Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Sulut

Hengky Wijaya: Virus Mati Lapar Lebih Bahaya dari Covid-19

Pemilik Manado Town Square (Mantos) Hengky Wijaya mengatakan, kalangan pengusaha menaruh harap besar seiring keluarnya Pergub Nomor 44 tahun 2020

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Istimewa
Hengky Wijaya 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pemilik Manado Town Square (Mantos) Hengky Wijaya mengatakan, kalangan pengusaha menaruh harap besar seiring keluarnya Pergub Nomor 44 tahun 2020 tentang
Pedoman Adaptasi Kebiasaan Bbaru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Provinsi Sulut.

"Semoga dengan ada Pergub, tempat usaha bisa buka normal. Mantos bisa beroperasi lagi. Kita kan sebenarnya tidak disuruh tutup tapi inisiatif sendiri melihat kondisi yang ada tapi belakangan sudah seperti ini," kata Hengky usai menerima kunjungan Gubernur Sulut, Olly Dondokambey dan Forkompimda di Mantos I, Kamis (25/06/2020).

Ia katakan, pusat perbelanjaan siap buka dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara ketat.

Hengky mengatakan, ia sempat diledek sesama pengusaha dan investor gerai. "Ada yang bakusedu, tinggal Manado yang mal-nya masih tutup. Di seluruh Indonesia kan tinggal Manado yang belum buka," katanya.

BREAKING NEWS Hingga Kamis, 25 Juni Positif Covid-19 di Sulut Bertambah 46, Total Ada 938 Kasus

Pengusaha ini bilang, mau tidak mau semua harus menghadapi kebiasaan baru di tengah pandemi. Ia memberi contoh dirinya. Sudah berusia 60 tahun, ia tetap beraktivitas seperti biasa tapi disiplin menjalankan protokol pencegahan Covid-19.

"Kulit tangan saya terkelupas karena terlalu sering pakai hand sanitizer. Masker tak pernah lepas. Umur 60-an masih aktivitas normal. Kuncinya di diri masing-masing," katanya.

Hengky bilang, pertimbangan agar mal segera dibuka, ribuan tenaga kerja menggantungkan hidup di sana. Mantos sendiri memiliki 500 karyawan.

Mantos Rencana Buka Lagi 1 Juli 2020, Hengky Wijaya: Semoga Wali Kota Tergerak Hati

"Karyawan tenant, gerai yang ada di Mantos, 4.500 orang, jadi total ada 5 ribu lebih, " katanya.

Hengky bilang, sebagai owner, pihaknya memberi diskon besar ke tenant ketika beroperasi. Alasannya, semua pihak terdampak Covid-19.

"Kita tidak cari untung besar. Bagaimana mal bisa buka sehingga karyawan dapat gaji. Semua lagi susah. Kalau buka kan karyawan digaji full," kata Hengky.

Ia bilang, semakin lama mal ditutup, semakin besar dampaknya. Tidak hanya karyawan saja kesulitan Pengusaha pun bisa kolaps. Ia mempertanyakan apakah pemerintah sanggup memberi stimulus atau subsidi nanti ketika terjadi kemunduran ekonomi.

Rupiah Kembali Melemah ke Level Rp 14.174 Per Dolar AS

"Perusahaan sehat sekali, cashflow-nya bisa terjaga, bisa tahan paling tiga bulan. Perusahaan biasa-biasa dua bulan. Ada yang musti terima pendapatan dulu baru bisa jalan," katanya.

Ia berharap Pemerintah Kota Manado segera memberi izin mal beroperasi sehingga bisa mengurangi dampak ekonomi akibat Covid-19.

"Jangan sampai dampak lebih buruk. Sebab virus mati lapar lebih bahaya dari Corona. Orang mau sehat, makan bergizi bagaimana kalau tidak kerja tidak ada penghasilan. Hari-hari makan nasi Supermie?" ujarnya.

Apalagi, memasuki tengah tahun, kebutuhan masyarakat meningkat seiring mendekati tahun ajaran baru. Musim anak-anak masuk kuliah atau naik jenjang sekolah yang membutuhkan pengeluaran ekstra.(ndo)

Lewati 50 Ribu Kasus, Virus Corona di Indonesia Bertambah 1.178 Kasus Dalam 24 Jam Terakhir

 
 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved