Nasional
Gubernur Jatim Punya Waktu 2 Minggu untuk Pembuktian, Khofifah: Pak Presiden . .
Jokowi tegaskan kasus virus corona di Jawwa Timur tak bisa diabaikan begitu saja.
"Tidak mudah mengajak masyarakat, halalbihalal secara digital saja ternyata dianggap kurang afdol," kata Khofifah.

Khofifah lalu menjabarkan hasil temuan dari IKA Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Dari kajian IKA, Khofifah menjelaskan, terdapat 81,7 persen tempat ibadah yang masih aktif.
Sebanyak 70,6 persen pengunjung tak mengenakan masker dan 64,6 persen tak menjaga jarak. Kondisi serupa juga terjadi di pasar-pasar tradisional.
Sebetulnya, pihak Pemprov Jawa Timur telah berulang kali membagikan masker dan pelindung wajah.
"Pasar tradisional meski sudah dibagikan masker berkali-kali kami juga minta menggunakan face shield, tapi masih 84,1 persen tidak menggunakan masker," kata dia.
Kondisi tersebut berpotensi memmunculkan klaster baru di titik-titik kerumunan.
"Pada posisi seperti inilah yang kemudian munculnya klaster-klaster baru, terutama di titik yang potensi kerumunan massa itu berasal," kata dia.
Sempat Menekan Cepatnya Penularan Covid-19
Dalam kesempatan itu, Khofifah mengaku pihaknya sempat menekan tingkat penularan (rate of transmission).
Kondisi tersebut terjadi setelah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya Raya yang berakhir pada 8 Juni 2020.
"Pak Presiden, sebetulnya kami sudah sempat mendapatkan satu kebahagiaan ketika tanggal 9 Juni sebetulnya rate of transmission di Jawa Timur itu sudah 0,86 persen," kata Khofifah di depan Presiden Joko Widodo seperti dikutip YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (25/6/2020).

Data di Jawa Timur
Seperti diketahui, hingga Rabu (24/6/20200, di Jawa Timur tercatat 10.263 kasus positif Covid-19.
Detail rinciannya, 3.3236 pasien sembuh, 6.043 dirawat, dan 767 meninggal.