Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Donald Trump Disebut Pernah Minta Tolong ke Presiden China Xi Jinping Agar Menang dalam Pemilu

Beredar kabar bahwa Donald Trump pernah minta tolong ke Presiden China Xi Jinping untuk menangkan kembali pemilu.

Editor: Glendi Manengal
Sputnik News
Presiden Tiongkok Xi Jinping (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hubungan AS dan China yang kian memanas, terkait beberapa hal.

Kini beredar kabar bahwa Donald Trump pernah minta ke Presiden China Xi Jinping untuk menangkan kembali pemilu.

Terkait hal tersebut, Mantan penasihat keamanan nasional Presiden AS Donald Trump, John Bolton, mengatakan pada hari Rabu bahwa Trump meminta bantuan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk memenangkan pemilihan kembali dalam pertemuan tertutup Juni 2019.

Suasana saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berkampanye di Charlotte, North Carolina, 2 Maret 2020.
Suasana saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat berkampanye di Charlotte, North Carolina, 2 Maret 2020. (REUTERS/LUCAS JACKSON)

Mata Najwa Bahas Kasus Novel Baswedan, Eks KPK: Ada Polisi Mewakili Kejahatan, Sandiwara Nggak Lucu

Melansir Reuters, Bolton, yang dipecat Trump pada September setelah 17 bulan di pekerjaan Gedung Putih, juga mengatakan bahwa presiden AS telah menyatakan keinginan untuk menghentikan penyelidikan kriminal untuk memberikan bantuan pribadi kepada diktator yang disukainya. Hal itu dikutip dari laporan New York Times.

Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait hal ini.

Tuduhan itu merupakan bagian dari sebuah buku di mana pemerintah AS tengah berupaya keras untuk memblokirnya dari penerbitan.

Alasannya, buku itu berisi informasi rahasia dan akan membahayakan keamanan nasional.

Kutipan dari buku berjudul “The Room Where It Happened: A White House Memoir” diterbitkan di Wall Street Journal, New York Times, dan Washington Post.

Reuters memberitakan, baru empat bulan yang lalu, Senat yang dikuasai Partai Republik memilih untuk membebaskan Trump atas tuduhan yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang dipimpin Demokrat terkait dari transaksi dengan Ukraina.

Ini merupakan kejadian ketiga kalinya dalam sejarah AS bahwa seorang presiden telah dimakzulkan.

Tuduhan Bolton memberikan amunisi baru kepada para kritikus sebelum pemilihan presiden AS yang akan berlangsung 3 November mendatang, termasuk percakapan di balik layar Trump dengan Xi, yang dalam satu kasus menyinggung topik pemungutan suara AS.

"Trump kemudian, secara menakjubkan, mengalihkan pembicaraan ke pemilihan presiden AS mendatang, menyinggung kemampuan ekonomi China dan memohon kepada Xi untuk memastikan dia menang," tulis Bolton, seperti yang dikutip dari bukunya yang diterbitkan di Wall Street Journal.

Dituliskan pula, "Dia menekankan pentingnya petani dan meningkatkan pembelian kedelai dan gandum China dalam hasil pemilu."

Bolton mengatakan bahwa Demokrat salah dalam penyelidikan impeachment mereka dengan hanya berfokus pada Ukraina, mengingat apa yang dia katakan adalah jumlah percakapan yang tak terhitung banyaknya di mana Trump menunjukkan "perilaku fundamental yang tidak dapat diterima yang mengikis legitimasi kepresidenan."

"Seandainya mereka meluangkan waktu untuk bertanya lebih sistematis tentang perilaku Trump di seluruh kebijakan luar negerinya, hasil impeachment mungkin berbeda," tulis Bolton dalam Wall Street Journal.

Presiden As, Donald Trump
Presiden As, Donald Trump (FOTO: REUTERS)
Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved