Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pembobol BNI Ditangkap

MPL Dipulangkan, Pemerintah Indonesia Lakukan Operasi Senyap dan Lobi Tingkat Tinggi

“Bayangkan kalau lewat satu minggu dari sekarang akan lewat 1 tahun masa penahanan dan akan dilepas kalau tidak terjadi kesepakatan,” ujarnya.

Editor: Isvara Savitri
Kompas TV Capture Youtube
Menkumham Yassona Laoly saat konferensi pers setelah tangkap buronan Maria Pauline Lumowa di Serbia. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Setelah menjadi buronan pemerintah selama 17 tahun, Maria Pauline Lumowa (MPL) akhirnya berhasil ditangkap dan dipulangkan ke Indonesia.

Untuk membawa MPL, pemerintah Indonesia terus melakukan operasi senyap dan lobi-lobi.

MPL menjadi salah satu tersangka kasus pembobolan kas BNI Cabang Kebayoran Baru pada Oktober 2002 lalu.

Modus operandi yang dilakukan dengan cara pembuatan Letter of Credit (L/C) fiktif.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengatakan memerlukan proses panjang agar dapat membawa MPL untuk mempertanggungjawabkan perbuatan.

“Ibu MPL itu sudah bisa ditemukan yang selama 16-17 tahun menjadi buronan. Ditetapkan tersangka, kemudian lari, tinggal di Belanda. Selama itu mencari dan sejak tahun lalu tertangkap di Serbia (tertangkap,-red) sejak Juli 2019,” kata Mahfud, di ruang VIP Terminal III Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kamis (9/7/2020).

Menurut dia, Kementerian Hukum dan HAM melakukan operasi senyap dan berhati-hati untuk memproses MPL.  

Akhirnya, melalui kerjasama antara pemerintah Indonesia dan Serbia, MPL dibawa, pada Rabu kemarin.

Dia menjelaskan, pemerintah Indonesia dan Serbia menjalin kerjasama Bantuan Hukum Timbal Balik (Mutual Legal Assistance/MLA) dalam masalah kriminal.

“Bayangkan kalau lewat satu minggu dari sekarang akan lewat 1 tahun masa penahanan dan akan dilepas kalau tidak terjadi kesepakatan,” ujarnya.

Sementara itu, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, mengatakan lobi-lobi pemerintah Indonesia terhadap pemerintah Serbia juga menjadi kunci untuk memulangkan MPL.

“Jadi, kemudian kami melakukan apa yang disebut pendekatan high level dengan pemerintah Serbia. Lewat tanggal 16 (Juli,-red), masa penahanan akan berakhir dan mau tidak mau harus dibebaskan,” kata dia.

Selama upaya memulangkan MPL, kata dia, pihaknya menemui hambatan. Sebab, kata dia, kuasa hukum MPL berupaya meminta kepada pemerintah Serbia agar kliennya dibebaskan.

Belum lagi menyangkut status kewarganegaraan MPL, yang kini menjadi Warga Negara Belanda.

“Ini memerlukan proses panjang. Ada negara lain melakukan lobi. Penjelasan dubes ada upaya intens dari salah satu negara untuk melobi supaya yang bersangkutan tidak diekstradisi ke Indonesia. Ada pengacara MPL mencoba upaya hukum juga. Ada upaya semacam melakukan suap,” tambah Yasonna.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved