Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

20 Artis TikTok AS yang Miliki Total 100 Juta Pengikut Marah-marah ke Donald Trump

Trump memberikan tenggat waktu setidaknya selama enam pekan agar kesepakatan dengan ByteDance, selaku perusahaan induk, bisa tercapai

Editor: Finneke Wolajan
(Instagram @realdonaldtrump)
Donald Trump 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Donald Trump mendapat kecaman atas rencana memblokir TikTok di Amerika Serikat.

Seorang influencer AS di TikTok mengungkapkan kemarahannya, atas rencana tersebut.

Akun @maya2960 mengunggah video berjudul " Trump Freestyle", pada Senin (3/8/2020).

Video itu menyebar dengan cepat di TikTok, dengan mendapat lebih dari 1 juta views dan 500.000 likes.

"Tidak memikirkan ini masak-masak, kan, Donny kecil? Bukan pebisnis," tukasnya.

"Kamu bisa memblokir aplikasi ini, akan ada yang baru. Ada persediaan di mana ada permintaan," lanjutnya.

Lirik yang diunggahnya juga berisi peringatan bahwa pengguna TikTok tidak akan berdiam diri tanpa perlawanan, mengutip Amendemen Pertama AS tentang sensor pemerintah terhadap kebebasan berbicara.

Video lainnya yang viral di TikTok berjudul "Aku coba meyakinkan Trump membiarkan kami memakai TikTok".

Video itu menampilkan seorang wanita yang mewarnai wajahnya dengan warna oranye dan membangun dinding bata.

Sementara itu komedian AS Elijah Daniels di Twitter mengucapkan selamat tinggal kepada para pengikutnya di TikTok.

Total 20 influencers AS di TikTok yang jumlah followers-nya jika digabungkan mencapai 100 juta orang, mengunggah surat terbuka ke Trump atas rencana pemblokiran aplikasi itu.

"Dunia virtual yang didominasi kebencian di Twitter tidak ada artinya dibandingkan dengan foto-foto menyenangkan dan komedi di TikTok," demikian bunyi surat terbuka itu yang dikutip AFP.

"Jadi alih-alih memblokir TikTok, kenapa tidak menggunakan kesempatan ini untuk mengubahnya ke TikTok AS dalam IPO atau menjualnya ke perusahaan AS - biarkan kapitalisme menyelesaikan masalah ini, bukan negara."

Donald Trump: TikTok Harus Jadi Perusahaan Amerika Serikat

Presiden AS Donald Trump ingin pemerintah mendapat bagian finansial dari pembelian TikTok oleh Microsoft.

Trump juga memberikan tenggat waktu setidaknya selama enam pekan agar kesepakatan dengan ByteDance, selaku perusahaan induk, bisa tercapai.

"(TikTok) harus jadi perusahaan AS. Harus dimiliki di sini. Kami tak ingin ada masalah keamanan di sini," tegas presiden 74 tahun itu.

Aplikasi berbagi video itu tengah digandrungi saat ini, dengan jumlah pengguna di seluruh dunia diyakini mencapai satu miliar.

Namun, aplikasi itu jadi sorotan di AS karena diduga digunakan pemerintah China sebagai alat mengumpulkan data intelijen.

Trump menyatakan, dia memberikan waktu bagi ByteDance hingga pertengahan September untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Microsoft.

"Saya menetapkan tanggal 15 September, di mana mereka harus melepas operasionalnya di AS," tuturnya seperti dikutip AFP Senin (3/8/2020).

Presiden dari Partai Republik itu menerangkan, berapa pun harga yang nantinya disepakati kedua perusahaan, pemerintah harus mendapatkan bagian.

"Amerika Serikat harus mendapatkan persentase besar karena kami sudah membuat (kesepakatan) ini terjadi," papar suami Melania tersebut.

Dia membandingkan permintaan itu seperti seorang pemilik tanah yang meminta "uang muka" kepada calon penyewa tanahnya.

Praktik tersebut disebut ilegal termasuk di New York, di mana sang presiden membangun kerajaan real estate dan membuatnya menjadi taipan dunia.

"TikTok itu sukses besar karena sebagian mereguk keuntungan di negara ini. Jadi saya kira permintaan ini adil," papar Trump.

Dia menuturkan jika transaksi jual beli terjadi, dia meminta Microsoft untuk memberikan sebagian keuntungan kepada Kementerian Keuangan AS.

"mereka (Microsoft) sama sekali tidak mempunyai hak hingga kami memberikannya," klaim mantan pemandu acara The Apprentice tersebut.

Jual atau tutup

Tekanan untuk menjual operasional TikTok AS, yang berbasis di Los Angeles, membuat manajemen maupun ByteDance dalam posisi sulit.

Trump membuat aplikasi itu berada dalam pusaran perseteruan baik politik maupun dagang antara Negeri "Uncle Sam" dengan China.

Penegak hukum AS menggelar penyelidikan terkait sektor keamanan nasional karena aplikasi tersebut mengumpulkan informasi pengguna dalam jumlah besar.

Manajemen TikTok dilaporkan berada dalam ikatan legal untuk membagikannya dengan Negeri "Panda" jika otoritas setempat menghendakinya.

Karena itulah, baik basis data pengguna maupun algoritma saat mengumpulkan informais membuat aplikasi tersebut begitu bernilai.

Meski begitu, manuver Trump dengan menyatakan Washington harus mendapatkan bagian dari pembelian juga terbilang mengejutkan.

Jika kesepakatan gagal tercapai, maka Gedung Putih menghendaki agar TikTok diblokir dan dilarang beropasi di negara adidaya tersebut.

Jika benar tercapai, analis investasi di Lightshed Partners menyatakan, sangat mungkin kreator bakal berpindah ke kompetitor.

"Aplikasi yang kemungkinan mendapatkan keuntungan dari momen ini adalah Snapchat, Facebook, Twitter, dengan Snapchat berada di urutan pertama," jelas mereka.

Pada Senin pagi waktu setempat, pendiri ByteDance, Zhang Yiming, mengakui tekanan hebat yang diberikan oleh pemerintahan Trump.

Dalam suratnya kepada para staf, sebagaimana dilaporkan media China, dia mengumumkan "bekerja mengejar waktu" untuk mencapai hasil terbaik.

"Kami selalu berkomitmen untuk memastikan keamanan pengguna, begitu juga dengan netralitas platform dan transparansi," jelas Zhang dalam suratnya.

Meski begitu, dia juga mengakui perusahaannya menghadapi masalah kompleks baik karena geopolitik maupun tekanan dari luar.

Dia menegaskan bahwa perusahaan harus menghadapi tantangan dari AS, dengan menyatakan pihaknya membuka segala opsi terbaru.

Berdasarkan laporan The Sun, salah satu kemungkinan yang dijajaki oleh TikTok adalah memindahkan perusahaannya ke Inggris.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Ingin Pemerintah AS Dapat Bagian dari Pembelian TikTok"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Twitter Hendak Diblokir AS, 20 Influencer Marah-marah ke Trump"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved