Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

China Tuding AS Jadi Provokator Konflik di Laut China Selatan: Sembrono Putar Balikkan Fakta

Pernyataan AS yang dibalas oleh China tersebut membuat hubungan antara dua negara ini semakin panas dalam beberapa bulan terakhir

Editor: Finneke Wolajan
YouTube/military news
Kapal Induk China dan Amerika di Laut China Selatan 

Para analis memperkirakan eskalasi kedua negara tersebut akan terus meningkat menjelang pemilihan presiden AS pada November.

Konsultan risiko geopolitik Eurasia Group melaporkan pernyataan Pompeo tersebut merupakan eskalasi sengketa AS-China di Laut Cina Selatan secara diplomatik.

"Tidak ada pihak yang gatal ingin mempertemukan militernya, karena China berpikir Laut Cina Selatan dapat dimenangkan secara damai melalui gesekan jangka panjang,” tulis laporan tersebut.

Laporan tersebut menambahkan Presiden AS, Donald Trump, telah menunjukkan sedikit gaya militernya dalam berkonfrontasi dengan China.

"Namun, ketegangan kebijakan luar negeri antara Washington dan Beijing telah meningkat secara signifikan tahun ini dan tidak ada pihak yang cenderung menurunkan suhu,” sambung laporan tersebut.

4 Negara Bersekutu Lawan China di Laut China Selatan, India dan Filipina Dibantu AS dan Inggris

Konflik di Laut China Selatan melibatkan sejumlah negara. 

Termasuk Filipina dan India yang tak terima dengan klaim China atas wilayah tersebut.

Filipina dan India menilai klaim China atas Laut China Selatan sangat tidak masuk akal.

Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan Teluk Filipina.
Kapal-kapal Amerika Serikat di perairan Laut China Selatan, berdekatan dengan Teluk Filipina. (AFP)

Oleh karenanya, Filipina dan India kemungkinan besar akan menjalin kerjasama untuk melawan sikap agresif China di Laut China Selatan.

Melansir The EurAsia Times, Menteri Pertahanan Filipina menyatakan bahwa India telah mengomunikasikan keinginannya untuk melakukan kegiatan navigasi di Laut China Selatan.

Seperti AS, Inggris, dan lainnya dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.

Bahkan Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana mengatakan navigasi di Laut China Selatan terbuka untuk semua negara.

“Kami tidak mencegah negara lain melewati atau melakukan hal-hal di sana di Laut China Selatan."

"Inggris memang melewati Laut China Selatan. Prancis, dan semua negara lain."

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved