Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ledakan Lebanon

Kelompok Hezbollah Dituding Sebagai Dalang Ledakan di Lebanon, Benarkah?

Kelompok Hezbollah Israel dituding sebagai dalang dari ledakan di Beirut. Benarkah?

Editor: Frandi Piring
middleeastmonitor.com
Kelompok Hezbollah Lebanon 

Berusaha menangkis teori bahwa Hezbollah telah menyimpan senjata di pelabuhan Beirut untuk menyerang pelabuhan Haifa, Hezbollah mengatakan tidak sama sekali bertanggung jawab atas aktivitas pelabuhan dan bahkan ia mengatakan tidak tahu banyak tentang pelabuhan Beirut.

"Kami tidak mengatur pelabuhan, atau mengelolanya, kami juga tidak ikut campur di dalamnya. Kami juga tidak tahu apa yang sedang terjadi di sana...tanggung jawab kami adalah melakukan perlawanan (Israel). Kami tahu lebih banyak tentang pelabuhan Haifa daripada pelabuhan Beirut," kata Nasrallah.

Sementara itu dalam menanggapi dugaan Presiden Lebanon, Michel Aoun tentang adanya intervensi asing, Nasrallah hampir tidak menyebutkan Israel selama pidatonya.

"Mereka yang bertanggung jawab akan diperlakukan seperti sekutu, suatu agama atau sekte, itu tidak relevan. Siapa pun mereka, apa pun keluarga atau sekte atau partainya, keadilan harus ditegakkan," kata Nasrallah.

Nasrallah menyebutkan bahwa spekulasi tentang Hezbollah penyebab terjadinya ledakan besar di Beirut, adalah tuduhan bermotif politik, yang hanya untuk menyalahkan Hezbollah, berusaha untuk "menyelesaikan skor politik".

Menurutnya, arah untuk menyalahkan Hezbollah sudah ada "sejak awal" yang dilempar oleh media dan beberapa "kekuatan politik", sejak ledakan terjadi.

"Intinya adalah bagi para pelaku kesalahan ini selalu berusaha untuk menemukan sesuatu yang dapat disalahkan kepada Hezbollah," katanya.

Nasrallah melanjutkan dengan mengingatkan semua pihak bahwa pihak Amerika Serikat (AS) telah menarik spekulasinya tentang adanya faktor "serangan" di balik terjadinya ledakan besar di Beirut.

Pemandangan yang terlihat di lokasi sehari setelah terjadi ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pagi waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ratusan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Anwar Amro
Pemandangan yang terlihat di lokasi sehari setelah terjadi ledakan dahsyat di kawasan pelabuhan, di Kota Beirut, Lebanon, Rabu (5/8/2020) pagi waktu setempat. Dua ledakan besar terjadi di Kota Beirut menyebabkan puluhan orang meninggal, ratusan lainnya luka-luka, dan menimbulkan berbagai kerusakan pada bangunan di kawasan ledakan hingga radius puluhan kilometer. Penyebab ledakan masih dalam penyelidikan pihak yang berwenang. AFP/Anwar Amro ((AFP/Anwar Amro))

Nasrallah menyerukanseluruh pihak Lebanon untuk "mengesampingkan konflik mereka," dengan mengatakan bahwa bencana tersebut telah mempengaruhi warga Lebanon dari semua sekte di negara yang terpecah itu.

“Kami menghadapi insiden mengerikan, pada tingkat kemanusiaan dan nasional, dengan segala bentuknya,” katanya.

"Ada yang tewas dan terluka dari semua sekte...Beirut adalah kota semua orang Lebanon, tidak peduli afiliasi agama dan sektarian mereka," tambahnya.

Ada krisis rezim, ada krisis negara, bahkan ada krisis eksistensi, ”pungkas Nasrallah. "Jika otoritas Lebanon gagal dalam tugas ini, tidak ada harapan."

Sementara itu, bukti awal yang dikeluarkan oleh para pejabat Lebanon menunjukkan bahwa ledakan tersebut karena adanya 2.750 metrik ton amonium nitrat yang sangat eksplosif yang dibiarkan tanpa pengawasan di pelabuhan selama hampir enam tahun.

Ada dokumen dari petugas bea cukai meminta pihak otoritas untuk memindahkan ribuan ton zat eksplosif itu berkali-kali, tetapi tidak pernah menerima balasan.

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api menyusul ledakan dahsyat di area pelabuhan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api menyusul ledakan dahsyat di area pelabuhan di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020). ((STR/AFP))

Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan pada Jumat pagi (7/8/2020), bahwa penyelidikan atas ledakan itu sedang berlangsung dan tidak menutup kemungkinan keterlibatan asing, meskipun banyak pihak mengatakan kemungkinan itu tidak mungkin.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved