Berita Sains
Sebuah Studi Baru Terkait Covid-19: Babi Dikhawatirkan Jadi 'Inang Virus Mematikan di Masa Depan'
Peneliti Jerman meragukan penelitian ini dan mengklaim bahwa hewan ternak seperti babi dan ayam tidak mampu membawa virus.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Sebuah studi baru menyebutkan babi perlu dipantau karena khawatir bisa "menjadi perantara pandemi di masa depan".
Dilansir dari Daily Star, Jumat (26/6/2020), sekarang sekelompok peneliti telah mendesak para petani untuk berhati-hati dengan babi.
Ini dikarenakan sebuah studi yang menemukan bahwa babi dan kucing memiliki sel-sel yang rentan terhadap virus corona.
“Mengingat pandemi Covid-19 masih terus berkembang dan galur Sars-CoV-2 terus berkembang."
"Kita perlu terus memantau dan mengevaluasi kemungkinan babi untuk menjadi inang perantara pandemi masa depan,” tulis tim China dalam penelitian tersebut dikutip oleh South China Morning Post (SCMP).
Namun, peneliti Jerman meragukan penelitian ini dan mengklaim bahwa hewan ternak seperti babi dan ayam tidak mampu membawa virus.
Friedrich-Loeffler-Institut Jerman memulai penelitian infeksi pada babi, dengan mengatakan:
“Dalam kondisi percobaan, babi maupun ayam tidak rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2."
"Menurut pengetahuan saat ini, mereka tidak terpengaruh oleh virus dan karenanya tidak menimbulkan risiko potensial bagi kesehatan manusia."
Tetapi Dr Gregory Gray, seorang ahli epidemiologi dan profesor penyakit menular di Universitas Duke, mengatakan bahwa hasil penelitian Jerman mungkin tidak didasarkan pada kondisi dunia nyata.
“Orang bertanya-tanya apakah banyak virus menjadikan babi sebagai perantara penularan yang kuat," katanya kepada SCMP.
Dr Gray mengklaim bahwa peternak atau penjagal hewan mungkin bisa rentan terhadap infeksi baru.
Sampai sekarang ini hanya hewan hidup yang dianggap sebagai pembawa virus, bisa saja membawa virus covid-19 dan menularkannya ke manusia yang mengkonsumsi daging tersebut.
Namun, China melarang impor daging babi dari pabrik daging Jerman setelah lebih dari 650 pekerjanya terinfeksi.
Kementerian Perdagangan China telah berjanji untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan negara-negara lain untuk memastikan keamanan impor pangan.