Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

New Normal

BESOK 9 Juli 2020, Bali Akan Melaksanakan Protokol Kesehatan New Normal

Segera diterapkan di Bali untuk penerapan protokol kesehatan new normal. Sudah ada kesepakatan pimpinan daerah, bupati/wali kota se-Bali

Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Pecalang Banjar Sumuh, Desa Adat Denpasar, melakukan penjagaan di wilayahnya, salah satunya di areal simpang enam. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan penyebaran pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Dalam penjagaan tersebut mereka mengimbau kepada masyarakat yang keluar rumah dan memasuki wilayah Banjar Sumuh untuk memakai masker. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Akan segera dimulai. New Normal di Seluruh Bali. 

Sudah ada kesepakatan pimpinan daerah, bupati/wali kota se-Bali untuk penerapan protokol kesehatan new normal

Telah sepakat New Normal di Bali akan mulai dilaksanakan 9 Juli 2020.

Hal itu terkuak dalam rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Provinsi Bali di Gedung Gajah, Jaya Sabha, Denpasar, Bali, Selasa (7/7/2020).

Dalam penerapan new normal di Bali, Gubernur Bali Wayan Koster berkeinginan seluruh desa adat di Bali bisa menerapkan Pararem Penanganan dan Pencegahan Gering Agung Covid-19.

Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra mengatakan, seluruh desa adat di Bali sudah siap dalam penerapan pararem tersebut.

"Sudah siap, tinggal bapak gub mengumumkan saja besok tanggal 9 Juli 2020 nika. Setelah diumumkan baru ada penjelasan-penjelasannya benjang. Sane mangkin tyang lagi mempersiapkan segala sesuatunya untuk besok," kata Agung Kartika saat dihubungi Tribun Bali melalui sambungan telepon, Rabu (8/7/2020) siang.

Agung Kartika menjelaskan, pararem sebagai salah satu instrumen hukum adat yang kuat dan menjadi kewenangan desa adat berdasarkan hak asal-usul.

Dengan adanya Pararem Pencegahan dan Pengendalian Gering Agung Covid-19 ini, pihaknya berharap penyebaran Covid-19 bisa ditekan.

Terlebih instrumen hukum adat berupa pararem tersebut sangat dihormati oleh krama desa adat.

"Nah ketika niki sampun diberlakukan, nah kita harapkan semua krama desa adat akan disiplin dan tertib. Tertibnya harus menyesuaikan atau beradaptasi dengan Covid-19," kata dia.

Selain itu, dengan adanya pararem tersebut masyarakat bisa mematuhi berbagai protokol kesehatan.

Sebab di pararem tersebut diatur pula perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pembatasan kegiatan berbasis desa adat, Satgas Gotong Royong, penanganan kasus Covid-19 dan ngeneng-ngening termasuk sanksi di desa adat.

"Nah secara umum nika isi peraturannya," jelas Agung Kartika.

Dirinya menjelaskan, sanksi dalam pararem tersebut lebih difokuskan pada pembinaan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved