan keistimewaan.

“Masyarakat memandang bulan muharam sebagai bulan ketakutan. Padahal muharam itu bulan yang penuh dengan keberkahan,” katanya.

"Orang Jawa perlu let (jeda), termasuk kondisi keuangan. Jika terlalu banyak hajatan yang kudu nyumbang nanti kasihan bisa buat banyak yang marah atau terlalu ngoyo kerja buat nyumbang, itu bisa buat aura negatif. Ini versi yang modern ke manajemen uang," tambahnya.

Dalam masyakarakat Jawa, menikah bisa dilakukan sepanjang tahun, kecuali pantangan pada bulan Suro.

Amalam-amalan di bulan Suro

Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram bisa dengan melakukan berbagai kegiatan positif yang bisa mendatangkan banyak manfaat.

Jika didasarkan pada Alquran, hal pertama yang perlu dievaluasi ketika menyambut 1 Muharram adalah ketakwaan.

Selain itu, ada beberapa amalan Sunnah seperti:

Puasa Asyura

Puasa Asyura dilakukan pada 10 Muharram dan hukumnya sunah.

Meski begitu, puasa Asyura mempunyai keutaman dapat menggugurkan dosa selama setahun bagi yang melaksanakan.

Hadist tentang Puasa Asyura:

عَنْ اَبِى قَتَادَةَ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: صَوْمَ يَوْمَ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ سَنَتَيْنِ مَاضِيَةً وَمُسْتَقْبِلَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ يُكَفِّرُ سَنَةً مَاضِيَةً

Artinya: Dari Abu Qatadah ra. bahwa rasulullah saw bersabda: "Puasa pada hari arafah dapat menghapus dosa selama dua tahun, yaitu tahun yang berlalu dan tahun yang akan datang. danpuasa pada hari Asyura menghapuskan dosa tahun yang lalu." (H.R jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi)

Niat puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَشُرَ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى

"Nawaitu sauma Asyuro sunnatal lillahita’ala"

Artinya: Saya niat puasa hari asyura , sunnah karena Allah ta’ala.

Puasa Tasu’a

Puasa dilakukan sebelum puasa Asyura, yaitu pada 9 Muharram.

Hadist tentang Puasa Tasu’a:

وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma dia berkata : ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim)

Niat Puasa Tasu’a:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى

"Nawaitu sauma tasu'a sunnatal lillahita’ala"

Artinya: Saya niat puasa hari tasu’a, sunnah karena Allah ta’ala.

Menyantuni Anak Yatim

Pada bulan Muharram, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak sedekah termasuk menyantuni anak yatim.

Sejarah 1 Muharam

Umat Islam akan merayakan Tahun Baru Islam 1440 Hijriyah atau 1 Muharram yang jatuh pada Minggu (1/9/2019). Berikut sejarah dan makna 1 Muharram yang perlu kamu tahu.

Sejarah 1 Muharram tahun baru Islam, awalnya ditandai dengan peristiwa besar berupa peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Hal tersebut menjadikan sebuah penamaan kalender Islam.

Sebelum zaman Nabi Muhammad SAW, masyarakat Arab tidak menggunakan sistem kalender tahunan untuk memperingati suatu peristiwa. Mereka hanya menggunakan sistem hari dan bulan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang lahir pada tahun Gajah, masyarakat Arab tidak menggunakan angka dalam menentukan tahun.
Semua para sahabat Rasul Allah, seperti Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, dan Thalhan bin Ubaidillah berdiskusi untuk menentukan sistem kalender Islam. Dari banyaknya usulan, terpilihlah usulan dari Ali bin Abi Thalib yang mengusulkan kalender Hijriyah Islam dimulai dari persitiwa hijrah Nabi Muhammad SAW.

Sejarah 1 Muharram singkatnya menjadikan kalender hijriyah sebagai sistem penanggalan sehari-hari dengan menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, hal itu berlaku di beberapa negara mayoritas Islam ya Detikers.

Lalu, bagaimana dengan makna 1 Muharram 2019?

Pemaknaan bulan Muharram 2019 berawal dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. Saat zaman Rasul Allah, peristiwa hijrah dilakukan sebagai strategi dakwah dan menanggapi situasi dan kondisi yang tidak kondusif pada masyararakat Mekkah.

Hijrah sendiri diartikan sebagai perjuangan meninggalkan hal-hal buruk ke arah yang lebih baik. Dan, kini peristiwa hijrah diartikan sebagai pembelajaran nilai kebaikan untuk diri sendiri, seperti berani meninggalkan sesuatu yang buruk yang merugikan diri sendiri dan beralih pada sesuatu yang baik.

Amalan yang Dianjurkan

Salah satu ibadah sunah yang amat dianjurkan pada bulan Muharram adalah berpuasa. Anjuran ini bisa dilihat dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah: "Seseorang datang menemui Rasulullah SAW, ia bertanya: 'Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?' Nabi SAW menjawab: "Puasa di bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram," (HR Ibnu Majah). Sementara dalam hadis riwayat Muslim, disebutkan Nabi SAW berkata: "Puasa yang paling utama setelah Ramadhan ialah puasa di bulan Allah, Muharram." Berdasarkan dua hadis tersebut, dapat diambil kesimpulan: berpuasa pada bulan Muharram sangat dianjurkan bagi umat Islam. Soal waktu puasa pada bulan Muharram, umat Islam bisa melakukan ibadah ini pada hari Senin-Kamis, hari ayyamul bidh (pertengahan bulan), dan pada tanggal 9, 10 serta 11 Muharram.

Pertama, yang paling utama adalah puasa pada tanggal 10 Muharram yang disertai puasa sehari sebelum dan sesudahnya. Dengan kata lain, puasa sunah ini dilakukan pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Kedua, puasa dua hari, yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Dan yang Ketiga, puasa pada hari ke-10 saja pada bulan Muharram. Puasa pada tanggal 9 Muharram bisa disebut dengan puasa Tasu'a. Sedangkan puasa pada tanggal 10 Muharram dikenal dengan sebutan puasa Asyura.

Bersedekah

Bersedekah termasuk salah satu ibadah sunah yang dianjurkan pada bulan Muharram. Sebagai tahun baru bagi umat Islam, Muharram sudah dianggap layaknya hari raya. Oleh sebab itu, untuk merayakannya dapat dilakukan dengan cara bersedekah.

Berikut bacaan doa akhir tahun:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Doa Awal dan Akhir Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah yang Akan Jatuh 20 Agustus 2020, https://jogja.tribunnews.com/2020/08/10/doa-awal-dan-akhir-tahun-baru-islam-1-muharram-1442-hijriah-yang-akan-jatuh-20-agustus-2020

Doa 1 Muharram

فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَىَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَا ئَتِى عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِى وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّى وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Lafal Latin:

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim, Wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam.

Allaahumma maa ‘amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtani ‘alaihits-tsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha’ rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam

Artinya:

Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.

Ya Allah Apa yang saya lakukan pada tahun ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum bertaubat, padahal Engkau tidak meridloi (merelakannya), tidak melupakannya dan Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada-Mu,

maka sungguh aku mohon ampun kepada-Mu, ampunilah aku! Dan apapun yang telah aku lakukan dari sesuatu yang Engkau ridloi dan Engkau janjikan pahala kepadaku, maka aku mohon kepada-Mu ya Allah, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah! Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.

Artikel ini Terbit di Tribunjambi: Judul Kepercayaan Mistis Malam 1 Suro - Kembalinya Arwah Leluhur hingga Larangan Keluar Rumah

Juga terbit Tribunjogja: Judul Doa Awal dan Akhir Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah yang Akan Jatuh 20 Agustus 2020

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Malam Satu Suro dan 1 Muharram Bertepatan Tanggal 20 Agustus, Berikut Doa dan Amalan yang Dianjurkan, https://palembang.tribunnews.com/2020/08/13/malam-satu-suro-dan-1-muharram-bertepatan-tanggal-20-agustus-berikut-doa-dan-amalan-yang-dianjurkan?page=all

Kunjungi channel Youtube kami:

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved