Najib Razak Bohong Soal Dana Kiriman Raja Arab, China Dituding Sembunyikan Buron Korupsi 1MDB
Najib ternyata hanya mengambil perkataan Low Taek Jho atau Jho Low, buron dalam kasus ini, bahwa uang yang diterimanya adalah dari Kerajaan Arab
"Ketiga, tidak ada bukti jika donasi yang dimaksudkan akan disertai dengan syarat penggunaan juga. Tidak ada sama sekali."
"Terdakwa hanya mengambil kata-kata (pengusaha buron) Low Taek Jho (atau Jho Low)," ungkapnya.
"Dengan kata lain, terdakwa tidak punya bukti."
Hakim Nazlan juga mengatakan, klaim bahwa Raja Abdullah ingin memberikan sumbangan pribadi kepada terdakwa melalui rekening pribadi, tampak "tidak biasa" dalam hubungan internasional, bahkan di tingkat pribadi antara pemimpin negara.
"Dan sama sekali tak ada konfirmasi resmi pemerintah (baik dari Kerajaan Arab Saudi dan Malaysia) bahwa terdakwa sebagai perdana menteri menerima sumbangan dari Raja Abdullah di rekening pribadinya selama periode tertentu," tambahnya.
Hakim Nazlan mengatakan, tak ada kontak antara pengirim yang sebenarnya dan terdakwa, sebelum atau sesudah masuknya dana.
Ia lalu menyebut pembelaan Najib tak bisa diterima karena semuanya dibuat-buat.
Dituduh Sembunyikan Buron Skandal Korupsi 1MDB, Begini Penjelasan China
China pada Kamis (30/7/2020) membantah telah menyembunyikan buron skandal korupsi 1MDB Malaysia.
Sebelumnya polisi Malaysia mengatakan, Low Taek Jho bersembunyi di Macau.
Pria yang juga dikenal dengan nama Jho Low itu dituduh sebagai dalang di balik skandal korupsi dana negara di proyek 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Uang itu diselewengkan untuk membeli barang-barang mewah, mulai dari superyacht hingga karya seni bernilai sangat tinggi.
Kasus ini melibatkan mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, dan dia telah divonis hukuman penjara 12 tahun dalam sidang pertama pekan ini.
Kepala polisi Malaysia Abdul Hamid Bador pada Rabu (29/7/2020) mengatakan, Low berada di Makau yang merupakan daerah semi-otonom, setelah sebelumnya sempat singgah di Uni Emirat Arab hingga China.
Namun seorang Juru Bicara Kedutaan Besar China menyebut klaim itu "tidak berdasar dan tidak dapat diterima", dan mengatakan mereka takkan pernah "melindungi penjahat asing".