Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Per Hari Ini, Covid-19 Sudah Menelan Korban Jiwa Lebih dari 500.000 Orang, AS dan Brasil Terparah

Amerika Serikat dan Brazil, berturut-turut menempati posisi negara terparah di Benua Amerika yang diserang wabah virus corona

Editor: Finneke Wolajan
Shutterstock
Ilustrasi karantina virus corona 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Dunia masih menghadapi pandemi virus corona. Angka pasien terinfeksi pun makin bertambah.

Seiring dengan itu, pandemi Covid-19 ini telah memakan korban jiwa hingga 500.000 dengan kasus positif melebihi 10 juta.

Amerika Serikat dan Brazil, berturut-turut menempati posisi negara terparah di Benua Amerika.

Worldometers.info, menghitung hari ini, total kematian global sebanyak 501.469, dari kasus sebanyak 10.089.983.

Penderita covid-19, penyakit yang diakibatkan virus corona baru, di AS menembus angka 2,5 juta, dengan kematian sebanyak 128.152.

Posisi di bawahnya adalah Brazil, dengan kasus positif covid-19 sebanyak 1.315.941 dengan kematian 57.103.

Negara dengan penderita terbanyak ketiga adalah Rusia, yang masuk kategori wilayah Eropa, sebanyak 627.646 kasus dengan kematian 8.969.

Untuk kawasan Benua Asia India menjadi yang tertinggi, sebanyak 529.889 kasus, dengan kematian 16.112.

Menurut pemerintah India, seperti dilaporkan aljazeera.com, Minggu, 28 Juni 2020, terjadi lompatan kasus 18.500 pada hari Sabtu.

Dalam foto yang diambil pada 3 Juni 2020 ini, kerabat menyiapkan pembakaran kremasi untuk seseorang yang meninggal karena virus corona Covid-19, di tanah kremasi Nigambodh Ghat di New Delhi. Antrean pelayat menunggu  di pintu masuk ke krematorium terbesar di New Delhi ketika tumpukan korban coronavirus di dalam menunggu dibakar. Nigambodh Ghat telah bekerja lembur sejak New Delhi, India menjadi hotspot pandemi. Tetapi hanya tiga dari enam tungku yang digunakan untuk mengkremasi korban Virus Corona.
Dalam foto yang diambil pada 3 Juni 2020 ini, kerabat menyiapkan pembakaran kremasi untuk seseorang yang meninggal karena virus corona Covid-19, di tanah kremasi Nigambodh Ghat di New Delhi. Antrean pelayat menunggu di pintu masuk ke krematorium terbesar di New Delhi ketika tumpukan korban coronavirus di dalam menunggu dibakar. Nigambodh Ghat telah bekerja lembur sejak New Delhi, India menjadi hotspot pandemi. Tetapi hanya tiga dari enam tungku yang digunakan untuk mengkremasi korban Virus Corona. (SAJJAD HUSSAIN / AFP)

Pandemi diperkirakan belum akan mencapai puncaknya di India selama beberapa minggu lagi dan para ahli mengatakan jumlah kasus bisa melewati satu juta sebelum akhir Juli.

Beberapa pemerintah negara bagian sedang mempertimbangkan untuk menerapkan penguncian baru.

Penguncian nasional yang ketat yang dimulai 25 Maret lalu, sudah secara bertahap berkurang karena menimbulkan krisis ekonomi.

Virus ini terutama menyerang kota-kota berpenduduk padat di India dan sekarang ada kekhawatiran besar bagi New Delhi yang telah melampaui Mumbai dengan hampir 80.000 kasus.

Pemerintah kota New Delhi memperkirakan akan memiliki 500.000 kasus pada akhir Juli.

Padahal ini pemkot sudah menggunakan gerbong kereta api untuk menampung pasien dan telah mengambil alih hotel dan ruang perjamuan untuk merawat pasien, karena rumah sakit sudah tak punya ruang kosong perawatan lagi.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved