Pemuda GMIM
Bahas Gereja Jelang Pilkada 2020 Bersama Pemuda GMIM, Ferry Liando: GMIM Jangan Jadi Kuda Tunggangan
"Kelompok keagamaan ini berpotensi akan dimanfaatkan oleh kekuatan politik tertentu agar ambisi untuk menang bisa diraih," ungkap Liando.
Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Yeshinta Sumampouw
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pemuda Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) menggelar Seminar Politik Pemuda dengan tema 'Pemuda Gereja Dalam Pusaran Politik Menjelang Pilkada 2020'.
Akademisi Universitas Sam Ratulangi Manado Ferry Liando mengungkap, gereja berpotensi dimanfaatkan oknum untuk kepentingan politik.
"Kelompok keagamaan ini berpotensi akan dimanfaatkan oleh kekuatan politik tertentu agar ambisi untuk menang bisa diraih," ungkapnya.

Liando menyebut, gereja akan menjadi sasaran karena tiga hal.
Pertama, gereja memiliki pengikut yang banyak dan cenderung loyal.
Kedua, organisiasi gereja memiliki struktur kelembagaan yang kuat.
Ketiga, gereja memiliki tokoh-tokoh panutan dengan banyak pengikut.
Liando menilai, GMIM sebagai salah satu populasi anggota terbesar di Sulut pasti akan berusaha disasar oleh orang-orang yang memiliki kekuatan politik.
"Saya mengingatkan jangan sampai ada yang memanfaatkan."
"GMIM jangan jadi kuda tunggangan."
"Potensi yang terjadi adalah merekrut tokoh-tokoh GMIM untuk dipaketkan dalam pasangan calon atau merekrut para tokoh menjadi tim sukses," tambahnya.
Bagi Liando, sepanjang institusi GMIM tak dimanfaatkan, maka upaya melibatkan para tokoh-tokoh GMIM tidak masalah.
Namun yang harus di kendalikan jangan sampai simbol-simbol GMIM dimanfaatkan untuk berkampanye.
"Gereja harus menjaga jarak, bebas dari kekuasaan dan ketergantungan pada parpol."
"Warga GMIM punya pilihan masingmasing dan harus dihormati."