News
Serma Rama Wahyudi, Prajurit Misi Perdamaian PBB yang Gugur di Kongo, Ibunda: Semua Punya Waktu
Kepergian Serma Rama Wahyudi ke pangkuan Ibu Pertiwi meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, khususnya ibunda tercinta Wagini.
Namun sekarang, Wagini tak mungkin mendapatkan kasih sayang itu lagi, lantaran Serma Rama Wahyudi sudah dipanggil Illahi untuk selama-lamanya mengikuti ayahnya yang meninggal tahun 2017 karena sakit.
"Saya berharap, cukup anak saya yang gugur dalam bertugas. Prajurit-prajurit yang lainnya harus pulang kembali dengan keadaan tanpa suatu apapun," pungkasnya.
Prajurit TNI Rama Wahyudi Sempat Video Call ke Keluarga Sebelum Gugur
Suasana duka menyelimuti rumah mertua Serma TNI Rama Wahyudi di Jalan Garuda Sakti, Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (24/6/2020).
Rama Wahyudi merupakan prajurit TNI Angkatan Darat dari Detasemen Peralatan (Denpal) 1/4 Pekanbaru.
Rama dikabarkan gugur saat menjalankan misi perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo.
Sejumlah karangan bunga dukacita tampak berderet di pinggir jalan depan rumahnya.

Ucapan belasungkawa mengalir mulai dari Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Pangdam I/Bukit Barisan, Komandan Korem 031/Wira Bima, Komandan Kodim 0313/Kampar Letkol Inf Aidil Amin dan yang lainnya.
Istri almarhum Wahyudi, Anita (36) terlihat sedang duduk di sofa depan rumah.
Anita sambil mengenakan mukena ditemani beberapa keluarganya.
Air mata berlinang di wajah Anita.
Dia teramat sedih dengan kepergian suami tercinta. Sesekali ia mengusap air matanya dan berusaha untuk tegar menghadapi musibah itu.
Ia pun bersedia diwawancarai Kompas.com yang datang ke rumah duka, Rabu siang.
Sempat video call sebelum penyerangan
Anita menceritakan, sebelum mendapat kabar suaminya meninggal, ia sempat berkomunikasi lewat video call.