Pilgub Sulut 2020
CEP Pikat Putra BMR: Cerita Kasih Tak Sampai VAP
Christiany Eugenia Paruntu dan Sehan Salim Landjar (CEP-SSL) kembali menjadi pusat perhatian publik.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Christiany Eugenia Paruntu dan Sehan Salim Landjar (CEP-SSL) kembali menjadi pusat perhatian publik. Keduanya foto bersama usai melakukan pertemuan di Jakarta. Gambar Ketua DPD Partai Golkar dan Ketua DPW PAN Sulawesi Utara mengenakan kostum serba hitam ramai diperbincangkan, Selasa (14/7/2020).
• Sudah 23.001 Spesimen Diperiksa: Jangan Turunkan Masker ke Dagu
Teranyar CEP-SSL kabarnya menjadi pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur untuk Pilgub Sulut 9 Desember 2019. Bupati Minahasa Selatan dan Bupati Bolaang Mongondow Timur itu bahkan sudah memilih untuk memakai slogan 'CS Torang, Torang CS'.
Kalimat singkat penuh makna lantaran merupakan bahasa keseharian bagi warga Nyiur Melambai (Sulut). CS oleh warga Sulut dianalogikan sebagai kata sahabat atau teman dan di satu sisi CS juga akronim dari Christiany dan Sehan. Sehingga kalimat CS Torang bisa diartikan ‘kita bersahabat’, kita berteman atau dalam dialek Manado (Sulut) 'torang batemang' dan juga mengarah ke maksud Christiany-Sehan Torang.
Juru Bicara Golkar Sulut Feryando Lamaluta yang dihubungi, Selasa pagi mengatakan, supaya kader dan simpatisan menggaungkan slogan CS Torang.
"Sekali lagi tak bosan-bosannya saya meminta supaya kita semua merapatkan barisan dan jaga solidalitas serta kebersamaan untuk memenangkan Pilkada Serentak 2019," ujarnya.
Partai Demokrat, PAN dan PKS diproyeksikan bakal berkoalisi dengan Golkar di Pilgub 2020 mengusung pasangan CEP-SSL. Tapi hingga Selasa kemarin, proyeksi koalisi ini belum juga dipatenkan dengan surat keputusan DPP masing-masing partai.
Jika Golkar sudah mengeluarkan SK DPP mengusung CEP-SSL, tidak demikian langkah dengan Demokrat, PAN dan PKS. Ketiga partai ini belum mengeluarkan SK. Demokrat sejauh ini baru mengeluarkan surat tugas untuk CEP untuk membangun koalisi pilgub.
Wakil Sekretaris DPD Demokrat Sulut, Billy Lombok mengatakan, DPP Demokrat belum mengeluarkan SK. "Belum keluar SK masih berproses," kata Wakil Ketua DPRD Sulut ini. Saat ini, Demokrat masih tahapan komunikasi belum memutuskan dukungan. "Yang pasti sudah mengerucut akan mendukung salah satu calon," kata dia.
• Kepala Daerah Harus Terus Kontrol Protokol Kesehatan
Demokrat memilki 4 kursi DPRD Sulut, tiket yang dibutuhkan pasangan CEP-SSL untuk maju pilgub. Bahkan PAN yang kadernya sendiri diproyeksi diusung di ‘papan 2' belum memutuskan. SSL sebagai Bupati Boltim merupakan Ketua DPW PAN Sulut.
Sekretaris DPD PAN Sulut, Ayub Ali Albugis menyampaikan, belum mendapat informasi dari DPP PAN terkait SK. "Pak Ketua (SSL) sudah menghadap ke DPP hasilnya nanti akan disampaikan seperti apa," ujar Anggota DPRD Sulut ini.
PAN pun punya 2 kursi DPRD Sulut sebagai modal koalisi. Setali tiga uang langkah PKS. Syarifudin Saafa, Ketua DPW PKS Sulut menyampaikan, dinamika Pilgub 2020 masih terus berkembang. PKS belum memutuskan mendukung calon di pilgub. "Komunikasi masih terus berproses, dinamika masih berkembang," ujar Anggota DPRD Manado ini.
Saafa mengatakan, proyeksi pasangan CEP-SSL termasuk salah satu yang dipertimbangkan PKS, namun PKS masih terus membangun komunikasi dengan semua calon yang berkembang di pilgub. "Di wilayah kita komunikasi ke semua calon, belum ending. Nanti DPP PKS yang memutuskan," ujarnya. PKS pun punya 1 kursi DPRD Sulut modal koalisi untuk mengusung calon di Pilgub 2020.
Tokoh BMR
‘Gaco’ Nasdem di Pilgub Sulut 2020 Vonnie Anneke Panambunan (VAP) takluk dalam kompetisi perebutan figur Bolaang Mongondow Raya (BMR) sebagai cawagub.
VAP keduluan CEP, yang berhasil meminang tokoh BMR SSL. Padahal VAP sangat ingin berpasangan dengan tokoh BMR. "Niat saya berpasangan dengan tokoh BMR," kata dia kepada Tribun Manado sewaktu berkunjung ke Bolmong beberapa waktu lalu.
Bak kisah rebutan ‘pacar’, CEP ternyata lebih hebat. Tenang tapi menghanyutkan. Tak heboh tapi elegan. Berkelas. Kesempatan VAP
mencari tokoh BMR hampir bisa dikatakan mustahil. Ia hanya mencari kalah jika tetap memaksa berpasangan dengan tokoh BMR.
