Cerita Alkitab
Kisah Obaja, Sang Kepala Istana dan Pribadi yang Takut Akan Allah
Ada dua teori tentang waktu pelayanannya, yang disebabkan oleh beberapa hal yang tidak jelas secara historis dalam kitab yang mengandung namanya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nabi Obaja diakui sebagai penulis kitab yang paling singkat dalam Perjanjian Lama, yaitu Kitab Obaja, yang terdiri dari hanya 11 ayat dalam satu pasal saja.
Ada dua teori tentang waktu pelayanannya, yang disebabkan oleh beberapa hal yang tidak jelas secara historis dalam kitab yang mengandung namanya.
Andaikata, seperti yang diyakini oleh sekumpulan pakar, Kitab Obaja ditulis pada masa penghancuran Yerusalem oleh bangsa Filistin dan Arab, maka waktu penulisannya adalah antara tahun 848 dan 840 SM.
Andaikata teori utama kedua yang benar, bahwa kejadian-kejadian yang direkam dalam tulisan-tulisannya merujuk kepada penyerbuan atas Yerusalem oleh Nebukadnezar dari Babilonia, maka tanggal penulisannya mestinya lebih dekat ke 586 SM.
Tekanan utama pelayanan nabi ini, yang dicerminkan dalam tema-tema kitabnya, adalah kemenangan akhir umat Allah bila mereka mempertahankan iman mereka.
Edom digunakan sebagai contoh kegagalan untuk mewujudkan cinta kasih kepada sesama pada masa-masa kesusahan, (Kitab Obaja 1:1-17) dan kemenangan akhir Israel dinyatakan dalam suatu penglihatan tentang masa depan. (Obaja 1:18-21)
• Kesalehan Ayub Dicobai, Kehilangan Kekayaan dan Anak-anaknya, Responnya Seketika Mengubah Kehidupan
Karakter Indah Lainnya Dari Obaja:
Ia sangat menghormati Allah. Ketika ia berjumpa nabi Elia, ia berkata: “Engkaukah ini, tuanku Elia?
” Elia saat itu pastilah berpakaian lusuh dengan rambut dan jenggot yang tidak terawat baik, namun si pejabat kepala istana raja memanggilnya ”tuanku.”
Ia memakai pikiran sehatnya sekalipun berhadapan dengan Allah yang dasyat ini; doa Elia menghentikan dan menunkan hujan dan embun, menghadirkan api turun dari langit, terangkat ke Sorga hidup-hidup.
Perintah Elia “Pergilan, katakan kepada tuanmu: ‘Sesungguhnya Elia ada di sini’“ Obaja menjawab: Apakah dosa yang telah aku lakukan, sehingga engkau hendak menyerahkan hambamu ini ke tangan Ahab supaya membunuhku?,
” bahasa sekarangnya mungkin: “Enak saja kamu ngomong! Kamu gila kali, kamu mau saya mati di tangan Ahab!?”
Obaja menerangkan bahwa raja Ahab telah menyuruh semua utusannya ke semua kerajaan yang ada di bawah pengaruhnya untuk mencari dan menyerahkan Elia kepada dirinya.
Jika mereka bilang tidak ada di sini! Mereka akan dipungut sumpah.
Obaja berpikir, jika ia sudah lapor, ternyata ketika mereka datang ke tempat tersebut Elia sudah tidak ada, maka ia pastilah dihukum mati.