NEWS
Pendeta Ini Tak Mau Membuka Gereja Sampai Tahun 2021, Lebih Pilih Bangun Komunitas Online
Sebuah gereja di Amerika Serikat mengumumkan bahwa gerejanya tidak menggelar tatap muka sampai akhir tahun 2020
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah gereja di Amerika Serikat mengumumkan bahwa gerejanya tidak menggelar tatap muka sampai akhir tahun 2020.
Persoalan ini menjadi perbincangan luas pemimpin gereja Amerika Serikat.
Andy Stanley Pendeta Senior dari gereja itu, ikut menjawab alasan gerejanya tidak dibuka.
"Sebagai gereja lokal, kami punya waktu terbatas, staf terbatas, dan sumber daya terbatas; tidak masuk akal untuk memfokuskan waktu dan sumber daya staf kami untuk menciptakan lingkungan di bawah standar pada hari Minggu pagi untuk layanan jam 9 dan 11 yang hanya dihadiri oleh 20% orang," kata Stanley.
Selain memikirkan tentang ketidakefektifan waktu untuk mengadakan ibadah tatap muka, rencana penangguhan ibadah ini juga didasarkan pada hasil survei yang didapat baru-baru ini.
“Dua minggu lalu, kami melakukan survei. Inilah hal yang menarik: sekitar 15% lebih sedikit orang dalam survei kedua mengatakan mereka siap untuk kembali (ke gereja).
Tapi kecenderungan untuk kembali itu kurang.
Itu membantu kami membuat keputusan untuk memfokuskan 100% waktu dan energi kami untuk menciptakan komunitas online. Kami akan mengadakan beberapa pertemuan di kampus, tapi pertemuan itu dalam ukuran yang kecil,”jelasnya.
Langkah ini, kata Stanley, juga membantu gereja untuk menjamin keamanan semua jemaat dari penularan virus.
Dalam sebuah video pengumuman, dia menyampaikan kepada jemaatnya bahwa jika North Point membuka kembali ibadah, hanya sebagian kecil dari gereja yang bisa hadir dan gereja sama sekali tidak bisa menjamin keamanan para jemaat.
Selain itu, membuka ibadah gereja juga akan menempatkan para pemimpin di posisi yang sulit secara logistik jika jemaat ternyata positif.
“Kami tidak ingin secara tidak sengaja melakukan sesuatu yang berbahaya bagi komunitas kami dalam perkumpulan banyak orang. Dalam keadaan ini, Anda benar-benar berisiko melakukan sesuatu yang negatif kepada komunitas dan mengumpulkan 20% yang hadir tidak akan berdampak apa-apa bagi komunitas,” jelasnya.
Karena itulah, di masa-masa pandemi ini gerejanya akan mengalihkan fokus untuk melayani keluar gereja yaitu masyarakat.
Dengan terlibat bersama badan amal yang sudah bermitra dengan gereja dan mengumpulkan donasi untuk bantuan.
“Ini adalah kesempatan luar biasa bagi gereja untuk terlihat berbuat baik. Ini penting. Tidak cukup bagi gereja untuk berbuat baik. Gereja harus terlihat berbuat baik…Mari kita fokus melakukan banyak hal untuk masyarakat. Tapi pada saat yang sama kita tidak hanya menghadiri pertemuan zoom,” jelasnya.