Namun VAP adalah petarung. Baginya, sedih hanya untuk dirasakan, bukan
untuk dipemdam, apalagi jadi penghalang derap langkah.
• Fatwa MUI: Kurban Tak Bisa Diganti Uang
‘Plan B’ dijalankan. VAP dikabarkan melirik GSVL dan tokoh Nusa Utara.
GSVL dinilai figur yang kompetitif. Sebagai Wali Kota Manado, ia punya branding. Jejaringnya kuat. Putra Remboken ini bisa membongkar
basis ODSK di Minahasa.
Dengan tokoh Nusa Utara, VAP bisa saja memunculkan kejutan bilamana menggandeng Elly Lasut. Hadirnya Elly dapat mengunci suara Nusa Utara.
Ini misi muskil karena Elly agaknya tidak tertarik jadi ‘papan 2'.
Di tengah suasana patah hati itu, muncul nama Pdt Hendry Runtuwene. DPW Nasdem Sulut mengajukan nama Pdt Hendry Runtuwene sebagai bakal calon Wakil Gubernur Sulut ke DPP Nasdem. "Terakhir masuk ke DPP Pdt Hendry Runtuwene, " ujar Edwin Assa, Sekretaris Tim Penjaringan DPW Nasdem Sulut ketika dikonfirmasi tribunmanado. co.id, Senin (13/7/2020).
Pdt Hendry Runtuwene merupakan pendeta aktif di Gereja Masehi Injil di Minahasa.
Sosok pernah menjabat Sekretaris Umum Sinode GMIM.
Assa tak menampik, diajukannya nama Pdt Hendry sebagai pertimbangan keterwakilan GMIM, sebagai organisasi gereja berpengaruh di Sulut.

Prof Welly Areros
Dosen FISIP-Unsrat
Upaya Mendulang Suara Muslim
Menjelang Pilkada Serentak 9 Desember 2020, fenomena partai politik mencari rekan koalisi untun mengusung calon kepada daerah lagi ramai. Yang menarik dan menjadi perhatian bukan tertuju pada petahana Pilgub Sulut, justru dua wajah baru dalam perebutan kursi gubernur dan wakil gubernur, yaitu Christiany Eugenia Paruntu (CEP) dari Partai Golkar dan Vonnie Anneke Panambunan (VAP) yang diusung Partai Nasdem.
Walaupun mereka sementara menjabat bupati dengan segudang pengalaman, belum menjamin bisa membangun koalisi dengan partai-partai di luar PDIP. VAP harus bisa berkoalisi dengan beberapa parpol yang memiliki perwakilannya di DPRD Provinsi Sulut. Supaya raih kursi yang signifikan, katakanlah, Gerindra, Demokrat dan beberapa parpol kecil.
Dalam menentukan pendampingnya, VAP harus lebih berhati-hati agar tidak menempatkan calon wakil yang lemah dukungan masyarakat pemilih, sehingga VAP harus pintar-pintar meminang parpol yang ada untuk bisa berkoalisi.
Tetapi tentunya tetap mengikuti petunjuk partai yang mengusungnya yaitu Nasdem. Tidak boleh keluar dari komitmen politik partai pengusung dan juga harus dihitung secara matang apakah nanti juga pendukung VAP dan partai Nasdem semuanya menerima dan mendukung pencalonan VAP secara utuh.
Selain itu, yang perlu dibangun adalah pola kesepakatan politik dalam koalisi antarpartai untuk memenangkan pertarungan hidup mati untuk menjadi gubernur.
Sementara di sisi lain CEP yang secara bulat dan utuh mendapat dukungan dari DPP Golkar, harus juga bekerja keras untuk meraup kemenangan dalam pilkada. Persoalan yang muncul di kalangan politis dan masyarakat ketika CEP menentukan pasangan wakilnya dan ternyata yang dipilih adalah Sehan Landjar, Bupati Bolaang Mongondow Timur. Di sini muncul berbagai tanggapan kenapa harus Sehan bukan Elly Lasut? Apakah ada upaya lain untuk mendulang suara Muslim sebagai basis suara yang signifikan?
Apakah sudah pasti secara bulat dan utuh suara yang dimaksud akan ke CEP? Belum bisa dipastikan, kemungkinan suara-suara ini sudah lebih dulu di ambil oleh calon-calon yang lain. Karena jauh sebelum ramai membicarakan pelaksanaan Pilkada 2020 sudah ada parpol yang langsung mengumumkan calon mereka dan kemudian mencari dukungan suara dari berbagai strata pemilih yang ada di Sulut dan ini menjadi tanda awas buat CEP.
Di saat yang sama, begitu banyak persoalan yang sementara dihadapi Ketua Golkar Sulut ini dalam internal partai, ini juga akan melemahkan strategi pemenangan CEP.
Nah, sekarang penentu akhir adalah masyarakat yang nanti akan memilih siapa yang layak menjadi gubernur dan wagub. Hasil pilihan rakyat Sulut. Masyarakat kita sudah semakin cerdas dan tanggap dalam membaca situasi dan perkembangan politik di daerah.
Karena itu sebaik apapun yang telah disiapkan oleh partai-partai pengusung dan partai yang berkoalisai semuanya kembali kepada semua calon yang punya integritas, jujur, siap melakukan perubahan, menyusun anggaran yang lebih banyak berpihak kepada rakyat dan yang paling penting adalah takut akan Tuhan. (dru/ryo/art/mjr)