News
Mengenal Virus ASF, Penyebab 878 Babi di Palembang Mati Mendadak, Begini Cara Penularannya
Sudah sebanyak 878 ekor babi di peternakan Talang Buruk, Palembang, secara berangsur mati mendadak.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ratusan babi di beberapa daerah ditemukan mati mendadak.
Kematian babi secara berangsur itu ternyata sudah terjadi sejak Maret 2020.
Sudah sebanyak 878 ekor babi di peternakan Talang Buruk, Palembang, secara berangsur mati mendadak.
Diduga, kematian itu disebabkan oleh demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
• INFO Terkini Gunung Merapi, Terjadi Ekstrupsi Kedua Juli 2020 setelah yang Pertama pada Tahun 2018
Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumatera Selatan, drh Jafrizal seperti dikutip dari Tribunsumsel.com mengatakan bahwa babi tersebut berasal dari Medan dan Lampung tanpa izin masuk ke Palembang.
"Kalau melihat cirinya, babi-babi itu memang diduga kena demam babi Afrika," kata Jafrizal, Sabtu (4/7/2020).
Kematian babi secara berangsur itu ternyata sudah terjadi sejak Maret 2020. Sebelumnya, Ketua Umum PDHI Drh H Muhammad Munawaroh MM telah dikabarkan bahwa sejak bulan Agustus 2019 sampai awal Desember 2019, sudah ada 20.500 ekor babi yang mati di Sumatera Utara.
Berdasarkan pengamatan gejala klinis di lapangan, perubahan patologi, dan pengujian laboratorium di Balai Veteriner Medan menunjukkan sejumlah sampel memang positif terhadap virus African Swine Fever (ASF).
Pengujian tersebut dilakukan menggunakan RT PCR terhadap sampel darah dan organ yang berasal dari babi yang mati.

• Tak Lagi Jabat Menteri, Ternyata Segini Jumlah Kekayaan Susi Pudjiastuti Si Pemilik Susi Air
Apa itu ASF?
Dijelaskan Munawaroh, ASF merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus ASF dari genus Asfivirus dan famili Asfaviridae.
"Penyakit ini berbeda dengan penyakit kolera babi atau hog cholera atau Classical Swine Fever (CSF), yang disebabkan juga oleh virus. Namun virusnya berbeda," kata Munawaroh kepada Kompas.com, Jumat (6/12/2019).
Virus CSF berasal dari genus Pestivirus dan famili Flaviviridae. Namun kedua penyakit tersebut (CSF dan ASF) tidak dapat diobati dengan antibiotik karena bukan disebabkan oleh bakteri.
Penularan virus ASF
Banyak cara yang bisa membuat virus ASF ini menyebar antar babi, yaitu:
- Kontak antar babi yang sakit dan yang sehat
- Kontak dengan cairan yang keluar dari babi sakit atau mati, seperti air kencing, kotoran, air liur dan darah
- Virus ASF ini juga dapat menginfeksi babi melalui pernapasan dan mulut atau ingesti makanan atau minuman
- Lewat kontak babi yang sehat dengan manusia, melalui peralatan, pakaian, sepatu atau alas kaki dan makanan yang telah tercemar virus babi yang sakit atau mati
- Dapat ditularkan pula melalui caplak dari genus Ornithodoros
Namun, pada saat itu ditegaskan oleh Munawaroh bahwa penyakit ASF hanya menyerang atau menjadi penyakit pada babi. Tidak akan menginfeksi hewan ternak lainnya, atau manusia.
"Penyakit ASF pada babi tidak menular ke manusia, juga hewan lainnya," jelasnya.

Gejala penyakit ASF
Ada beberapa gejala yang dapat terlihat secara jelas pada babi yang terinfeksi ASF, seperti berikut.
- Demam tinggi
- Lesu
- Tidak mau makan
- Kulit kemerahan pada daun telinga dan bagian tubuh lainnya
- Muntah kuning sampa dengan berdarah
- Semua tanda di atas juga diikuti dengan kematian babi dalam jumlah banyak.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Apa Itu African Swine Fever, Penyebab 878 Babi di Palembang Mati Mendadak?