Update Virus Corona Indonesia
Tak Terima Namanya Dicoret dari Daftar Penerima BLT, Warga Datangi Perangkat Desa, Sempat Berkelahi
Warga yang protes kemudian meminta pembagian BLT tersebut dihentikan. Mereka kemudian menyerang perangkat desa yang sedang bekerja.
TRIBUNMANADO.CO.ID, SELUMA - Gara-gara pembagian bantuan langsung tunai (BLT) perangkat desa Talang Panjang, Kecamatan Ilir Talo, Kabupaten Seluma, Bengkulu terlibat perkelahian dengan warga.
Kejadian berawal dari Jumat (26/6/2020) sekelompok ibu rumah tangga mendatangi kantor desa. Mereka melayangkan protes lantaran namanya dicoret dari daftar penerima BLT.
Kunjungan tersebut bersamaan dengan kegiatan perangkat desa yang sedang membagikan BLT di balai desa.
Warga yang protes kemudian meminta pembagian BLT tersebut dihentikan. Mereka kemudian menyerang perangkat desa yang sedang bekerja.
Sempat terjadi baku hantam antara perangkat desa dengan warga. Akibatnya dua warga terluka. Mereka pun segera diobati oleh pihak desa.
Setelah peristiwa tersebut, perangkat desa melakukan rapat dengan pihak kepolisian dan diputuskan pembagian BLT dihentikan sementara sampai pendataan ulang selesai dilakukan.
Sementara itu warga desa dan perangkat desa yang terlibat baku hantam juga sudah berdamai. Warga juga berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya.
"Warga telah berdamai dan berjanji akan rukun kembali, telah dilakukan mediasi di mapolsek," jelas Kapolsek Talo Iptu Sobri.
76 kepala keluarga dianggap mampu
Camat Ilir Talo Nopetri Elmanto mengatakan ada 290 kepala keluarga di desa tersebut.
Sebanyak 100 KK adalah penerima BLT dana deda dan 114 KK peenrima bantuan dari Dinas Sosial. Sementara sisanya, 76 dinyatakan mampu dan berkecukupan.
Menurut Nopetri adalah 30 KK yang dicoret dari daftar penerima karena tergolong sebagai masyarakat yang mampu.
Dari 30 KK yang dicoret, sebanyak 25 KK melayangkan protes hingga terjadi insiden baku hantam di balai desa.
"Kami akan menurunkan tim dari kecamatan mengecek langsung ke 25 KK tersebut bila memang dianggap tidak layak maka akan kami coret," jelas Nopetri.
Sementara itu Kepala Desa (Kades) Talang Panjang Naidi Abran mengatakan, puluhan warga yang protes itu dicoret dari daftar penerima BLT karena masuk kategori mampu.
Menurut Naidi, warga yang protes itu sebagian besar memiliki mobil dan motor. Beberapa di antara mereka juga ada yang dikenal sebagai tauke sawit.
"Mereka protes itu rata-rata punya mobil, motor, ada juga tauke sawit jadi wajar mereka tidak diberikan BLT," ungkap Naidi.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Baku Hantam dan Kisruh Pembagian BLT di Balai Desa".