Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Afghanistan

Perdamaian antara Taliban dengan Pemerintah Afghanistan Bakal Terwujud

eduanya telah berkomitmen untuk menyelesaikan pertukaran tahanan sebelum negosiasi dimulai. Resolusi itu disahkan pada akhir acara Loya Jirga.

Editor: Rizali Posumah
EPA-EFE/WATAN YAR(WATAN YAR)
Tentara Afghanistan menjadi titik pemeriksaan di Helmand, Afghanistan, 22 Februari 2020. Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan pada 21 Februari, bahwa pengurangan kekerasan tujuh hari yang dijanjikan oleh Taliban akan menentukan langkah pemerintah selanjutnya dalam proses perdamaian Afghanistan. 

"Menebus Taliban adalah pengkhianatan"

Pemerintah Afghanistan telah membebaskan hampir 5.000 narapidana Taliban, tetapi pihak berwenang menolak pembebasan tahanan terakhir yang diminta kelompok pemberontak itu.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mendorong pembebasan para tahanan, tetapi mengakui keputusan itu "tidak populer".

Para tahanan itu termasuk 44 pemberontak yang diperhatikan secara khusus oleh AS dan negara-negara lain, atas peran mereka dalam serangan "tingkat tinggi".

Sebanyak 5 di antaranya terkait dengan serangan pada 2018 di Hotel Intercontinental, Kabul, yang menewaskan 40 orang termasuk 14 warga negara asing.

Seorang militan Taliban yang terlibat dalam pengeboman truk besar-besaran pada Mei 2017 di dekat Kedubes Jerman di Kabul, juga ada di daftar tahanan.

Ada juga mantan perwira militer Afghanistan yang membunuh lima tentara Perancis dalam serangan orang dalam.

Keluarga dari korban pekerja bantuan Perancis, Bettina Goislard, yang dibunuh di Afghanistan pada 2003 mengatakan, mereka tidak akan menerima pembebasan para pembunuhnya yang ada dalam daftar.

"Keputusan membebaskan (mereka) yang dibuat atas dasar pertukaran tahanan, bagi kami, keluarganya, tidak dapat diterima," kata keluarga Bettina dalam sebuah pernyataan kepada AFP, sebelum keputusan Loya Jirga diumumkan.

Pada hari pertama pertemuan, anggota parlemen Belquis Roshan yang juga seorang aktivis HAM perempuan terkemuka, memprotes pembebasan para tahanan.

Ia membentangkan spanduk bertuliskan, "Menebus Taliban adalah pengkhianatan nasional".

Tapi bagaimana pun juga, keputusan Loya Jirga itu telah meningkatkan harapan untuk menggelar pembicaraan damai.

"Berdasarkan informasi yang saya miliki, pembicaraan intra-Afghanistan akan dimulai dalam 2-3 hari setelah pembebasan 400 tahanan Taliban," kata mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai kepada Loya Jirga.

Pembicaraan intra-Afghanistan dijadwalkan berdasarkan kesepakatan AS-Taliban pada akhir Februari, di mana Washington akan menarik pasukannya dari Afghanistan pada pertengahan 2021 dengan imbalan jaminan keamanan.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper pada Sabtu (8/8/2020) mengatakan ke Fox News, AS akan mengurangi jumlah pasukannya di negara itu menjadi di bawah 5.000 pada akhir November, tetapi menambahkan bahwa itu "berdasarkan situasi dan kondisi".

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved