Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Internasional

Menhan Jerman Sesalkan Langkah AS yang Menarik Sebagian Besar Pasukannya dari Negara Tersebut

Nyaris 12.000 tentara Amerika Serikat ditarik dari Jerman. Hal ini disesalkan oleh Menteri Pertahanan Jerman, Jumat (1/8/2020).

Editor: Rizali Posumah
Kemenhan AS via Newsweek via Kompas.com
Ilustrasi tentara Jerman di Polandia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Nyaris 12.000 tentara Amerika Serikat ditarik dari Jerman

Langkah Amerika Serikat ini disesalkan oleh Menteri Pertahanan Jerman, pada Jumat (1/8/2020).

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan AS berencana untuk memulangkan sekitar 6.400 personelnya dan menyebar sekitar 5.600 personelnya ke negara-negara di Eropa, pada Rabu (29/7/2020) 

Seluruh personel yang dirotasi AS tersebut bertugas di Jerman sebagaimana dilansir dari Associated Press, Jumat.

Rencana tersebut menjawab keinginan Presiden AS Donald Trump untuk menarik sebagian besar pasukannya dari Jerman.

Trump berdalih penarikan pasukan tersebut dilandaskan atas dasar anggaran pertahanan AS.

Ke depan, Kementerian Pertahanan AS berencana hanya menyisakan 24.000 tentaranya di Jerman.

Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer menekankan perlunya integrasi negara-negara di Eropa untuk menanggapi penarikan pasukan AS dari Jerman tersebut.

Itu karena Jerman saat ini menjabat sebagai pemimpin bergilir Uni Eropa. Sehingga integrasi dari negara-negara di Eropa dapat menjawab tantangan keamanan dan pertahanan Eropa ke depan.

"Kami menjaga kepentingan Jerman dan Eropa ke depan," kata Kramp-Karrenbauer dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan ke depan Eropa dihadapkan dengan kemandirian dalam memastikan keamanan dan pertahanan di kawasan itu.

Dia tidak bisa memungkiri rencana penarikan pasukan AS dari Jerman tersebut merupakan hal yang dia sesalkan.

Untuk itu, Kramp-Karrenbauer akan membahas rencana pertahanan Jerman ke depan dengan mengundang pemimpin daerah dari seluruh wilayah di Jerman.

Politikus senior dan Partai Sosial Demokrat Jerman Rolf Muetzenich mengatakan perjanjian alat utama sistem pertahanan ( alutsista) harus dievaluasi dengan cara yang baru.

Muetzenich mengatakan kepada harian Sueddeutsche Zeitung bahwa ketidakteraturan dan tekanan tidak bisa menjadi dasar untuk bekerja sama dalam kemitraan.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved