Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Konflik China dan India

Analis Sebut, Serangan China ke India Hanya Karena Xi Jinping Putus Asa untuk Tidak Terlihat Lemah

Pertempuran antara India dan China di wilayah Pegunungan Ladakh menjadi kekerasan yang terburuk dalam 45 terakhir.

Editor: Rizali Posumah
KONTAN
Presiden China Xi Jinping saat mengunjungi Wuhan, China. 

Kemudian ada penyergapan hari Senin, mengubah segalanya. Situasi ini berpotensi besar memicu perselisihan yang selama ini terpendam.

Pada hari Sabtu (20/6/2020), China menuduh India melakukan "aksi provokasi yang disengaja", dan mengkritik pembangunan infrastruktur di daerah tersebut.

Tetapi konstruksi India telah berada di dalam wilayah yang dikontrolnya.

"Ini tampaknya menjadi dorongan yang jauh lebih terpadu pada bagian China untuk mengubah status quo," kata Andrew Small, rekan senior di German Marshall Fund kepada The Guardian.

Dia memperingatkan bahwa informasi tentang daerah perbatasan itu terpisah-pisah, dan sebagian besar dari sumber-sumber India dilengkapi dengan gambar satelit.

Akan tetapi, ada gambaran yang jelas tentang kehadiran pasukan China yang terus meningkat.

Small menambahkan, "Militer China telah memperkuat posisinya di banyak lokasi, tidak hanya melakukan patroli di seluruh LAC tetapi membangun infrastruktur dan mempertahankan kehadiran yang berkelanjutan."

Dia juga menilai, sangat mustahil bahwa para komandan di perbatasan akan merencanakan penyergapan mematikan semacam itu tanpa persetujuan diam-diam dari tingkat tertinggi.

China sendiri kini menghadapi banyak masalah dan tengah berjuang melawan beberapa krisis.

Ekonominya hancur oleh virus corona. Hubungan dengan Amerika Serikat berada di salah satu titik terendah sejak hubungan diplomatik dibangun kembali pada 1970-an.

Hong Kong dalam pemberontakan dan pengenaan Beijing atas undang-undang keamanan di sana telah memicu kemarahan internasional.

Pemerintah China juga telah melancarkan perang dagang dengan Australia mengenai tuntutannya untuk penyelidikan asal-usul Covid-19, dan berselisih dengan Kanada mengenai ekstradisi eksekutif senior dari raksasa teknologi Huawei.

Beberapa analis percaya bahwa agresi di perbatasan India adalah respons terhadap tekanan domestik ini, dari seorang pemimpin yang putus asa untuk tidak terlihat lemah pada kedaulatan nasional.

"Saya merasa umumnya ini merupakan respons terhadap tekanan yang dirasakan Xi," kata Taylor Fravel, direktur program studi keamanan di Massachusetts Institute of Technology.

“Karena Covid dan kritik yang dihadapi China secara internasional, krisis ekonomi di dalam negeri, dan kemunduran yang terjadi pada hubungan Tiongkok-AS, (Beijing) mengambil sikap keras terhadap sejumlah masalah kedaulatan sebagai cara memberi sinyal bahwa China tidak akan takut," kata Fravel kepada The Guardian.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved