Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Putin Siap Suntik Massal Vaksin Virus Corona dari Rusia Meski Tuai Kecaman, Anaknya Sudah Uji Coba

Rusia dianggap hanya mementingkan kebanggaan negara, dibanding ilmu pengetahuan dan keamanan yang baik

Editor: Finneke Wolajan
Internet
Presiden Rusia, Vladimir Putin 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin virus corona.

Putin mengaku pengujian vaksin ini telah dilakukan pada satu di antara anak perempuannya dan merasa sehat setelah itu.

Namun, pengumuman Putin itu justru menimbulkan kekhawatiran.

Lantaran Rusia dianggap hanya mementingkan kebanggaan negara, dibanding ilmu pengetahuan dan keamanan yang baik.

Adapun para ilmuwan mengaku ragu keputusan Putin tersebut justru menjadi bumerang bagi negaranya.

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di negara tersebut terkait wabah koronavirus di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2020. (AFP/Alexei Druzhinin/ SPUTNIK/AFP)
Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di negara tersebut terkait wabah koronavirus di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2020. (AFP/Alexei Druzhinin/ SPUTNIK/AFP) (AFP/ALEXEI DRUZHININ)

"Terburu-buru untuk mulai menggunakan vaksin sebelum uji coba Tahap 3."

"Yang biasanya berlangsung selama berbulan-bulan dan melibatkan ribuan orang," ujar para ilmuwan dikutip dari Sky News, Rabu (12/8/2020).

Namun Putin bersikeras mengatakan vaksin tesebut sudah menjalani tes yang diperlukan dan terbukti efektif.

Bahkan menawarkan kekebalan yang tahan lama dari virus corona, serta membuka jalan untuk vaksin massal seluruh warga Rusia.

Putin menjelaskan, vaksin tersebut merupakan kandidat vaksin Covid-19 yang dikembangkan Institut Gamaleya di Moskow.

Menurut pengakuannya, vaksin itu mendapat persetujuan regulasi setelah dilakukan uji coba terhadap manusia sekitar kurang dari dua bulan ini.

Seorang wanita menonton siaran langsung pidato Presiden Rusia Vladimir Putin kepada bangsa tersebut atas wabah koronavirus, di Moskow pada 25 Maret 2020. (AFP/Kirill KUDRYAVTSEV/AFP)
Seorang wanita menonton siaran langsung pidato Presiden Rusia Vladimir Putin kepada bangsa tersebut atas wabah koronavirus, di Moskow pada 25 Maret 2020. (AFP/Kirill KUDRYAVTSEV/AFP) (AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV)

"Saya ulangi, vaksin telah lulus semua tes yang diperlukan. Yang paling penting adalah memastikan keamanan penuh penggunaan vaksin dan efisiensinya," ungkap Putin.

Putin mengaku anak perempuannya telah menerima dua suntikan vaksin.

Dia menjelaskan, putrinya memiliki suhu 38 derajat celcius pada hari pertama vaksinasi, tetapi turun menjadi 37C esok harinya.

"Dia mengalami sedikit peningkatan suhu setelah dosis kedua vaksin, tetapi sekarang sudah merasa sehat dan memiliki jumlah antibodi yang tinggi," ujarnya.

Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020.
Seorang staf menampilkan sampel vaksin Covid-19 yang tidak aktif di pabrik produksi vaksin China National Pharmaceutical Group Co., Ltd. (Sinopharm) di Beijing, ibukota China, 10 April 2020. (Zhang Yuwei / XINHUA / Xinhua via AFP)

Tetapi, Putin tidak mengatakan lebih rinci, siapa putri yang sudah menerima vaksin, Maria atau Katerina.

Otoritas Rusia menyatakan para pekerja medis, guru dan kelompok berisiko lainnya akan menjadi yang pertama diberi suntikan vaksin corona.

Putin menekankan vaksinasi akan bersifat sukarela.

Produksi vaksin dalam skala besar diharapkan dimulai pada bulan September.

Sedangkan vaksinasi massal dapat dimulai paling cepat pada bulan Oktober.

Presiden Rusia Vladimir Putin memakai alat pelindung saatmengunjungi rumah sakit tempat pasien terinfeksi virus corona dirawat.
Presiden Rusia Vladimir Putin memakai alat pelindung saatmengunjungi rumah sakit tempat pasien terinfeksi virus corona dirawat. (Getty Images)

Banyak ilmuwan dari berbagai negara meragukan keputusan Rusia untuk mendaftarkan vaksin sebelum uji coba fase 3 selesai dilakukan.

Sebab, uji coba fase 3 dianggap sebagai langkah penting sebelum vaksin menerima persetujuan regulasi.

Dengan pengumuman Putin ini, maka Rusia tercatat sebagai negara pertama di dunia yang secara resmi mendaftarkan vaksin untuk Covid-19.

WHO Pertanyakan Kemanjuran

Setelah Putin mengumumkannya, WHO melalui juru bicaranya, Tarik Jasarevis, menyatakan pihaknya tengah "berkoordinasi" dengan Rusia.

Dia mengatakan, badan kesehatan di bawah PBB tersebut bermaksud meninjau data efektivitas dan keamanan yang dikumpulkan Moskwa.

"Prakualifikasi vaksin mencakup tinjauan dan penilaian yang cermat atas semua data terkait keamanan dan kemanjuran," lanjut dia.

Jasarevic menjelaskan, setiap negara memang mempunyai badan regulator yang memberikan lampu hijau penggunaan obat maupun vaksin di wilayah masing-masing.

Dia kemudian menerangkan posisi WHO adalah melakukan proses prakualifikasi tidak hanya untuk vaksin, melainkan juga bagi obat-obatan.

"Setiap perusahaan bakal mengajukan proses prakualifikasi dari WHO karena menjadi semacam cap kualitas," papar Jasarevic.

Untuk mendapatkan "stempel" ini, badan kesehatan di bawah PBB tersebut membutuhkan data efektivitas dan keselamatan yang dikumpulkan selama fase uji klinis.

"Ceroboh dan bodoh"

Sejumlah ilmuwan, terutama yang berasal dari negara Barat, memperingatkan langkah tergesa-gesa Kremlin dalam menyetujui vaksin Covid-19.

"Ini keputusan yang ceroboh dan bodoh," sembur Francois Balloux, peneliti yang berasal dari University College London, Inggris.

Balloux menerangkan jika sampai kampanye penyetujuan vaksin virus corona ini menuai masalah, maka dampaknya bisa berlipat ganda.

Tidak hanya berimplikasi pada dampak negatif bagi relawan, dia mengatakan tingkat penerimaan masyarakat akan vaksin bakal menurun.

Kemudian Jerman melalui juru bicara kementerian kesehatan mengungkapkan kekhawatiran mengenai seberapa manjur vaksin corona tersebut.

"Keselamatan pasien adalah prioritas tertinggi," ujar juru bicara tersebut seperti diwartakan situs berita Jerman, RND.

Dia berkata, sejauh ini tidak ada data mengenai kualitas, efektivitas, dan keselamatan yang bisa ditunjukkan Rusia melalui vaksin Sputnik. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polemik Vaksin Corona dari Rusia: Diragukan Para Ahli, Putin Justru Siap Suntik Massal Mulai Oktober

SUMBER: https://www.kompas.com/global/read/2020/08/11/223957170/klaim-rusia-ciptakan-vaksin-corona-dikecam-ilmuwan-dipertanyakan-who?

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved