Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nasional

Warga Tolak Diisolasi Hingga TudingProyek Virus Corona Perkaya Dokter, IDI Beri Tanggapan Serius

Karena anggapan tersebut yang semakin menyeruak, banyak anggota masyarakat yang menolak untuk diisolasi.

Editor:
(Kolase pixabay/NIAID-RM/Institut Kesehatan Nasional / AFP)
Gambar virus corona diperbesar dengan mikroskop 

TRIBUNMANADO.CO,ID - Masyarakat di sekitar Pamekasan menilai, penanganan kasus Covid-19 hanya membuat para dokter lebih kaya.

Karena anggapan tersebut yang semakin menyeruak, banyak anggota masyarakat yang menolak untuk diisolasi.

Padahal dirinya sudah dikonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes swab.

Dilansir dari Kompas.com, Ketua Satgas Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan Syaiful Hidayat mengaku terdapat beberapa pasien positif Covid-19 yang menolak diisolasi di rumah sakit.

Selain menolak diisolasi, ada pasien yang langsung marah saat dinyatakan positif Covid-19.

Mereka justru menuding virus corona adalah proyek dokter untuk meraup keuntungan.

Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyayangkan sikap masyarakat yang tuding wabah corona sengaja dibuat untuk memperkaya dokter.

Pasalnya, banyak dari masyarakat yang masih mempercayai jika virus corona hanyalah sebuah isu.

Bahkan, mereka menudingkan jika adanya penyebaran virus corona tersebut merupakan konspirasi yang sengaja dibuat untuk dokter agar memiliki keuntungan yang besar.

Tanggapan IDI

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengaku sangat menyayangkan pemikiran-pemikiran masyarakat tentang virus corona.

Faqih juga merasa kecewa karena banyak masyarakat menolak diisolasi ketika sudah dinyatakan positif tes swab dan tudingan corona adalah proyek dokter.

Daeng mengungkapkan, kejadian seperti itu menggambarkan masih banyak masyarakat yang belum terlalu paham akan Covid-19.

"Sangat disayangkan, memang hal ini banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat," kata Daeng saat dihubungi Kompas.com, Rabu (8/7/2020).

Selain itu, banyaknya kabar bohong atau hoaks mengenai virus corona atau Covid-19 turut memperparah keadaan tersebut.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved